- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 571
Setelah menceritakan kescluruhan kejadiannya, Sanjaya menghela napas dan berkata, “Sebenarnya
kalau dipikirkan lebih detail, Nona Tracy mendidik ketiga anak itu dengan begitu baik, Tuan Muda juga
sangat menyukainya, ini membuktikan karakternya tidak bermasalah.
Selain itu, dia terus–menerus menutupi latar belakang ketiga anak itu, tidak ingin mereka mengenali
ayah mereka, scharusnya dia bukanlah wanita yang gila harta.”
“Kenapa kamu malah membelanya?” Tuan Besar mcmelototi Sanjaya dengan perasaan tidak senang
“Aku tidak membelanya, aku hanya mengatakan kenyataannya.” Sanjaya tersenyum, “Sejak kecil
hingga dewasa, Tuan Muda begitu dingin dan cuek, kapan Anda pernah melihatnya begitu bersikeras
dan peduli pada sescorang?”
“Memang benar.” Tuan Besar menganggukkan kepalanya.
“Yang penting adalah ketiga anak itu sangat manis,” bujuk Sanjaya, “Lagi pula, hubungan mereka dan
ibu mereka sangat dekat. Jika seperti yang Anda katakan, kalau kita mengusir ibunya dan mengambil
anaknya, takutnya mercka akan membenci Anda.”
Mendengar perkataan ini, Tuan Besar Terdiam...
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtDaniel membawa ketiga anak itu pulang ke rumah dan Bibi Juni telah menyediakan makan malam
yang mewah.
Tracy mengenakan pakaian rumah santai, dia sedang melainun di sofa sambil memegang majalah.
Mendengar suara mobil di luar, Bibi Riana dan yang lainnya segera keluar untuk menyambut, Bibi Juni
mengingatkan, “Nona, mereka sudah kembali.”
“Ya.” Tracy meletakkan majalah, lalu berdiri dan menyambut mereka bersama Bibi Juni.
“Nenek, Mami....”
Anak-anak turun dari mobil dan berlari riang ke dalam pelukan Tracy.
Tracy berjongkok di lantai dan melebarkan kedua tangannya untuk menyambut anak–anak.
Saat wajah gempal mereka menempel dengan lchemya dan aroma lembut susu merebak di udara di
sekitarnya, senyuman bahagia merekah di bibir Tracy.
Seluruh masalah sepertinya bisa diobati oleh anak–anak ini.
“Hati–hati, jangan sampai mami terjatuh,” ujar Daniel mengingatkan dengan lembut.
“Mami, aku merindukanmu.” Carla menempelkan wajah lembutnya yang berwarna merah muda ke
wajah Tracy, “Apa mami merindukanku?”
“Tentu saja!” Tracy mencium pipi Carla.
“Mami, masih ada aku.” Carles dan Carlos juga mendekatkan wajah mereka.
Tracy mencium wajah mereka satu per satu.
“Masih ada aku, masih ada aku.” Roxy mendekatkan kcpala mungilnya yang berbulu.
Tracy menciumnya, lalu berdiri. Daniel baru saja akan mendekat, tapi Tracy langsung memegang
tangan anak–anak dan masuk ke rumah, sama sekali tidak memedulikannya.
Daniel terdiam di tempat, apa yang terjadi?
“Ayo, makan. Hari ini ada tumis sapi, iga ketan, ayam cabe, tumis daging, ubi cina tumbuk dengan
saos blubcri dan sup ikan kesukaan kalian....”
Bibi Juni memanggil anak–anak makan sambil memberi tahu menu makan malam hari ini.
Dia juga tersenyum pada Daniel, “Tentu saja ada makanan ala Prancis kesukaan Tuan. Selain itu,
Nona juga sudah menyiapkan anggur untuk Anda!”
“Terima kasih.”
Daniel berterima kasih pada Bibi Juni, tapi matanya menatap ke arah Tracy. Dia ingin berbicara
dengan Tracy, tapi Tracy tidak melihatnya dan hanya sibuk berbicara dengan anak–anak sambil
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmmenanyakan kondisi hari ini.
Daniel bingung, sebenarnya Tracy memang sengaja atau tidak?
“Papi, apa sudah bisa makan?” Suara kekanak–kanakan Carla terdengar.
Daniel menarik kembali pikirannya, lalu mengangguk dan berkata, “Ya, ayo makan!”
“Nenck, makan. Papi, makan, Mami, makan!”
Ketiga anak itu menyapa dengan sopan pada orang dewasa, lalu mulai makan.
Tracy menundukkan kepalanya dan mulai makan dengan tenang, kadang dia juga berinteraksi dengan
anak–anak.
Daniel mengambilkan sepotong ikan untuknya, dia mengucapkan terima kasih‘ dengan lembut, tapi
tetap tidak melihat Daniel.
Saat ini, akhirnya Daniel bisa memastikan, Tracy memang sengaja tidak memedulikannya.
Namun, kenapa?
Dia tidak mengerti....
Setclah makan malam, anak–anak ingin papi dan mami membawa mereka bermain ke taman.
Awalnya Tracy menyanggupinya, tapi saat berbalik untuk memakai jaket, rasa sakit di lengannya
kembali terasa dan dia segera bergegas masuk kamar mandi....