- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 635
“Tidak...” Tracy bersikeras tidak mau pergi, “Besok sudah mau menikah, bagaimana bisa ke runah
sakit sckarang...”
“Diam!” Daniel berkata sambil menggerakkan giginya, ia menggendong Tracy naik ke dalam mobil.
“Tuan Daniel, apa aku bolch ikut pergi?” Bibi Juni cemas.
“Naiklah.”
Bertepatan dengan mobil yang mulai mclaju, Ryan mengabari Lily untuk bersiap–siap.
Lily yang mengetahui penyakit Tracy kambuh lagi, langsung mencari Amanda dan Dixon.
Daniel tiba di rumah sakit bersama Tracy dan Bibi Juni. Lily sudah mempersiapkan semuanya, ia
mengobati Tracy dengan cara yang sama seperti sebelumnya, memintanya bercndam dengan obat
tradisional dan memberikan suntikan untuknya.
Namun, kali ini tidak ada darah kotor yang keluar, Amanda mengerutkan kening, ia tidak berbicara
sepatah katapun.
Lily menarik Amanda keluar dan bertanya dengan cemas: “Amanda, apa dulu Tabib Hansen pernah
menjelaskan tentang pengobatan lainnya? Apa ada acara lain?”
“Dokter Lily, anda sudah menanyakannya berkali–kali, sungguh tidak ada.” Amanda berkata dengan
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtwajah murtum, “Saat itu, Guru masih sedang meneliti untuk mencari alternatif pengobatan terbaru.
Namun, sesuatu terjadi sebelum ia berhasil menemukannya....”
Lily terdiam mendengar ini, Tabib Hansen harus pulih. Jika tidak, tidak ada satupun cara yang bisa
dilakukan.”
“Kapan Guru bisa sadar?” Dixon bertanya, “Jika ia sadar, maka kak Tracy bisa diselamatkan.”
“Aku juga berharap dia bisa segera sadar, namun sekarang...”
Lily menghela napas, tidak tahu harus mengatakan apa.
“Nona, bagaimana perasaan mona? Apa merasa lebih baik?”
Bibi Juni sangat tertekan menatap wajah pucat Tracy.
Tracy bersandar di bak mandi, sekujur tubuhnya lemah tidak bertenaga.
“Tidak apa–apa, sebentar lagi akan baik–baik saja.” Daniel mengusap wajah Tracy dengan lembut dan
menghiburnya, “Tidurlah, setelah tidur sebentar, pasti akan jauh lebih baik.”
“Iya.” Tracy menjawab dengan sepatah kata, ia memejamkan mata perlahan–lahan tertidur.
“Tuan Daniel.”
Lily berjalan masuk ingin menjclaskan kondisi penyakit Tracy, namun ia tidak tahu harus mulai dari
mana.
“Bantu dia berkemas, aku akan membawanya pulang.”
Daniel tidak bertanya apapun, ia sudah tahu situasinya scperti apa.
“Baik.” Lily dau Amanda memandikan Tracy, lalu membantu Tracy memakaikan pakaiannya.
Daniel menggendongnya pergi. Di sepanjang jalan, Daniel memeluknya erat–erat, ia takut jika ia
melepaskan Tracy, Tracy akan pergi.
Bibi Juni memandangi pemandangan ini, ia tidak dapat menahan air matanya.
Sesampainya di rumah, Daniel menggendong Tracy masuk ke kamar, membaringkannya di atas
ranjang. Pada saat ini, Tracy uiba–tiba terbangun dan berkata dengan setengah sadar: “Jangan
khawatir, setelah tidur scbentar, aku akan baikan.”
“Ya.” Daniel mencium keningnya, lalu berbaring di scbclahnya.
Di bawah cahaya redup, ia melihat paras wajalinya yang cantik, hatinya bergejolak, seolah sedang
berada di atas lautan berombak, perasaannya tidak enak...
la membenci dirinya sendiri karena tidak melindungi Tracy dengan baik, membenci dirinya sendiri
karena terlambat menyadari masalah ini, membenci dirinya sendiri karena tidak menghargai saat–saat
indah itu...
Membuatnya menderita, hingga sekarang membuatnya sengsara karena racun ini.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmDaniel bersumpah di dalam hatinya, ia harus menemukan obat penawarnya.
Seperti itulah Daniel menjaga Tracy, tanpa disadari malam sudah berlalu, ia baru tertidur saat
menjelang fajar..
Tidak lama setelah ia tertidur, dari samping terdengar suara–suara, ia langsung terbangun dan
menyadari bahwa Tracy tidak berada di sampingnya. Raut wajahnya berubah drastis, ia langsung
bangkit dari ranjang dan pergi mencarinya.
Daniel mendengar suara air dari kamar mandi, dengan satu langkah besar, ia bergegas masuk ke
dalam kamar mandi....
“Pagi!” Tracy sedang mandi dan mencuci rambut, ia yang sekarang terlihat begitu cerah, schat dan
penuh dengan cnergi, sangat berbeda dengan yang kemarin malam, yang begitu lemah dan tidak
bertenaga, scakan–akan mereka adalah dua orang yang berbeda!
“Kamu tidak apa–apa, ‘kan?” Daniel tercengang mclihatnya.
“Tidak apa–apa.” Tracy menyeka air di wajahnya, lalu tersenyum cerah, “Hari ini, aku harus jadi
pengantin wanita tercantik!”
Kamu memang cantik.” Danicl tcrsenylun dan menatapnya dengan lembut, “Mandilah pelan pelan, aku
akan pergi ke kamar mandi satu lagi.”
“Iуа.”