- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 516
Dulu, anak–anak memanggilnya cucu besar, ia sangat marah. Sekarang memanggilnya Paman Daniel,
ia merasa agak anch. Ia ingin mereka memanggilnya papa, tapi ia tidak tahu bagaimana
mengatakannya pada mereka.
Mungkin, seharusnya saling mengakrabkan dulu hubungan ayah dan anak ini...
“Ayo, sarapan.” Tracy meletakkan kopi hitam yang baru digiling di hadapan Daniel.
“Terima kasih.” Daniel menyesap seteguk kopi, lalu memandanganak–anak. Ia bertanya dengan hati-
hati, “Bagaimana jika aku mengantarkan kalian ke sekolah?”
“Benarkah?” Carla gembira, wajah cantik lembut itu menyunggingkan senyuman lebar, “Bacus sekali,
aku setuju!”
“Aku juga setuju.” Carles mengangkat tangannya dan berkata dengan semangat, Biasanya ketika
Mami sibuk, tidak ada waktu mengantarkan kami ke sekolah. Aku selalu iri setiap kali mellhat teman–
teman diantar oleh ayah dan ibu mereka.”
Tracy merasa bersalah ketika mendengar ucapannya. Ia memang jarang mengantar anaknya ke
sekolah. Ia mengira anak–anak tidak keberatan, sekarang ia baru tahu, mereka juga bisa iri dengan
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtteman–temannya.
“Paman Daniel, apa tidak akan menunda pekerjaanmu?” Carlos lebih banyak pertimbangan.
“Tidak, kok.” Daniel menjawabnya, lalu memerintah Ryan, “Pergi siapkan.”
“Hah?” Ryan tertegun, ia tidak tahu harus menyiapkan apa. Mengantarkan anak–anak ke sekolah
bukankah tinggal bilang pada sopir? Ia harus menyiapkan apa?
“Ada berapa anak di sekolah kalian?”
Daniel minum kopi sambil mengobrol dengan anak–anak.
“Hah? Pertanyaan ini sangat susah, ya.”
Carla memainkan kuncir rambutnya, mengerucutkan bibir berpikir keras, tetapi ia tidak bisa
menemukan jawabannya
“Aku hanya tahu kelas kami ada 19 anak.” Carles menelan segigit bakpao babi, berbicara dengan
mulut berminyak, “Awalnya ada 20 orang, tapi sejak Christian pindah sekolah tersisa 19 anak.”
“Oh!” Daniel menganggukkan kepala.
“Aku tahu.” Carlos minum seteguk jus, lalu menghitung dengan jari tangannya, Taman kanak–kanak
terbagi atas kelas kecil, kelas sedang, kelas besar dan prasekolah total ada 4 tingkat. Setiap tingkat
ada 7 kelas. Satu kelas ada 20 orang, maka totalnya ada 560 murid.”
p
lingkat ads
WWW
Setelah berhenti sejenak, ia menambahkan lagi, “Lalu setiap kelas ada 5 guru, maka total gulli ada 140
orang!”
2.“Kamu sungguh pintar!”
Daniel sangat terkejut dan senang. Anak ini tidak hanya ber–EQ tinggi, pemikiran logisnya juga kuat,
bernitung pun lancar, Anak tiga setengah tahun dapat menganalisis, berhitung, terampil dan lancar..
Benar–benar berbakat, pantas disebut sebagai anak Daniel Wallance!
“Terima kasih.” Carlos mengapresiasi pujiannya, lalu bertanya dengan tenang. “Untuk apa Paman
Daniel menanyakan hal ini?”
“Karena Paman bodoh di belakangku itu tidak tahu harus meripersiapkan apa.”
Daniel melirik Ryan dengan dingin.
“Sudah paham, sudah paham.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmRyan lekas menganggukkan kepala, la sekarang sudah paham apa maksud Daniel, “Sekarang juga
segera aku siapkan.“”
la memberi hormat kepada Tuan besar dan Tuan kecil di hadapannya, lalu buru–buru pergi.
“Apa yang terjadi?” Tracy bingung.
“Kamu tidak usah memedulikannya.” Daniel memberinya sebuah bakpao babi, “Hari ini, kamu istirahat
di rumah. Setelah dua hari nanti kamu membaik, aku akan membawa kalian keluar jalan–jalan.”
“Iya.” Tracy menganggukkan kepala dan tersenyumn. Ia sama sekali tidak tahu, Daniel ternyata punya
sisi perhatian dan bisa selembut ini. Ia mengobrol dengan anak–anak dan menemani anak–anak ke
sekolah. Semuanya telah disiapkan dengan baik...
la sama sekali tidak perlu mengkhawatirkannya,
“Selain matematika dan logika, kamu menyukai apa?” Daniel lanjut mengobrol dengan Carlos.
“Teknologi.” Carlos sedang mengaduk bubur sayur di mangkoknya, “Aku suka memainkan produk
elektronik. Kakek memberiku sebuah laptop, agar orang asing itu dapat mengajariku bahasa inggris
dan pengetahuan sederhana.”
“Sederhana?” Daniel menaikkan alisnya
“Benar sekali, saat baru mulai di awal aku merasa hal yang diajarkannya menarik, kemudian aku
merasa hal yang diajarkannya terlalu sederhana. Aku selalu mengantuk belajar di kelasnya...”
Carlos menguap dengan ekspresi lelah di wajahnya.