- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 490
Di dalam mobil, Daniel terus memandang hasil laporan DNA itu. Hatinya sangat senang….
la seolah sedang bermimpi, tiba-tiba diberikan sebuah kejutan besar!
Membuatnya merasa langit tidak mengabaikannya, memberikan hadiah terbaik untuknya.
Ketiga anak itu seperti malaikat, tiba-tiba turun ke dalam dunianya….
Ia sangat menyesal, dulu saat tahu keberadaan tiga anak itu. Kenapa ia tidak segera melakukan tes
DNA, malah dengan bodohnya mencurigai mereka adalah anak orang lain?
. Sekarang setelah dipikir-pikir, dulu Tracy pasti sangat kecewa dan sedih…
Ia menyembunyikan hal ini, mungkin karena takut.
Daniel teringat saat itu, ia menggunakan kekerasan mengancamnya. Ia benar-benar menyesal di
dalam hati…
Wanita bodoh, kenapa tidak bilang padaku?
Ia bersumpah di dalam hati, kedepannya harus bersikap lebih baik berkali-kali lipat kepadanya.
Tidak boleh membuatnya merasa sedih lagi….
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Benar-benar tak diduga, ini momen terpenting.” Ryan mendesah, “Sekarang tak perlu cemas lagi.
Entah trik apa yang dilakukan Presdir Devina, ia tidak akan dapat mengalahkan keberadaan tiga anak.
Anda punya penerus, sekaligus tiga orang. Siapa pun tidak akan berani menggeser posisi Anda!”
“Ini tidak penting.”
Daniel senang bukan karena tiga anak ini dapat menjamin posisi hak warisnya, melainkan karena
mereka adalah darah daging Daniel sendiri.
Ia pernah merasa tidak senang, karena masalah ini. Sekarang baru tahu dirinya yang salah paham.
“Baik, baik.” Ryan tentu tahu isi hati tuannya. “Sekarang yang terpenting adalah Nona Tracy tidak
pernah mengkhianati Anda.”
“Kirimkan lagi orang, jaga rumah sakit agar Devina tidak melakukan sesuatu.” perintah Daniel
“Baik.”
Ketika mengobrol, mobil sudah tiba di pintu utama Rumah Sakit Prima.
Sanjaya tidak menunggu di depan sesuai janjinya, melainkan mengirimkan orang lain menunggu.
“Kenapa? Apa karena penyakit Tuan besar kumat lagi?” tanya Ryan dengan cemas.
“Bukan, Tuan Jonson kemari menjenguk Tuan besar.” jawab pengawal. “Tuan Sanjaya melayaninya
secara langsung, jadi aku di sini menunggu Tuan Daniel”
“Tuan Jonson sendiri?” tanya Daniel sambil mengerutkan kening.
“Awalnya datang bersama Nona Linda, tapi Tuan Sanjaya melakukan sesuai perintah Anda, menolak
Nona Linda. Jadi, hanya membiarkan Tuan Jonson masuk sendiri.” Pengawal berbicara dengan hati-
hati,
“Baiklah.” Daniel menganggukkan kepala dengan puas.
“Tenang saja, Paman Sanjaya dapat diandalkan, tidak akan ada kesalahan.” Ryan menenangkan.
Daniel mempercepat langkah kakinya. Tangannya memegang erat laporan hasil tes DNA. Matanya
berbinar-binar, tak sabar ingin segera memberitahu Tuan besar kabar baik ini.
Tiga anak yang paling kamu senangi itu, sebenarnya adalah cicit kandungmu sendiri.
Daniel sudah berimajinasi di dalam otaknya. Tuan besar pasti sangat bahagia ketika tahu hal ini!
Ketika tiba di kamar, pas sekali Sanjaya sedang mengantarkan Jonson keluar. Ketika melihat Daniel,
Jonson segera menyapanya, “Daniel, kamu sudah datang.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Iya.” Daniel mengangguk, “Terima kasih telah menjenguk kakek!”
“Kita satu keluarga, sudah seharusnya.” Jonson menjawabnya secara alami, setelahnya
:
ia menambahkan lagi, “Aku dan ayahmu teman baik. Kami sudah kenal sejak lama. Hubungan tiga
generasi ini tentu saja termasuk satu keluarga.”
“Benar juga, terima kasih.” Daniel menyunggingkan senyuman, “Tunggu kakek sembuh, aku akan
menjengukmu secara pribadi untuk berterima kasih.”
Sebenarnya menjenguk secara pribadi untuk membahas masalah pernikahan.
“Tidak perlu sungkan.” Jonson tersenyum, “Aku pergi dulu.”
“Aku tidak mengantarmu.” Daniel menganggukkan kepala dengan sopan.
Jonson berjalan pergi, setelah beberapa langkah, ia tiba-tiba menoleh bertanya, “Daniel, apa kamu
kenal James Smith?”
Daniel menghentikan langkah kakinya, lalu memandangnya dengan bingung, “Hm?”
“Ada sesuatu yang tidak tahu harus kusampaikan padamu atau tidak…” Jonson tampak kesulitan dan
tampak ragu berbicara, “Mengenai Nona Tracy, dia….”