- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 563
Tracy incmbcku di icipal, ia micrasa tcrscsat...
Namun, ia crus menerus menghibur dirinya sendiri. Daniel mungkin berpikir, kakeknya baru saja sadar,
sehingga ia tidak ingin mengagetkan kakeknya...
Tracy hanya dapat menghibur dirinya seperti ini...
Rolls Royce melaju perlahan menuju rumah sakit, diiringi dengan dua mobil pengawal yang mengawal
mereka di depan dan belakang, membentuk formasi barisan yang kuat.
Seluruh pengawal begitu waspada, sepanjang perjalanan mereka mengawasi keadaan di luar,
menghindari adanya penyerang
Namun, semuanya berjalan dengan lancar, tidak ada sedikitpun ancaman di jalan,
Mobil telah tiba di rumah sakit, Daniel menggendong ketiga anaknya turun dari mobil, Carles duduk di
atas bahunya, tangannya menggandeng Carlos dan Carla.
Carles begitu bersemangat, merasa seperti seorang pemenang.
Roxy berdiri di atas kepala Carles, ia membuka matanya lebar–lebar, menatap ke seluruh penjuru,
seperti seorang anak yang penuh keingintaluan.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Papi, aku tidak mau gandengan tangan lagi.” Carla melepas tangan Daniel, bibir kecilnya cemberut,
“Papi terlalu tinggi, aku harus terus mengangkat tanganku baru bisa menggandengmu, tanganku‘lelah
sekali...”
“Iya, memang sedikit lelah. Carlos mendongakkan kepala menatap Daniel, “Apa aku nanti bisa tumbuh
jadi setinggi papi?”
“Tentu saja bisa.” Danici membungkukkan badan menggendong Carlos dan Carla, ia mengingatkan
Carles, “Duduk yang benar!”
“Baik.” Carles bersandar ke kepala Danicl, iakut jatuh.
“Wow, aku juga jadi tinggi.” Carla menepuk–nepuk tangan kecilnya, berseru dengan gembira.
“Tiba–tiba pandangan mataku berubah.” Carlos tersenyum.
“Aku lebih tinggi daripada kalian.” Carles mengangkat alisnya, ia pamer dengan bangga.
“Aku tinggi, aku tinggi!” Roxy mengepakkan sayap di atas kepalanya dan berteriak.
“Huh!” Tangan kecil Carla yang gemuk menunjuk Roxy, bibir kecilnya cemberut, ia mengerutkan kening
dan berkata, “Roxy, jika kamu ribut lagi, aku akan mencabut bulu–bulumu!” .
Roxy langsung menutup mulutnya menggunakan sayapnya, tidak berani bersuara, namun bola
matanya terus berputar–putar, sikapnya begitu lucu dan menggemaskan.
“Halala...” Dalam sekejap ketiga anak tertawa.
Daniel mengangkat sudut bibirnya, sejak kehadiran ketiga anak ini, clunianya jadi lebih berwarna, ia
juga jadi lebih sering tertawa.
“Anak–anak ini begitu menggemaskan!” Thomas tidak dapat menahan diri untuk berscru. “Sciak Tuan
Daniel menjadi seorang ayah, ia tampak begitu berbeda.”
“Betul, ia makin berperasaan.” Ryan menanggapi dengan suara rendah.
“Bagus sekali.” Thomas tersenyum
Sckelompok orang masuk ke dalam rumah sakit melalui pintu samping, pemimpin rumah sakit dan
pemimpin–pemimpin lainnya sudah menunggu mereka sejak tadi, para pemimpin membawa mereka
masuk ke ruang pasien khusus.
Saat Sanjaya yang sedang menunggu di lantai bawah melihat Daniel, ia pun bergegas
menghampirinya dan dengan semangat berkata, “Tuan Danicl, Tuan Besar sudah sadar, ia terus
memanggilmu.”
“Ya.” Daniel menganggukkan kepala, “Kamu belum memberitahunya tentang anak–anak, ‘kan?”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Belum, Anda memintaku untuk tidak memberitahunya, karena Anda ingin menyampaikannya sendiri.”
Sanjaya tersenyum menatap anak–anak, lalu dalam sekejap raut wajahnya kembali scrius, ia
mengingatkan Daniel dengan penuh arti, “Tuan, Tuan Besar baru saja sadar, jangan
memprovokasinyal
Artinya, kabar baik boleh diberitahukan sebanyak–banyaknya, sedangkan kabar buruk sebaiknya
ditunda.
Daniel langsung mengerti maksud Sanjaya, ia berkata dengan pelan, “Tenang saja, aku mengerti!”
Mereka sekeluarga tiba di depan kamar pasien, Daniel membawa anak–anak masuk ke ruang
sterilisasi untuk berganti pakaian, Roxy juga ingin ikut masuk, namun Daniel memerintah: “Tunggu di
luar, jangan terbang sembarangan.”
Roxy berhenti, ia mendarat dengan perlahan di atas bahu Ryan, mengangkat kepala kecilnya dengan
raut wajah sedih.
“Jangan buang kotoran di atas baluku.” Ryan mengangkat alisnya dan menatapnya dengan kejam,
“Jika tidak, aku akan mencabut semua bulumu...”
“Papi, papi.”
Ryan belum selesai berbicara, Roxy terbang ke arah Daniel untuk melaporkannya, “Cabut bulu, cabut
bulu, takut, takut...”