- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 622
Daniel sedang mencmani anak–anak makan pagi kсtika terdengar suara mobil dari luar. Kemudian,
ada orang yang inclapor dengan buru–buru, “Tuan Danicl, Tuan Besar datanur!”
“Scpagi ini?” Daniel sedikit terkejut, tapi dia tetap membawa anak–anak pergi keluar untuk
menyambutnya.
Saat pintu mobil terbuka, Sanjaya dan pengawal bersama–sama memapah Tuan Besar turun dan
duduk di kursi roda.
“Kakek Buyut! Kakek Buyutl”
Ketiga anak itu berlari menyambutnya, sambil berteriak “Kakek Buyui“, dengan suara menggemaskan
yang sangat enak didengar.
“Ah!” Senyum di wajah Tuan Besar merckah. Saat melihat anak–anak, suasana hatinya menjadi
sangat baik, “Apa kalian sudah makan?”
“Baru mau makan.” Carla mengangkat tangan mungilnya yang sedang memegang sebutir telur rebus,
lalu dengan patuh memberikannya kepada Tuan Besar, “Kakek Buyut, Carla baru mengupasnya, coba
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtcicipi!”
“Baik, baik! Tuan Besar mengambil telur itu, lalu menggigitnya, “Em, sangat enak!”
“Itu hanya telur biasa, apa yang enak?” Danicl menyindirnya.
“Apa urusanmu? Ini diberikan oleh cicit perempuan kesayanganku.” Tuan Besar memelototi Daniel
dengan galak, lalu mengelus–elus kepala Carla, “Hari ini kepangan rambutmu sangat cantik!”
“Hihi, Nenck yang mengepangnya.” Carla mengambil kepangannya, lalu mengenalkannya dengan
gembira. “Ini adalah kepangan rambut Putri Elsa, sama seperti Putri Elsa di film ‘Frozen‘.”
“Carla juga adalah tuan putri.” Tuan Besar mencubit pipi Carla yang tembam dengan penuh rasa
sayang
“Kakek Buyur, Kakek Buyur... Coba lihat, apa hari ini aku tampan memakai jas?” Carles segera
menghampiri dan menunjukkan jas barunya, “Hari ini, kami sekeluarga mau pergi foto pernikahan.
Kami semua mengenakan jas.”
Tuan Besar tertegun, dia mendongak dan memelototi Daniel dengan kejam. ‘Bocah lengik, bertindak
dahulu, baru melapor. Belum mendapatkan persetujuan, dia malah langsung mengambil foto
pernikahan!!!
“Kakek Buyut juga datang untuk mengambil foto pernikahan bersama kami?” Carlos berkata sambil
tersenyum, “Nenek dan Roxy juga ikut.”
“Ikut, ikut!”
Roxy singit bersemangat liingga mengepakkan sayapnya, ia terus berputar–putar di atas kepala
mereka sambil bersuara.
“Hchc, aku juga mau ikut meramaikan.” Bibi Juni merasa sedikit sungkan, “Kami sckcluarga belum
pernah berfoto bersama.”
“Hari ini, kita foto bersama.” Carla menarik tangan Bibi Juni. “Nenek, kenapa belum ganti baju?”
“Baju itu terlalu sempit, sangat tidak nyaman saat dipakai. Sesampainya di sana, baru nenek pakai
saja.” Membahas tentang gaun yang disiapkan untuknya. pipi Bibi Juni pun memerah. Dia berkata
kepada Carla, “Bahan gaun itu terlalu sedikit. Perancangnya sungguh menipu, banyak bagian depan
dan belakang yang kekurangan bahan.”
Sanjaya terkikik, kemudian segera menahan tawanya.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmSudut bibir Tuan Besar juga sedikit naik, tetapi dia bisa mengontrol ekspresinya dengan sangat baik.
Lalu, dia berkata pada Daniel, “Dorong aku ke ruang kerja, ada yang mau aku katakan padamu.”
“Oke...” Saat Daniel baru mau berbicara, alarm peringatan dari jam tangan Ryan berbunyi, dan
ekspresinya pun berubah sekciika, “Ini dari Hartono!”
Sctiap pengawal elitc di keluarga Daniel memiliki sebuah jam tangan khusus. Jika menghadapi
bahaya, jam tangan itu akan mengirimkan peringatan bahaya. Dengan begitu, rekan–rekannya bisa
mendapatkan informasi dan segera menyelamatkannya.
“Siapkan mobil, cepat.” Daniel memberikan perintah dengan sigap dan tegas.
Dengan cepat para pengawal mengemudikan mobil kemari, lalu Daniel segera masuk. Saat Ryan ingin
mengikuti, Daniel berpesan, “Kamu tetap di sini, jaga Tuan Besar dan anak–anak.”
“Baik.” Ryan melihat mereka pergi, lalu menoleh dan menyadari bahwa ketiga anak itu sudah
membelalakkan mata dengan mulut terbuka lebar, sedang menatap Daniel yang pergi menjauh dengan
ekspresi terkejut.
“Bawa anak–anak masuk ke dalam.” Tuan Besar memberikan tatapan isyarat.
“Baik...” Saat pengawal hendak membawa anak–anak masuk ke dalam, Carlos malah menyingkirkan
tangan mereka, lalu bertanya dengan penuh emosi, “Apa terjadi sesuatu pada Mami? Tadi pagi Kak
Cintya mengatakan bahwa Kak Hartono mengantar Mami pergi dengan mobil. Jika terjadi sesuatu
pada Kak Hartono, berarti Mami juga...“