- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 433
Sambil membawa paha ayain, Tracy bersiap turun ke bawah untuk mencmui Daniel.
Saat baru membuka pintu, dia malah menyadari bahwa Danicl sudah berdiri di depan pintu rumahnya.
Bayangan yang tinggi menjulang di tengalı kegelapan terlihat sangat misterius dan dingin.
Tracy sangat terkejut dan segera menoleh dengan panik. Untung saja Carlos sudah masuk ke kamar
mandi, schingga tidak ada orang di ruang tamu.
“Untuk apa kamu naik?” Tracy buru–buru mendorong Daniel keluar.
“Sudah pukul 10!” Daniel menatapnya dengan dingin.
“Anak–anak masih belum tidur.
Tracy menggunakan tangan yang memegang pala ayam untuk menunjuk ke dalam rumah, kemudian
menyadari bahwa tangannya sedang memegang paha ayam, dia pun menjadi sedikit canggung,
menyembuyikannya di belakang punggungnya.
Daniel mengernyit dan menatapnya dengan tidak senang.
“Bagaimana jika kamu menunggu di bawah atau ganti hari lain... Tracy berkata dengan hati–hati,
“Jangan marah, coba maklumilah perasaan seorang ibu. Aku tidak inungkin sembarangan
Incninggalkan anak untuk pergi kencan, kan? harus punya tanggung jawab.”
“Dua puluh menit.” Daniel melihat jam tangannya, lalu berbalik badan dan masuk ke lift.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtTracy sungguh tidak bisa berkata apa–apa, tetapi dia juga hanya bisa masuk ke rumah. Anak–anak
sudah selesai mandi, lalu sambil bernyanyi, mereka masuk ke kamar bersiap tidur.
Tracy membereskan makanan yang belum selesai dimakannya, lalu pergi ke kamar mandi mencuci
tangan, Setclah itu, dia masuk ke kamar melihat anak–anaknya.
Carla scdang berbaring di ranjang dengan memakai baju tidur bergambar stroberi yang sangat
menggemaskan. Satu tangannya memegang botol susu dan satu tangannya lagi memeluk boneka
alpakanya, sambil mendengar musik.
Tracy masuk dan menciumnya, serta berpesan agar cepat tidur setelah selesai minum susu.
Carla menganggukkan kepala dengan patuh. Tidak lama kemudian, matanya pun sudah terpcjan.
Di sisi lain, Carlos juga sudah selesai mandi, sekarang sedang berbaring di ranjang dan membaca
buku.
Sedangkan Carles bersandar di kursi roda dan para kakak perawat sedang mengurus lukanya.
Tangannya sedang memainkan rubik, matanya mulai tidak fokus.
“Mami, ada apa?” Saat melihat Tracy, Carlos segera meletakkan bukunya, lalu mendongak dan
bertanya pada maminya.
“Mani mau pergi sebentar. Besok pagi Mami akan membuat sarapan untuk kalian. Kalian mau makan
apa?”
Tracy micrasa dirinya terlalu sibuk belakangan ini, sehingga tidak bisa menemani anak–anak dengan
baik, maka hatinya pun merasa bersalah.
Namun, sekarang jika tidak keluar, Daniel pasti akan mengamuk.
“Aku mau makan bakpio berbentuk babi.” Mendengar tentang makanan, Carles segera tersadar
kembali.
“Bagiku, apa pun boleh. Asalkan itu buatan Mami, aku pasti menyukainya” Carlos berkata dengan
pengertian, “Mami, jika ada urusan, Mami pergi saja, tidak perlu mengkhawatirkan kami.”
“Benar, di sini ada kami,” kata para perawat.
“Ya, tidurlah dengan nyenyak.”
Setelah berpesan, Tracy kembali ke kamarnya dan ingin ganti baju. Namun, dia menyadari bahwa
sudah lewat belasan menit, maka dia pun buru–buru turun ke bawah, bahkan sepatu pun tidak sempat
diganti.
Area komplek sangat besar, setelah keluar dari lift, Tracy harus berlari hingga akhirnya sampai di pintu
depan dalam satu menit. Hampir saja dia ditabrak olch sebuah mobil, membuatnya terjatuh karena
terkejut. .
Pemilik mobil itu menjulurkan kepalanya dan memaki, “Kenapa berlari terburu–buru seperti itu? Gila!”
Kemudian, mobil itu melaju pergi.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmTracy duduk di tanah sambil terengah–cngah. Sctelah beberapa lama, barulah dia bernapas dengan
sedikit normal, lalu dia pun berjuang untuk berdiri. Dia melihat Daniel berdiri di samping mobil sambil
menatapnya dengan dingin.
Tracy menyeret kedua kakinya yang tidak bertenaga, berjalan menghampiri pria itu, lalu berkata
dengan terengah–engah, “Ayo, pergi.”
Kemudian, dia masuk ke mobil dan langsung duduk lemas di kursi, dengan napas yang sangat
lerengah–engah.
“Saat berjalan, harus mclihat jalan.” Saat menyalakan mesin mobil, Daniel berkata dengan nada dingin.
“Bukankah itu demi segera bertemu denganmu?” Tracy menjawab dengan kesal, “Dengan
temperamen jelekmu, bukankah kamu akan mencekikku sampai mati, jika aku datang terlambat?”
Daniel tidak berbicara, ia terus menyetir.
“Sungguh membuatku lelah... Tracy mengipasi dirinya menggunakan tangannya. Dia ingin memutar
tutup botol dan minum air, tetapi karena terlalu lelah, kedua tangannya sangat lemas,
hingga tidak bisa memutar botol itu.
Tubulimu terlalu lemah. Hanya berlari sedikit, sudah tercengah–engah seperti itu.”
Daniel menatap Tracy sambil mengernyit, ckspresinya sangat meremehkan, tapi dia malah
mengulurkan tangan dan meinbåntunya membuka tutup botol.