- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 500
Daniel buru-buru menangkap Carla, tetapi ia tidak tahu bagaimana memeluk anak anak. Ia seperti
sedang bermain akrobat, satu tangan memegang kaki kecilnya yang gemuk, satu tangan lainnya
melindungi dari samping, takut ia jatuh ke bawah.
“Mami, aku ingin mami….”
Carla memeluk leher Daniel dan terus menangis keras. Air mata dan ingusnya bergesekan ke badan
Daniel.
“Orang jahat, kamu tidak membiarkanku bertemu mami. Aku akan lapor polisi untuk menangkapmu.”
Carles melepaskan sepatu kulit dari kakinya dan melempar ke arah Daniel dengan kesal.
“Tolong bawa kami bertemu mami.” Walaupun Carlos tenang, tetapi sikapnya sangat gigih.
Roxy menggepakkan sayap dan tak berhenti terbang di atas kepala Daniel. Ia pun memanggil
berulang-ulang, “Mami, mami!”
Daniel memejamkan mata, tidak tahu harus berbuat apa.
“Adik, adik, alian jangan cemas. Mami kalian juga….”
Ryan bersiap membantu Daniel, tiba-tiba ia merasakan ada sesuatu yang lengket jatuh tepat mengenai
kepalanya.
la mengulurkan tangan menyentuh kepalanya, ternyata itu adalah kotoran burung beo!
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtRyan mendongak dan memelototi Roxy.
Burung itu sedang menggepakkan sayap sambil memelototi Ryan dengan marah.
Ryan memelototinya sambil menggertakkan gigi. Ia ingin menakuti Roxy. Roxy lekas terbang ke
pundak Carles.
“Kamu berani menindas Roxy?”
Carles melepaskan sebelah sepatu kulitnya lagi dan melemparnya dengan keras.
Pas sekali, terlempar tepat mengenai wajah Ryan!
Ryan mengerucutkan mulutnya, anak kecil benar-benar menakutkan!
“Jangan menangis lagi!!”
Daniel berseru rendah tak tahan lagi.
Carla berhenti dua detik. Membuka mata melilhatnya, lalu lanjut menangis lagi. Kali ini tangisannya
bahkan lebih keras.
Carles lekas mengeluarkan ponsel dengan marah, “Aku ingin menelepon kakek. Memberitahunya
bahwa kamu menindas kami.”
“Kami ingin bertemu mami!” Carlos mengerucutkan mulutnya dan berkonfrontasi dengan antusias,
“Jika kamu tidak mengizinkan kami bertemu mami. Kami terpaksa melapor polisi!”
“Ryan!” Daniel berkata sambil mengernyitkan kening, “Kamu sudah mati? Cepat selesaikan masalah.”
“Tuan Daniel, aku, aku…”
Ryan mengulurkan kedua tangannya. Satu tangan adalah kotoran burung beo, satu tangan lainnya
adalah sepatu kulit anak.
Daniel mengernyitkan kening, lalu memandang tiga orang perawat itu.
“Ah, aku, aku, aku. Kami tidak bisa….” Virly lekas melambaikan tangan, “Jika tuan muda dan tuan putri
menangis bersama. Hanya Nona Tracy yang bisa menghibur mereka.”
“Benar, benar.” Jinni ketakutan hingga sulit menjelaskan, “Kami juga tidak bisa…”
“Carla, jangan menangis lagi. Kakak beri kamu…. Nita mencoba menghiburnya.
“Huaaaa…”
Tangisan Carla semakin keras. Ia mendongakkan kepala, menangis keras menghadap bulan di langit.
Ia seperti serigala kecil yang patah hati.
“Duh….
Ini adalah pertama kalinya Daniel mendesah. Ia benar-benar tidak ada cara lain,
benar-benar mau gila.
Padahal ia pulang ingin menenangkan tiga anak, menyuruh mereka makan dan tidur dengan baik.
Sekarang mereka malah memohon ke rumah sakit….
la merasa daya pertahanannya sungguh rendah di hadapan mereka.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Baiklah, aku bawa kalian ke rumah sakit bertemu mami!” Ini adalah kompromi langka di dalam
kehidupan Daniel. “Tapi, kalian tidak boleh menangis!”
Ucapan ini akhirnya memiliki efek. Tangisan anak-anak langsung berhenti.
Seperti sebuah sakelar!
“Dan juga janji padaku. Begitu melihat mami, langsung pulang.” Daniel menjelaskan logika kepada
mereka, “Karena rumah sakit adalah tempat orang sakit berobat. Kalian di sana akan mengganggu
orang lain dan juga mengganggu mami istirahat!”
“Iya, iya.” Carlos menganggukan kepala mengerti, “Kami janji!”
“Bagaimana denganmu?” Daniel melihat ke arah Carles.
“Kak Carlos janji, aku juga janji.” Carles masih keras kepala sambil mengerucutkan bibirnya, “Tapi,
kamu tidak boleh membohongi kami lagi.”
“Tidak boleh menggunakan sepatu memukul orang.” tegur Daniel dengan tegas.
“Lihat situasi..” Carles sama sekali tidak takut padanya, ia malah menoleh ke samping dan berkata
dengan angkuh, “Hari ini, aku tidak bawa pistol mainan, jadi aku terpaksa menjadikan sepatu sebagai
alat senjataku.”
Daniel benar-benar kehilangan kata-kata, tapi ia hanya bisa mengajarinya secara perlahan.
Ia lalu menoleh memandang Carla. Carla lekas mengangkat tangan kecilnya, “Jika bisa bertemu mami,
aku tidak akan menangis!”