- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 619
“Tadi aku sudah memikirkannya, seharusnya itu bukan diajarkan oleh orang lain.” Tuan Besar fertawa
mencibir, “Kedua orang dewasa itu tidak secerdas anak ini. Jika mereka bisa mengajarinyil
mengatakan hal ini, itu baru anch!”
Sanjaya tertawa, “Anda tidak boleh membicarakan Tuan Daniel seperti itu, dia juga sangat
cerdas.”
“Ya, pemikiran jahatnya yang banyak.” Memikirkan Daniel, Tuan Besar pun langsung marah,
“Meskipun bukan dia yang mengajarkan Carlos mengatakan perkataan itu, tapi dia tetap berencana
menyuruh anak–anak untuk membujukku.”
“Benar, jika tidak, bagaimana mungkin kedua tuan muda kecil dan tuan putri pulang ke rumah
setengah jam lebih awal?” Sanjaya juga menyadari lal ini.
“Ya.” Saat memikirkan anak–anak, Tuan Besar kembali dilema, “Meskipun ini adalah rencana jahat
bocah tengik itu, tapi perkataan anak–anak adalah perkataan dari lubuk hati...”
“Saya akan mengatakan perkataan yang kurang enak didengar.” Sanjaya berkata dengan hati–hati,
“Tuan Daniel dan anak–anak sekarang sudah schati, jika Anda masih memaksa untuk memisahkan
mereka, maka mereka sekeluarga akan membenci Anda.”
“Ketiga anak itu juga memiliki pendapatnya sendiri, terutama Tuan Muda Carlos. Jika dia sungguh
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtpergi mengikuti maminya...”
“Dasartua bangka, kamu kira aku masih kurang risau? Masih mau menakut–nakutiku?” Tuan Besar
marah besar, “Sebaliknya, kamu harus membantuku mencari cara!!”
Dia mengetukkan tongkatnya ke lantai hingga menimbulkan bunyi.
Sanjaya terkejut hingga mundur setengah langkah, lalu berkata dengan takut, “Tuan Besar, saya tidak
berani bicara sembarangan dalam masalah ini. Saya takut Anda marah..”
“Katakan, maka aku akan mengampunimu. Tuan Besar benar–benar tidak punya jalan keluar lagi,
maka dia ingin berunding dengan seseorang. Will
“Sebenarnya, saya pikir...” Sanjaya terbata–bata. Setelah beberapa lama, barulah dia mengutarakan
pendapatnya. “Tuan Daniel benar–benar ingin menikahi Nona Tracy, mereka juga memiliki tiga orang
anak, dan ketiga anak itu juga sangat menggemaskan. Dalam situasi seperti ini, Anda sungguh tidak
bisa meinisahkan mereka secara paksa...Jadi, bagaimana jika Anda merestui mereka?”
“Dasar lua bangka, aku menyuruhmu menlerikan ide dan membantuku mencari cara, kamu” malah
membantu mereka bicara?”
Tuan Besar sangat marah, memukul Sanjaya dengan tongkatnya. Tentu saja, kekuatan memukulnya
tidak sekuat saat memukul Daniel.
Bagaimanapun juga, Sanjaya juga sudah hampir berusia 80 tahun, tidak boleh dipukul.
Tidak seperti Daniel yang kulitnya sudah kebal, tidak apa–apa meski dipukul.
“Anda sendiri yang menyuruh saya bicara, dan akan mengampuni saya. Sekarang malah marah
marad.” Sanjaya merasa sangat getir, “Sudah berusia selanjut ini, mengapa masih suka melanggar
perkatan sendiri...”
“Kamu masih berani membantah? Sungguh kurang ajar.” Tuan Besar marah hingga menggerakkan
giginya.
h hingga
1
“Saya tidak berani, tidak berani.” Sanjaya buru–buru meminta maaf, “Tuan Besar, sejujurnya, saya
bukan tergerak karena perkataan Tuan Muda Kecil, melainkan saya memikirkan Tuan...”
Sanjaya mengucapkan kata–kata terakhir dengan sangat berhati–hati.
Tuan yang dimaksud adalah ayah Daniel, David Wallance. Dia adalah orang berbakat yang terkenal di
scluruh dunia, memiliki banyak ketcrampilan, hanya saja tidak menyukai dunia bisnis dan punya
pendapat sendiri dalam urusan asmara.
Tuan Besar memaksanya belajar bisnis, memaksanya menyerah terhadap wanita yang dicintainya dan
menikahi gadis dari keluarga kaya yang sederajat dengan mereka. Pada akhirnya, David tidak memiliki
pencapaian apa–apa dalam karier dan hubungan asmaranya juga mengalami rintangan.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmMasih di usia muda, dia dan istrinya meninggal dunia akibat kecelakaan.
Selamanya, masalah ini menjadi penyesalan di hati Tuan Besar.
Sebelumnya, jika ada orang yang mengungkit tentang David, Tuan Besar pasti akan murka, tetapi
sekarang Sanjaya mengungkitnya, dia malah tidak marah.
Karena pertimbangan terbesarnya adalah hal ini.
“Meskipun Keluarga Moore memiliki tanggung jawab dalam masalah saat itu, tapi jika kita tidak
memaksa dan menentang, mungkin...”
Sanjaya hanya berbicara sampai setengah dan tidak berani melanjutkan perkataannya lagi.
Setelah berhenti sebentar, dia mclirik raut wajah Tuan Besar dengan hati–hati, lalu menekan suaranya
dan lanjut bicara.
“Menurut saya, perasaan Tuan Daniel terhadap Nona Tracy tidak sedangkal perasaan Tuan David
terhadap wanita dari keluarga Moore itu.” |
“Saya sungguh takut, apabila kali ini kita memaksa dan menentang lagi, lalu terjadi sesuatu pada Tuan
Muda, maka...” ||
“Meskipun keluarga ini sudah memiliki penerus, tapi Anda sudah berusia 96 tahun. Berapa tahun
kejayaan yang masih Anda miliki? Apa Anda masih bisa membimbing Tuan Muda Kecil, seperti dulu
Anda membimbing Tuan Daniel?