- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 474
Beberapa pria bertubuh tinggi dan besar masuk, tatapan mereka ganas.
Tracy panik dalam hati dan mundur dengan ketakutan, “Apa yang ingin kalian lakukan?”
Beberapa pria itu tidak bicara, mereka hanya mendekatinya dengan agresif...
Tracy mengambil vas bunga di samping melempar ke arah mereka, tetapi salah satu pria itu berhasil
mencekal lengannya.
Kemudian, pria itu bagaikan macam tutul yang langsung menerkam ke arahnya...
“Tolong, to.....”
Tracy tidak sempat berteriak, pria itu telah melemparnya ke ranjang, lalu mengeluarkan sabuk kulit dan
mencambuknya dengan bengis.
“Arh....” Tracy berteriak kesakitan. Ia ingin meronta, namun dengan cepat tubuhnya ditekan oleh pria
lain. Pria itu mengikat langan dan kakinya di atas ranjang, lalu menikmati siksaan Tracy dengan
senang.
Ada satu pria lagi berada di sebelah kamera, mulutnya mengeluarkan suara tawa jahat dan seram.
Pria itu terus mencambuknya dengan sekuat tenaga.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtPakaian di tubuh Tracy dengan cepat robek, karena sabuk kulit itu. Ia menangis berseru kesakitan dan
tak berhenti berteriak minta tolong. Tetapi, tidak ada satu pun orang yang datang menyelamatkannya
Di kamar satu lagi, Devina berbaring di atas ranjang sambil memejamkan mata. Ia sedang
Suara teriakan Tracy adalah musik terindah baginya, ia sangat menikmati perasaan ini.
Sclain itu, sejak awal sampai akhir, ia sama sekali tidak melihat Tracy, ia hanya memberi perintah
dengan tenang, “Berikan video itu pada Daniel.”
“Baik.” Asisten wanitanya bernama Sarah, langsung mengirimkan video itu.
Dengan cepal ponsel Devina berdering. Asisten bergegas memberitahukannya, “Tuan Daniel yang
menclepon.”
Devina memberikan instruksi tangan. Asisten menjawab panggilan itu dan membuka mode pengeras
suara.
“Devina Wallance, aku akan membunuhmu!!”
Terdengar raungan keras, scria aura dingin Daniel dari sebrang telepon.
Ckck.” Devina mendesah pelan, “Keponakanku yang baik, kenapa kamu begitu gelisah? Ini belum
apa–apa, video selanjutnya lcbih menakjubkan.
“Kau berani??” Aura membunuh Danicl bcrapi–api, ia seperti seckor singa yang akan menerkam keluar
dari ponsel.
“Hehe...” Devina tertawa ringan, “Kita keluarga Wallance, apa yang kita takuti?”
Satu jawaban ini membuat Daniel yang di sebrang terdiam. Beberapa detik kemudian, akhirnya ia
berkompromi, “Lepaskan dia, aku akan membiarkanmu bertemu kakek!”
“Begini baru benar.” Ujung bibir Devina menyunggingkan senyuman memuaskan, lalu memerintah
dengan arogan, “Segera minta mereka berhenti. Itu adalah orang kesayangan Tuan Daniel kita. Jika
sampai menyentuhnya, aku tidak akan mengampuni kalian.”
“Baik.” Sarah segera ke depan menghentikannya.
Di dalam kamar, Tracy telah dicambuk hingga kulitnya berdarah ‘Terbaring tak bergerak di ranjang, ia
menangis hingga suaranya serak.
Sedangkan, tiga orang pria itu telah melepaskan baju bersiap menerkamnya...
Di saat ini, pintu kamar tiba–tiba terbuka. Sarah memerintah, “Berhentil”
“Pakaian sudah dilepaskan, biarkan kami mecicipinya dulu?”
Beberapa pria itu tidak rela menyudahinya.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Kalian ingin mati?” Sarahi memerintah, “Ia adalah wanitanya Tuan Daniel. Memberinya pelajaran saja
sudali cukup, kalian sungguh ingin menyentulinya?”
Beberapa pria itu langsung kciakutan begitu mendengar Tracy adalah wanita Tuan Daniel. Mereka
bergegas mundur.
“Enyahlah!” perintah Sarah
“Baik.” Mercka bergegas meninggalkan kamar.
Tracy berusaha keras mendongakkan kepala menatap wanita di ambang pintu itu...
“Tuan Daniel sudah mengalah demi dirimu. Majikan kami sangat puas.” Sarah tersenyum, “Kamu
tenang saja, aku akan segera memanggilkan dokter untuk mengobatimu dan tidak akan membiarkan
siapa pun menyakitimu lagi.”
Setelah berbicara, Sarah pun keluar dari kamar itu.
Tracy berbaring di ranjang dengan lemah. Seluruh tubuhnya menjadi berat, pandangannya mulai
mengelap. Sesaat kemudian, ia pingsan...
Tak berapa lama, seorang dokter wanita inasuk bersama dua orang perawat. Mereka mulai mengobati
luka Tracy.