- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 525
Daniel menarik kembali tangannya, wajahnya tampak sangat tenang, scolah tidak keberatan dengan
respon anak–anak. sebenarnya ia sangat kecewa di dalam hati.
la mengintruksi Kepala Sekolah Desy, “Tolong jaga anak–anak
“Baik, baik, pasti, pasti. Anda tenang saja!”
Kepala Sekolah Desy dan beberapa petinggi lekas menjawab.
Daniel menatap anak–anak, lalu berbalik badan pergi.
Carles melihat punggungnya dari belakang, ia ingin membuka mulut mengucapkan ‘sampai jumpa‘.
Tetapi melihat Carlos tidak bicara, ia juga tidak bicara.
“Paman Daniel, sampai jumpa!
Pada akhirnya, Carla yang berbicara dulu, suara menggemaskannya terkesan sedikit berhati–hati,
namun tetap melelehkan hati Daniel.
Daniel menoleh kepala melihatnya. Ujung bibirnya terangkat, “Sampai jumpa!”
“Sampai jumpa, Paman Daniel...” Akhirnya Carles melambaikan tangan kepadanya dengan berani.
Daniel juga melambaikan tangan kepadanya, lalu matanya beralih menatap Carlos.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtCarlos agak dingin, matanya tidak melihat Daniel, namun tetap melambaikan tangan dengan sopan.
Dalam seketika, hati Daniel pun merasa lega. la berbalik badan pergi.
Setidaknya anak–anak tidak menolaknya, ini artinya tahap pertama telah berhasil!
“Presdir Daniel, aku akan mengantarkan Anda.” Kepala Sekolah Desy memimpin jalan dengan
semangat.
“Anak–anak, kita lanjutkan bagi hadiah.” Para guru memanggil anak–anak untuk mengambil hadiah,
“Ini adalah hadiah yang diberikan Carlos, Carles dan Carla. Kita harus mengatakan apa?”
Anak–anak saling memandang satu sama lain, lalu seorang anak mengangkat tangan berbicara,
“Terima kasih Carlos, Carles, Carla telah memberikan kami hadiah....”
Langkah kaki Daniel berhenti seketika. Ia menoleh kepala memandang tiga anak, tiga anak itu juga
memandang ke arahnya secara serentak...
Lalu, Carla mengepalkan tangan kecilnya menundukkan kepala tak bicara.
Carlos membuka mulut ingin menjelaskan, tetapi pada akhirnya ia memilih diam.
Carles malah tersenyum dengan wajah tebal, “Tidak usah sungkan, yang penting kalian suka!
“Terima kasih!” Anak–anak bersorak dan lanjut mengambil hadiah.
Ujung bibir Daniel terangkat, sebenarnya dunia anak–anak sangat sederhana. Jika kamu baik terhadap
mereka, tentu saja mereka juga akan baik padamu....
LII
Tracy sedang beristirahat di rumah, tiba–tiba ja mendengar suara mesin mobil dari lantal bawah.
la bangkit dari ranjang dan berjalan ke jendela melihat ke bawah. Ada beberapa mobil medis berhenti
di depan pintu. Sekelompok pekerja sedang menurunkan barang di bawah pemantauan pengawal.
Tracy mengamati dengan cermat, seharusnya itu adalah alat medis.
la merasa aneh, tetapi ia juga tidak banyak bertanya.
“Jangan berisik, Nona Tracy sedang istirahat di lantai atas. Bibi Riana pembantu keluarga
mengingatkan mereka.
Para pekerja itu menganggukkan kepala, mereka tidak berani berisik lagi, takut mengganggu nyonya
rumah ini.
“Tok tok!” terdengar suara ketukan pintu dari luar.
“Silakan masuk.” jawab Tracy.
Pelayan mendorong pintu masuk, mengantarkan ponsel baru kepadanya, “Nona Tracy, ini adalah
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmponsel baru yang disiapkan oleh Tuan Daniel untuk Anda. Kartu sudah terpasang, nomornya masih
sama seperti yang dulu.”
“Terima kasih.” Tracy menerima ponsel itu sambil berterima kasih. Menutup pintu, lalu menghidupkan
ponselnya.
Hanya dalam waktu beberapa bulan, ia sudah berganti ponsel dua kali. Setiap kali terjadi sesuatu,
ponselnya selalu – rusak atau hilang. !!
Daniel menyiapkan ponsel baru dengan tipe yang sama untuknya.
Bibi Juni dan Windy pasti cemas, karena tidak bisa menghubunginya beberapa hari. Tracy
menghidupkan ponsel, lalu menelepon Bibi Juni. Entah kenapa Bibi Juni tidak menjawabnya.
Tracy menelepon Windy, dengan cepat Windy menjawab telepon itu, “Kak Tracy!”
“Windy, kamu baik–baik saja?” Tracy berkata dengan rasa bersalah, “Waklu itu kamu ke rumahku,
hampir saja terjadi sesuatu denganmu. Setelah aku mengantarkanmu ke rumah sakit, terjadi sesuatu
denganku...”
“Aku hampir mati ketakutan, pihak properti bilang kamu hilang, Aku hampir saja lapor polisi.” ucap
Windy dengan cemas, “Sekarang baik–baik saja, ‘kan?” ..!!
“Baik–baik saja, segalanya sangat baik.” Tracy menenangkannya, “Bagaimana denganmu?”
“Aku baik sekali, waktu itu aku ketakutan jadi pingsan. Setelah aku sadar, aku sangat
mencemaskanmu... Oh, ya orang bawahan pacarmu yang bernama Ryan datang mencariku.”