- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 573
“Kenapa?” Bibi Juni sudah hampir menangis, “Sctclah memberitahunya, dia baru bisa mengatur
pengobatan terbaik untukmu. Lagi pula kalian sekeluarga, sudah scharusnya saling terbuka, tidak
boleh menyembunyikan sesuatu.”
“Sebagian besar tabib zaman sekarang adalah tamatan universitas, beberapa tabib terkenal sungguh
tidak mudah ditemukan.” Tracy berbicara dengan napas tersengal, “Aku ingat, dulu ayah punya teman
seorang tabib, ilmu mcdisnya sangat hebat, kemudian dia pindah. Kita bisa pergi mencarinya, mungkin
saja akan berhasil....”
“Benar, aku masih ingat, namanya Tabib Hansen.” Bibi juni menganggukkan kepalanya, “Aku akan
segera mencari tahu.”
“Jangan mencari tahu, begitu bibi mencari tahu, maka akan terbongkar.” Tracy terlihat sedikit kesulitan
saat berbicara, “Aku akan minta bantuan Paman Paul. Begitu ada kabar, dia akan memberi tahu kita,
tapi agar kondisi keracunanku tidak ketahuan, aku ingin tinggal di luar untuk sementara waktu.”
“Kenapa nona harus menutupinya dari Tuan?” Bibi Juni tidak mengerti.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Racun ini sangat mematikan, masila belum tahu bisa disembuhkan atau tidak.” Tracy tersenyum getir,
“Kalau tidak bisa disembuhkan... aku bisa pergi dengan tenang, tanpa perlu merasakan kesedihan
akibat perpisahan, bukankah akan sangat baik?”
“Waktu itu, saat ayah meninggal, aku merasa seluruh hidupku hancur. Kalau bukan karena mereka
bertigi, aku sama sekali tidak akan bisa bertahan, aku tidak ingin mereka merasakan kesedihan seperti
ini....”
“Tidak mudah anak–anak bisa memiliki keluarga yang bahagia, tempat berteduh yang aman, sebuah
lingkungan yang bisa membuat mereka tumbuh dengan nyaman, aku tidak ingin melihat mereka
bersedih.”
“Hah…” Bibi Juni menghcla napas dalam.
“Selain itu, Daniel juga punya kesulitannya sendiri. Hari ini, dia tidak membawaku bertemu Tuan Besar,
pasti karena tidak ingin memprovokasi Tuan Besar. Kalau Tuan Besar tahu, akulah ibu dari anak–anak,
pasti tidak akan setuju aku masuk ke keluarganya.”
“Kepergianku sementara waktu ini untuk memberi ruang bagi kami masing–masing, dia bisa mengurus
masalah keluarganya dengan perlahan, aku juga bisa menerima pengobatan dengan tenang. Kalau
setelah beberapa waktu ini, aku berhasil sembuh dan dia juga berhasil meyakinkan Tuan Besar,
bukankah ini akan sangat baik....”
Setelah mengatakan ini, Tracy sudah sangat kelelahan, “Bibi Juni, awalnya aku juga tidak ingin bibi
khawatir, tapi aku membutuhkan perlindunganmu, baru bisa pergi.”
“Anak bodoh, apa pun yang terjadi padamu, aku akan selalu berada di sisimu untuk melindungi dan
menjagamu,” ujar Bibi Juni sambil menycka air matanya.
“Terima kasih, Bibi Juni....” Kelopak mata Tracy terasa sedikit berat, “Aku tidur sebentar, aku akan
keluar setelah pulih.”
“Ya, tidurlah dengan tenang, aku akan menjagamu di sini.”
Bibi Juni menyelimutinya, memegang dahinya yang sedingin es, lalu melanjutkan menyeka tubulinya
dengan handuk hangal.
Dia sunggul sedih melihat Tracy seperti ini.
“Mana mami?” Anak–anak itu bermain hingga berkeringat. Keuka tidak menemukan maminya saat
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmkembali ke rumah, mereka melangkahkan kaki mungil mereka ke mana–mana untuk mencarinya.
“Seharusnya maini ada di kamar Bibi Juni,” ujar scorang pembantu. “Tuan Muda kecil, Nona kecil, ingin
memanggilnya?”
“Ya....”
“Tidak perlu.” Carlos menyela kata–kata Carla dan berkata dengan pengertian, “Mami dan Nenek
sedang membahas sesuatu, lebih baik kita tidak mengganggu mereka, kita belajar dulu saja.”
“Oke, ayo belajar.” Ketiga anak itu sangat suka belajar dengan Daniel.
“Kalian naik dulu dan tunggu papi di atas.” Danicl ingin melihat Tracy.
“Oke, Papi.”
Kctiga anak itu melangkahkan kaki pendek mereka dan naik ke lantai atas.
Ketiga perawat mengikuti dari samping untuk menjaga mereka, takut mereka terjatuh.
Daniel berjalan ke sisi luar kamar Bibi Juni dan mengetuknya perlahan.
“Siapa?” tanya Bibi Juni dari dalam.
“Aku,” jawab Daniel sopan, “Apa Tracy ada di sini?”
“Eh, ya....” Bibi Juni sedikit panik, dia segera berjalan ke pintu, lalu membuka sedikit, “Lambungnya
sedang tidak nyaman, sudah minum obat dan sedang beristirahat.”