- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 484
Daniel menarik sehelai tisu keluar, lalu membersihkan air liur di lengannya dengan teliti.
Bahkan, pipi mungil tembem Carla, serta bibir merah mudanya juga dibersihkan bersama, kemudian ia
melempar tisu ke dalam tong sampah yang tak jauh darinya dengan sempurna….
Segalanya telah selesai. Ia mendesah, dalam hati pun mendesah. Membesarkan anak sungguh
melelahkan!
Entah bagaimana Tracy melaluinya beberapa tahun ini.
Satu anak saja sudah cukup melelahkan, terlebih lagi tiga anak….
“Bam!” Tiba-tiba sebuah benda jatuh.
Daniel menoleh, pistol mainan yang didekap Carles jatuh ke lantai. Carles membalikkan badan, ia
hampir saja jatuh dari ranjang.
Daniel segera mengulurkan kakinya menahannya. Carles lalu memeluk kakinya seperti seekor koala
yang memeluk batang pohon, tidak ingin melepaskannya.
Dalam seketika, lengan kiri dan kaki kanan Daniel dipeluk erat-erat oleh kedua anak, lalu postur
tubuhnya ini seperti sedang bermain akrobat. Ia membeku di sana, sama sekali tidak bergerak.
Daniel mencoba menarik kakinya, tetapi begitu ia bergerak sedikit, Carles semakin memeluknya erat.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtIa lalu mencoba menarik lengannya, Carla juga memeluknya dengan erat, tidak ingin
melepaskannya…
Bagus sekali, keduanya tidak bisa ditarik!
Daniel sekalian saja berdiri dengan postur seperti ini. Ia yang tak terkalahkan, yang mudah
menyelesaikan masalah apa pun yang ia temui. Hari ini ia tak percaya, masa hal sepele seperti ini saja
tidak bisa ditangani olehnya?
Satu menit, dua menit , sepuluh menit, dua puluh menit berlalu….
Daniel masih belum merasakan apa-apa, tetapi ketika satu jam berlalu, kakinya mulai
mati rasa.
Ryan bersiap masuk untuk menolongnya. Tepat di saat ini, ia tiba-tiba melihat Carlos sedang membuka
mata dan memandang Daniel dengan datar!
Tatapan itu seolah seperti melihat seorang pahlawan!
Daniel sama sekali tidak menyadari Carlos sudah bangun. Ia masih bertahan hingga Carles kentut…
“Puttt..”
Daniel memejamkan mata, mengernyitkan kening dan menahan napas.
Lubuk hatinya sudah mau runtuh.
Astaga, mahkluk apa ini?
Peluk lengan peluk kaki tidak masalah.
Tapi, mereka malah berliur dan kentut!!
“Bau sekali, bau sekali!” Carlos menggunakan tangan mengipas-ngipas, ia mengatakan, “Kemarin
Carles pasti makan ubi.”
“Bau, bau, bau.” Roxy yang tertidur di samping bantal Carles juga berseru sambil mengepakkan sayap.
Carla membalikkan badan dan menangis. Di saat ini, tangan kecilnya juga melepaskan lengan Daniel,
lalu menggosok matanya dengan gemas.
“Kenapa?”
Lengan Daniel telah dilepaskan, tetapi ia sama sekali tidak tenang. Ia mengira dirinya telah berbuat
salah, hingga Carla merasa tidak nyaman.
“Abaikan saja dia, sedang mengigau.” Carlos membangunkan Virly yang tertidur di sampingnya.
Virly terkejut ketika melihat postur tubuh Daniel. Ia bergegas berlari dan melepaskan . lengan Carles,
lalu bertanya dengan hati-hati, “Presdir Daniel, Anda baik-baik saja, ‘kan?”
“Tidak apa!” Daniel baru saja berjalan satu langkah, seolah satu kaki yang mati rasa
itu sudah mengeras membeku.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmTetapi, ketika mengingat Carlos masih menatapnya. Ia bersikeras seperti baik-baik saja dan
melangkah besar berjalan keluar.
“Paman Daniel….”
Ketika Daniel tiba di ambang pintu, tiba-tiba Carlos memanggilnya.
“Hm?” Daniel menoleh memandangnya.
“Terima kasih!” ucap Carlos dengan suara ringan. Walaupun ucapannya sederhana, namun tatapannya
yang dulu penuh waspada, telah berubah menjadi lebih akrab.
“Sama-sama.” Daniel menyunggingkan senyuman, “Istirahat baik-baik!”
Lalu, ia berjalan keluar….
Setelah pintu ditutup, ia mengernyitkan kening dan menarik napas. Ia menepuk kakinya pelan-pelan.
Ketika kedua kakinya disentuh sedikit saja, ia merasa sedang disengat listrik
“Tuan Daniel, Anda baik-baik saja?” Ryan mempercepat langkah memapahnya.
“Tidak apa.” Daniel berpura-pura arogan lagi, “Aku bisa kenapa?”
“Membesarkan anak tidak mudah, ‘kan?” Ryan tersenyum bercanda, “Apalagi menjaga tiga orang anak
sekaligus.”
“Apanya yang tidak mudah?” Daniel menyangkal tidak senang, “Hanya tiga anak kecil, itu mudah.”