- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 559
Linda membuka pintu ruang kantor dengan ckspresi sangat gembira, berteriak dengan lembut:
“Danic.....”
“Tapi, saat melihat ada tiga anak yang menelungkup di atas tubuh Daniel, dia tercengang. “Ini, ini....
Apa yang terjadi?”
“Papi, siapa kakak cantik ini?” Saat melibat Linda, mata Carles berbinar, “Apa sekrctaris Papi?”
“Jangan asal bicara.” Carlos menegur dengan pelan, lalu bertanya pada Daniel, “Papi, apa perlu kami
keluar sebentar?”
“Tidak perlu.”
Daniel merangkul Carlos dan Carles di masing–masing tangan.
Carla duduk di pundaknya, sedang mengikat rambutnya dengan karet warna–warni. Roxy tertidur di
pangkuan Danicl.
“Duduk!” Akhirnya Daniel mendongak dan melirik Linda.
Linda tercengang di tempat sampai beberapa waktu, barulah melangkahkan kaki, bertanya dengan
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtheran: “Danicl, ini, dari mana anak–anak ini?”
Daniel tidak menjawabnya, matanya melihat tablet di tangan Carlos, incngajarinya bagaimana melihat
gambar VR yang runt. Scical sclesai mengajarinya, barulah mendongak dan melihat Linda: “Ada
urusan apa mencariku?”
“Daniel......”
“Papi, bisakah bantu aku lihat ini dipasang di mana?”
Tadi Carles membongkar model pesawat tersebut, sekarang ingin memasangnya kembali, malah
kelebihan satu komponen.
“Coba Papi lihat.” Daniel mengambil komponen ilu, melilit model pesawat sckilas, lalu menemukan
posisinya dengan sangat cepat. “Di sini!”
“Astaga, Papi sungguh hebat. Terima kasih, Papi.”
Carles segera mengambil komponen itu, lalu memasangnya,
“Apa yang kamu katakan tadi?” Daniel melirik Linda.
“Aku bilang, dari mana datangnya ketiga anak ini?” Linda sedikit panik, juga sedikit emosional,
“Kenapa mereka memanggilmu papi? Apa yang terjadi?”
“Karena Papi memang papi kami.” Carla mcmoncongkan mulut kecilnya, berkata dengan manja, “Bibi,
kenapa Bibi tidak tahu hal yang begitu gampang?”
“Diain!” Linda berteriak dengan marah.
Carla ketakutan sampai bergidik, lalu menckan mulut kecilnya, berteriak “waa” dan menangis keras.
Carlos dan Carles juga terkejut, masih tercengang, dan belum kembali ke akal schatnya. Saat
mendengar suara tangisan Carla, keduanya segera menghiburnya: “Carla, jangan takut....”
Daniel mengerutkan koning dengan crat, raut wajahnya muram dalam sekejap. Dia menurunkan Carla
dari pundaknya, berkata pada ketiga perawat: “Bawa mereka main ke ruang istirahat scbclah.”
“Baik.” Ketiga perawat segera maju dan membawa ketiga bocah pergi.
“Wanita jahat, wanita jahat!” Roxy mengepakkan sayap, berteriak pada Linda.
“Kamu...” Linda sangat cmosi dan hendak marah. Roxy sudah terbang pergi, mengejar ketiga bocah.
“Daniel..” Linda baru saja mau bermanja–manja pada Daniel, malah melihat ckspresi Daniel sangat
muram, sangat jelek. Dia sedikit takut, bertanya dengan hati–hati, “Kamu, tidak mungkin maralı, ‘kan?
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmApa anak–anak itu benar–benar...”
“Anakku!” Danicl bersandar di sofa dengan arogan, menyilangkan kedua kakinya, mengumumkan
dengan serius, “Aku ayah kandung mereka!”
“Apa?” Linda terkejut sampai membelalakkan mata, ekspresinya penuh dengan ketidakpercayaan.
Daniel malas mengulanginya, mengangkat gelas anggur, minum dengan clegan.
Beberapa saat kemudian, barulah Linda kembali ke akal sehatnya, dan tersenyum kaku: “Kapan
terjadinya? Aku tidak tahu.”
Daniel tetap tidak bicara.
Saat melihat ekspresinya, Linda sedikit panik, mengalah lagi dengan berkata: “Tidak apa–apa, anak di
luar nikah, itu hal yang wajar dalam keluarga konglomerat, ini tidak akan mempengaruhi kita...”
“Aku rasa kamu salah paham.” Daniel menyelanya, berkata dengan dingin dan tidak berperasaan,
“Mereka bukan anak di luar nikah, melainkan penerus keluarga yang sah,”
“Penerus?” Ekspresi Linda berubah dalam sekejap, “Bukankah ini keterlaluan? Kalau begitu,
bagaimana dengan anak kita??”
“Kita tidak akan punya anak.” Daniel tidak ingin berurusan dengannya sedetik pun, “Karena aku tidak
akan menikah denganmu!”