- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
]\
Bab 558
Winnie menoleh dan melihat sekilas, segera menutup pintu, lalu menarik sckrctaris tersebut dan pergi
dengan tergesa–gesa: “Di mana dia?”
“Di lantai satu, sementara dihalangi oleh petugas keamanan.” Kata sckrctaris tersebut dengan pclan,
“Tapi mungkin petugas keamanan itu tidak bisa menghalanginya terlalu lama, kami juga lalu tabiat
Presdir Linda......”
“Aku akan pergi menemuinya, kamu berjaga di sini.” Winnie turun dengan terburu–buru.
“Baik.”
Di dalam ruang kantor, Daniel sedang menandatangani dokumen. Ryan mencrima telepon, melirik
ketiga bocah, lalu menghampiri Daniel dan berkata dengan pelan: “Nona Linda datang lagi.”
“Biarkan dia naik,” Daniel sama sekali tidak mendongak.
“Hah?” Ryan tercengang sampai membclalakkan mata.
“Ucapanku kurang jelas?” Daniel mengerutkan kening.
“Baik.” Meski merasa takut dan gelisah, tapi Ryan lctap menginstruksikan agar petugas keamanan
membiarkannya naik.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtPetugas keamanan mengira dirinya sendiri salah dengar, sampai memastikannya dua kali. Setelahı
tahu bahwa itu adalah maksud Presdir Daniel, barulah membiarkannya naik.
“Lihat tidak?” Linda mendengus dengan dingin dan arogan, “Aku sudah bilang, jika Daniel ada di
kantor, pasti akan membiarkanku naik. Dasar kalian tidak tahu diri, malah berani menghalangiku,
benar–benar buta.” |
Beberapa petugas keamaman tersebut mengerutkan kening, tidak mengatakan apa–apa.
“Lihat saja nanti, aku akan minta Daniel memecat kalian!”
Linda mengeluarkan kata–kata kejam, menglientakkan sepatu hak tingginya, berbalik dan naik ke atas.
Kedua pengawalnya mengikuti
Winnic bersiap untuk masuk ke dalam lift. Saat melihat ada lift yang naik ke lantai 68, dia berhenti,
gawat, mungkinkah Presdir Linda yang naik?
Beberapa sekretaris mengikuti di belakang Winnic dengan tidak tenang, bersiap untuk menghalangi
Presdir Linda yang arogan dan keras kepala.
Saat ini, pintu lift terbuka, Linda berjalan keluar dengan sombong, langsung menerobos ke arah ruang
kantor.
“Dresdir Lindi.....” Winnic segera menghalanginya, “Maaf, Anda tidak bisa masuk, karena
“Plak!” Linda mengayunkan tangan dan menampar Winnie, tenaganya kuat, langsung membuat hidung
Winnie berdarah.
Beberapa sekretaris yang lain terkejut, salah satunya bertanya dengan kesal: “Kamu, mana bolch
memukul orang?”
“Memangnya kenapa? Dasar tidak tahu diri.” Linda marah–marah sambil menunjuk hidung Winnic.
“Daniel membiarkanku naik, kaunu masih berani menghalangiku? Kamu kira siapa kamu?”
Winnic menunduk, menutupi wajalınya, sangat tenang: “Maaf, Presdir Linda, aku menerima instruksi,
tidak boleh membiarkan Anda mengganggu Presdir.”
“Kamu.....” Linda cmosi sampai wajahnya pucat, mengangkat tangan, mau memukul Winnic lagi.
“Nona Linda!” Tiba–tiba, terdengar sebuah suara. menghentikan gerakan Linda.
“Pak Ryan.” Sekretaris Bella bagaikan bertemu penyelamat, “Presdir Linda...”
“Emosi Nona Linda sungguh besar.” Ryan melirik Winnie, berkata sambil tersenyum, “Mereka hanya
melaksanakan tugas, untuk apa Anda mempersulit mereka?”
“Anjing yang baik tidak menghalangi jalan. Jika manusia, pasti mengerti prinsip ini, ‘kan?”
Satu ucapan Linda memarahi Winnic dua kali, bilang dia adalah anjing, juga bilang dia bukan manusia.
Beberapa sekretaris yang lain emosi sampai gemctar.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmWinnic tetap membalas dengan tenang: “Presdir Linda, kalau kamu tidak bisa menghormati orang lain,
maka tidak akan orang yang akan menghormatimu.”
“Kenapa? Kamu berani tidak menghormatiku?” Linda mendekatinya dengan aura menckan. “Kamu
coba saja.”
Winnic dipaksa mundur olehnya, ia menggertakkan gigi, tidak mengatakan sepatah kata pun.
“Cukup!” Ryan tidak tahan melihatnya lagi, “Presdir Daniel mempersilakan Anda masuk.”
“Dengar tidak?” Linda memelototi Winnie dengan kejam, “Predir kalian yang mempersilakan aku
masuk. Lain kali, harus lihat dengan baik!”
Winnie menahan emosi, tidak mengatakan apa–apa.
Linda mendongak dengan sombong, berjalan ke arah ruang kantor Presdir dengan langkah lebar.
“Tidak apa–apa, ‘kan?” Tanya Ryan dengan pelan.
“Tidak apa–apa.” Winnie menggeleng, memaksakan diri untuk tersenyum.
“Kompreslah dengin cs.” Ryan berpesan, lalu mengikuti Linda dengan cepat.
“Benar–benar keterlaluan.” Beberapa sekretaris berkata dengan marah, Dia begitu jahat pantas saja
Presdir Daniel tidak menyukainya.”
“Sst!” Winnic segera menghentikannya, “Jangan bicara sembarangan. Kalau tidak, kamu akan mencari
masalah sendiri!”
Beberapa sekretaris itu segera tutup mulut, tidak berani banyak bicara lagi.