- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 570
Mcliliat tekanan darah Tuan Besar yang mendadak meningkat, Danicl juga terkejut dan sercra mencari
dokter.
Dokter segera memeriksa dan mengobati Tuan Besar, juga memperingatkan Daniel, “Presdir Daniel,
Anda keluar dulu saja!”
“Aku masih belum selesai bicara...”
“Masih mau bicara?” Sanjaya kcsal hingga menghentakkan kakinya, “Anda sungguh ingin membuat
kakek Anda mati kesal, ya?
“Cepatlah pergi, Tuan mudaku!”
Sanjaya membujuk dan mendorong Daniel keluar,
Carla sedang memegang es krim dan berlari mendekat dengan tertatih–latih, “Papi, makan es krim....”
Dia menghentikan langkahnya saat melihat Sanjaya mendorong Daniel keluar dari kamar rawat, dia
menatap mereka dengan bingung.
“Papi, kakek buyut kenapa?”
Carlos juga keluar dari ruang istirahat, dia menyadari ada yang salah setelah melihat keadaan di
hadapannya.
“Kakek buyut ingin makan es krim, tapi papi tidak memberikannya, cia jadi marah.” Daniel mengambil
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtes krim dari tangan Carla, lalu mencium wajahnya yang gempal dengan lembut, “Terima kasih, Carla!”
“Kenapa tidak memberikan es krim pada kakek buyuz?” Carla memiringkan kepalanya dan bertanya
dengan polos.
“Karena kakek buyut sakit, tidak boleh makan es krim.” Daniel mengelus kepala mungilnya dan
menggendongnya, “Ayo, pulang!”
“Hore, pulang?” Carla menepukkan tangannya yang gempal dan berteriak kegirangan.
“Kenapa kakck buyut seperti anak kecil? Tidak diberikan es krim langsung marah?”
Carles berjalan sambil memakan es krim, dia terlihat sangat menikmatinya.
“Setelah menjadi tua, orang tua akan menjadi seperti anak–anak.” Carlos memiringkan kepalanya dan
berkata dengan serius, “Jadi, kelak saat makan camilan, kita harus membaginya sedikit dengan kakek
buyut, mengerti?”
“Hm, mengerti....”
Melihat Daniel membawa ketiga anak itu pergi, Sanjaya akhirnya menghela napas lega dan segera
kembali ke kamar rawat untuk melayani Tuan Besar
Umuma saja, dokter masih ada di dalam dan hanya tekanan darah Tuan Besar saja yang naik,
schinegi bisa scgcra distabilkan, tidak menimbulkan masalah apa pun.
Karena mengetahui hal ini, Daniel baru berani mengatakan kenyataannya, dia ingin memberikan satu
kali serangan yang membuat Tuan Besar tidak sempat merespons hal ini dan hanya bisa
menerimanya saja....
Sanjaya menghela napas panjang. Dia berseru di dalam hatinya, untung saja dia tidak memiliki cucu,
jika tidak, mungkin dirinya sendiri juga akan dibuat mati kesal.
Setelah waktu yang lama, kondisi tubuh Tuan Besar baru bisa kembali stabil, tapi hari ini mereka tidak
berani memindahkannya ke kamar rawat biasa, sctidaknya harus diamali selama schari.
Para dokter bersiap sedia di kamar sebсlah.
Sanjaya mengelap keringat di tubuh Tuan Besar dengan handuk hangat sambil menghibur dengan
hati–hati, “Jangan marah lagi, anak cucu punya berkalunya masing–masing....
“Kamu sudah mengetahuinya sejak awal, ‘kan? Namun, kamu menutupinya dan tidak memberi tahu
aku?” Tuan Besar memelototinya dengan kesal.
“Aku mengetahuinya saat Anda pingsan, meski memberi talu, Anda juga tidak bisa mendengarnya....”
Sanjaya merasa getir.
“Sebenarnya apa yang terjadi? Ceritakan padaku.” Tuan Besar sudah tidak sabar ingin mengetahui
detailnya.
“Saat Anda jatuh sakit dan terus merindukan ketiga anak ilu, aku menjemput mereka untuk datang
melihat Anda. Di hari itu, ibu anak–anak juga diculik. Anak–anak itu memohon padaku untuk
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmmenyelamatkannya, aku segera mengutus oruntuk memeriksa dan pada saat ini aku menyadari Tuan
Muda sudah bergerak lebih dului.
Saat aku sedang merasa kebingungan, Tuan Muda memintaku untuk membawa anak–anak tinggal
sementara waktu di tempat Anda dan mengatakan akan sangat berbahaya kalau kembali ke rumah
mereka. Lalu, aku melakukan perintahnya. Selama tinggal di tempat Anda, meski segalanya terpenuhi,
setiap hari anak–anak tetap menangis karena tidak bisa bertemu ibu mereka.
Aku bingung saat Carlos ingin bertemu dengan Tuan Muda, tapi aku tetap inengaturnya dan
meinbawanya pergi bertemu ‘Tuan Muda. Mereka berdua berbincang di dalam ruang kerja selama
setengah jam, Tuan Muda memiliki kesan yang baik terhadap anak itu, bahkan mengantarnya keluar
saat dia akan pergi.
Kupikir, scharusnya karena Carlos sangat dewasa, Tuan Muda jadi menyukainya. Namun saat di
perjalanan pulang, Carlos mengalami sakit perut dan muncul bercak merah di seluruh tubuhnya.
Aku segera meminta sopir bergegas ke rumah sakit dan pada saat yang sama juga menelepon Tuan
Muda, bertanya pada Tuan Muda, apa yang Carlos minum tadi. Tuan Muda bilang, dia minum jus
kismis yang mengandung sedikit kiwi...”
Sesampainya di sini, Sanjaya berhenti sejenak, “Karena seyclas jus ini, Tuan Muda menyadari hal ini,
lalu mencari alasan untuk menjauhkanku dan secara pribadi meminta Lily melakukan tes DNA
terhadap dirinya dan Carlos....”