- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 518
“Bagaimana denganku?”
Tadi Carla terus fokus makan hingga mulutnya penuh. Ketika melihat Kak Carlos dan Kak Carles
membuat kesepakatan dengan Daniel, ia juga buru–buru bersaing, mengangkat tangan kecilnya buru–
buru menunjukkan kelebihannya....
“Aku, aku bisa menari, menyanyi dan juga bisa menggambar...”
“Ini...” Daniel agak kesulitan, “Aku sama sekali tidak bisa!”
la dapat membimbing kedua anak laki–laki entah dalam segi akademik atau seni bela diri. Tetapi, untuk
hobi Carla ini, ja sungguh tidak bisa membimbingnya.
“Huhuhu...” Bibir Carla mengerucut, wajah kecil menggemaskannya berkerut memandang Daniel
dengan tatapan memelas.
“Aku bisa main piano, aku ajari kamu main piano.” Daniel lekas menghiburnya.
“Mami juga bisa mengajariku bermain piano.” Carla menundukkan kepala dengan lesu, tangan kecilnya
menggenggam bakpao babi, tapi ia tidak berselera makan lagi, “Paman Daniel hanya menyukai Kak
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtCarlos dan Kak Carles, tidak menyukaiku....”
“Mana mungkin.” Daniel tidak tahu cara menghiburnya, ia lekas mendorong Tracy meminta bantuan
darinya.
Tracy menahan tawa, ia menghibur Carla dengan lembut, “Carla, Paman Daniel adalah seorang laki–
laki. Laki–laki tentu saja melakukan hal yang bisa dilakukan laki–laki. Mami adalah perempuan, kamu
suka apa, Mami bisa mengajarkanmu.”
“Tapi, anak laki–laki di kelas kami juga bisa menari, menyanyi dan menggambar.” Logika Carla sangat
jelas. la mengerucutkan mulutnya menatap Daniel tidak senang, “Memangnya Paman Daniel tidak
lebih baik dari teman laki lakl kami?”
“Ugh..Daniel tidak bisa menyangkal.
“Tidak lebih baik, tidak lebih baik!”
Roxy mengepakkan sayap ikut berseru. Ia juga menjulurkan leher sambil berteriak, seolah sedang
menyaksikan keramaian.
“Roxy!” Carlos menegurnya, lalu sengaja berwajah cemberut dan mengkritiknya dengan serius,
“Jangan ribut!”
Roxy mengeluarkan lidahnya, berekspresi jelek mengejek Carlos.
“Hng!” Carla meletakkan alat makan dan merajuk kesal, “Paman Daniel pilih kasih, lebih
mengutamakan laki–laki daripada perempuan!”
“Tidak, tidak....” Daniel lekas menyangkal, “Aku benar–benar tidak bisa..”
““Tidak bisa ‘kan bisa belajar.” Carla memiringkan kepalanya dan berbicara dengan serius) “Mami
bilang tidak ada hal
sulit di dunia ini. Selama kita bersedia belajar, pasti bisa. Apalagi paman begitu pintar!
Anak ini telah menyanjungnya, Daniel merasa dirinya sekarang sudah tidak bisa mundurlari.
Walaupun sangat sulit, tetapi ia tetap menjawabnya dengan berani, “Baiklah, aku akan belajar!”
“Yey, hidup paman!” Carla mengangkat tangannya, berseru dengan riang, “Mulai hari ini, aku adalah
gurumu. Setiap hari aku akan mengajarimu bernyanyi, menari dan menggambar... Paman boleh tidak
usah bayar, tapi harus belajar dengan serius, ya. Kalau tidak, guru akan memukulmu!”
“Ugh....”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmDaniel tercengang, anak sekecil ini bisa menipuku? Membuatnya masuk dalam jebakannya?
la lekas menggunakan tangan menutupi wajahnya dan menghadap ke arah Tracy. “Tolong”
Tracy merentangkan tangan sambil tersenyum, ia tampak tak berdaya.
“Mami, hari ini tolong bawakan pensil warna dan buku gambar yang kubeli dan juga skor piano. Oh, ya
dan juga pointer. Hari ini, aku akan mengajari Paman Daniel...”
Carla berbicara kepada Tracy sambil tersenyum manis, mala besar anggurnya penuh dengan
penantian.
“Baiklah.” Tracy menganggukkan kepala tersenyum.
“Carla, kamu mengajar ya mengajar. Tidak boleh inengganggu Paman Daniel mengajariku seni bela
diri.ya.” Carles lekas mengingatkan Carla, ia takut Carla akan menguasai Daniel seorang “Paman
Daniel bukan milikmu seorang, ia juga milikku dan Kak Carlos.“,
“Baiklah.” Carla menganggukkan kepala dan bicara dengan serius, “Aku juga merasa barang bagus
harus dibagi bersama. Kalau begitu, menurutmu bagaimana kita membaginya?”
Barang bagus?
Bagi?
Daniel mengernyitkan kening. Ia tak berdaya, sejak kapan ia menjadi barang dan harus dibagi pada
tiga kakak beradik