- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 556
“Para paman dan bibi, selamat pagi!”
Carla yang duduk di Pundak Daniel, melambaikan tangan kecilnya yang gemuk, menyapa semua
orang dengan manja.
“Semuanya, selamat pagi!” Carlos dan Carles juga menyapa dengan sopan.
“Selamat pagi, selamat pagi!”
Semua orang panik, tidak tahu bagaimana menghadapinya.
Daniel sangat puas dengan penampilan anak–anak, membawa mereka berjalan ke arah list.
Carla membuka mata lebar–lebar, melihat sekeliling, sorot matanya dipenuhi rasa ingin tahu.
Roxy berada di pelukannya, gerakan dan sorot matanya sama persis dengannya.
Carlos menegakkan tubuh, melihat ke depan dengan penuh kebanggaan.
Meski kakinya tertatih–latili, tapi Carles berusaha meniru penampilan Carlos, membuat diri sendiri
terlihat lebih berani!
Tampang kedua bocah sama persis, ckspresi juga sama persis, sangat menarik perhatian orang orang.
Setibanya di lift, saat mclihat Daniel, sekelompok staf yang sedang menunggu lift segera menyapa:
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Presdir Danicl, selamat pagi....‘
Saat melihat ketiga bocah, mereka juga tercengang, tapi tidak ada yang berani bertanya.
“Pagi!” Daniel membawa anak–anak memasuki lifi VIP.
Pintu lift tertutup. Di luar, semua staf berdiskusi dengan penuh semangat: “Apa kalian melihatnya?
Ketiga bocah yang dibawa Presdir sungguh menggemaskan.”
“Benar, benar. Tampang mereka seperti boneka, tampan dan cantik sckali!
“Juga ada scekor bco, haha, lucu sckali!”
“Tapi, apa hubungan mereka dengan Presdir?”
“Aku juga tidak tahu, sungguh penasaran!
“Mungkinkah anaknya Presdir?”
“Tidak mungkin. Presdir belum menikah...
“Bukankah Presdir akan menikah dengan Presdir Linda?”
Semuanya terus berbicara, lebih bersemangat dibandingkan kapan pun, bahkan tidak tahu lift
sudah tiba.
Sanipai penjaga lift mengingatkan, barulah mereka menyadarinya, masuk ke dalam list dengan
Icrburu–buru.
Kalau sampai terlambat karcna menggosipi Presdir, maka akan sangat memalukan. Bonus iuca akan
berkurang.
Di dalam lift VIP, ketiga bocah merasa penasaran dengan segala hal. Saat melihat lift kristal ini. bagian
atas dan sekelilingnya dipenuhi dengan cermin, mereka merasa sangat tertarik.
Roxy melihat dirinya sendiri di depan cermin dengan membelalakkan mata, mengepakkan sayap,
menyadari bahwa pantulan di dalam cermin, sama persis dengan dirinya. Sclain itu, ada beberapa ckor
beo yang sama persis dengannya di sekelilingnya.
la terkejut sampai mengepakkan sayap, terbang di dalam lift, bahkan berteriak dengan antusias.
“Jangan berisik!” Carla segera menegurnya, mengulurkan tangan kecilnya yang gemuk pada Roxy,
“Papi suka ketenangan.”
“Takut, takuu......” Roxy mendarat di tangan Carla.
Carla memeluknya, mengelus kepala kecilnya yang berbulu dengan pelan, “Jangan takut, jangan takut,
ini cermin, mengerti? Cermin.”
“Kelihatannya kelak harus sering membawa Roxy keluar melihat dunia luar. Ia bahkan takut dengan
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmbayangannya sendiri.”
Carles menggeleng–geleng, terlihat tidak berdaya.
“Papi, listnya masih terus naik, sepertinya telingaku sedikit berdengung.” Carlos mencengkeram jari–
jari Daniel dengan erat, wajah kecilnya sedikit pucat, “Kantor Papi di lantai berapa?”
“Lantai 68.” Daniel mengelus kepala kecilnya, “Sebentar lagi sampai!”
“Ya.” Carlos menelan air liur, lalu mengingatkan Carles dan Carla, “Carles, Carla, kalau telinga kalian
berdengung, Iclan air liur. Mami pernah bilang, itu bisa meredakannya.”
“Baik.” Carles dan Carla segera melakukannya.
Roxy juga meniru gaya Carla, tapi tidak bisa. Ia mengulur leher sampai sangat panjang, terlihat sangat
lucu.
Ryan merasa menarik, bahkan menaikkan sudut mulutnya.
Tak lama kemudian, pintu lift terbuka, para sekretaris kantor Presdir menyapa dengan horinat: “Presdir
Daniel, selamat pagi......”
Suara sapaan semua orang tiba–tiba berhenti saat melihat ketiga bocah.
Semua orang tercengang, melihat ketiga bocah dengan bingung, tidak tahu siapa mereka, mengapa
bisa datang ke perusahaan bersama Presdir, bahkan duduk di pundak Presdir.....