- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 512
“Sudah sampai di rumah.” Daniel berbisik memanggilnya.
Tracy tidak merespon.
Daniel menepuk–nepuk wajahnya. Ia baru pelan–pelan membuka matanya, lalu berbicara dengan
samar–samar, “Sudah sampai? Mana anak-anak?”
“Mereka sedang menunggumu.” Daniel memapah Tracy turun dari mobil.
“Mami....Carla menggerakkan kaki pendeknya, mendekat dengan semangat. Ia hampir saja
menjatuhkan Tracy ke tanah.
Untung saja ada Daniel yang memapah Tracy.
Tracy lekas berjongkok dan memeluk tubuh gemuk Carla. Ia mencium wajah lembut Carla dengan
antusias.
“Mami ke mana saja? Carla rindu sekali...”
Begitu Carla berbicara, suaranya sudah serak. Air mata sebening kristal sedang menggelilingi mata
besar anggurnya.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtMereka sudah berjanji tidak menangis, jadi ia tidak menangis.
“Mami juga rindu.” Tracy memeluk Carla dan merasa bersalah, “Maafkan Mami, Mami tidak menjaga
kalian dengan baik.”
“Mami!” Carlos juga berlari kemari, sepatu kulit yang baru dibeli, menginjak air hujan memercik ke
mana–mana.
“Carlos!” Tracy lekas melebarkan kedua tangannya memeluknya.
“Apa mami baik–baik saja?”
Mata Carlos merah. Anak ini biasanya tampak tenang dan kuat, tetapi ketika melihat maminya, ia tidak
bisa menyembunyikan bagian terlemah dalam hatinya.
“Mami baik–baik saja.” Tracy memeluk Carlos dan mengecup rambutnya, “Carlos, dengar–dengar
kamu alergi? Bagaimana keadaanmu sekarang?”
“Sudah membaik, tidak masalah lagi.” Carlos menggunakan jari kecilnya menyapu tetesan hujan di
wajah tracy. Hatinya sakit melihat wajah pucatnya, “Apa Mami sakit?”
“Masalah kecil, tidak apa kok.”
Ketika Tracy berbicara, perawat mendorong Carles mendekat.
Carles memanggil dari jauh dengan tergesa–gesa, “Mami, Mami....”
“Carles!” Tracy lekas mendekat memeluk Carles, “Kakimu sudah baikan? Kapan gipsnya dilepaskan?”
“Semalam sudah dilepas, dokter bilang pemulihanku sangat baik.” Carles memeluk Tracy dengan
manja, “Mami, Carles rindu sekali. Tadi saat tidur siang, aku bermimpi bertemu denganmu. Aku takut
mami tidak akan kembali lagi.”
“Anak bodoh, Mami sudah kembali. Mami tidak akan ke mana–mana lagi.” Tracy mencubit pipi
tembemnya dan berbicara dengan lembut, “Sudahlah, ayo kita masuk. Di luar masih hujan.”
“Iya, iya.” Ketiga anak semuanya memegang Tracy. Carlos memegang roknya, Carla memegang
tangannya dan juga mengulurkan satu tangan lagi menggandeng Carles.
“Jangan mengganggu Mami. Mami juga harus dijaga.”
Daniel langsung mengangkat Carla dan Carlos, mendudukkan mereka masing masing di bahunya.
“Aduh!” Carlos terkejut, ia hampir saja terjatuh.
“Kak Carlos, ikuti aku...”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmTangan gemuk Carla memegang erat rambut Daniel, ia mendemonstrasikan kepada Carlos.
Begitu Carlos melihatnya, ia lekas mengikutinya. Memegang rambut Daniel seperti yang Carla lakukan.
“Dengan begini tidak akan jatuh, kan? Carla menaikkan alis, ekspresinya penuh bangga.
_“Benar, jauh lebih aman.” Carlos menghela napas lega.
Daniel kehilangan kata–katanya. Ia merasa dirinya sungguh telah berubah menjadi sebatang pohon
dengan monyet kecil memanjat ke tubuhnya.
“Mami, Mami....”
Saat ini, Roxy juga terbang mendekat dan mendarat di atas kepala Daniel. la melihat ke kiri dan kanan,
seolah sedang mencari wilayahnya sendiri.
“Tunggu kakiku membaik, aku juga ingin digendong di bahu.”
Bibir Carles cemberut tidak senang, karena ia merasa dirinya belum pernah duduk di bahu Daniel. Ini
adalah hal yang sangat merugikan.
“Puff” Tracy tertawa, ia melihat mata Daniel penuh dengan kelembutan.
“Masih tertawa!” Daniel mencubit pipinya. Satu tangan menggandeng tangan Tracy, satu tangan
lainnya mendorong kursi roda Carles. Mereka berjalan masuk ke rumah, “Kita pulang!”
“Yey, pulang!”
Ketiga anak berseru gembira, suara yang penuh dengan kebahagiaan.