- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 697
“Bagus sekali.” Daniel menyunggingkan senyuman, “Tapi, biar aku ubah ucapanmu. Begitu data tahun
ini keluar, Grup Wallance tetap menjadi peringkat pertama!”
“Begitu percaya diri?” Tracy tidak merasa sungkan, “Bagaimana kamu bisa tahu, Grup Moore tidak
bisa melampaui Grup Wallance?”
“Kebanyakan aset Grup Moore di Eropa. Peringkat dalam pengusaha Asia, tentu saja dipimpin oleh
Grup Wallance.” Daniel tersenyum, lalu berkata dengan ringan, “Seharusnya Lorenzo Moore juga tahu
logika ini!”
Begitu mendengar ucapan ini, dalam sesaat Tracy tidak mampu menyangkal. Sebenarnya ia tidak
tcrlalu mementingkan peringkat ini. Hanya saja, ketika melihat Linda tadi, ia langsung meledak lcdak
ingin membereskannya dan menghajarnya.
Makanya bisa ada scrangkaian kata–kata dan tindakan tadi.
“Aku undur diri dulu!” Daniel meletakkan gelas sampanye dan berbalik badan pergi.
Tracy menatap punggung Daniel. Ia mengernyitkan kening, pria ini sclalu tampak tenang dan elegan.
Ia tampak sangat stabil, tetapi dapat menggunakan kata–kata yang ringan menyerangnya balik.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtTampaknya, ia tidak mudah dihadapi!
“Keluarga Moore dan Wallance jalan beriringan. Keduanya sangat hebat, mereka adalah panutan kita.”
Tuan Eric lekas melakukan mediasi, “Benar tidak menurut kalian?”
“Benar, benar.” Para pengusaha itu menyahut gantan.
“Nona Tracy, kami telah menyiapkan ruang istirahat untuk Anda di sana. Aku antar kamu ke sana untuk
istirahat?”
Tuan Eric sangat berhati–hati sekarang, ia takui tidak sengaja menyinggung icmperamen berapi sang
putri ini.
“Semuanya, aku undur diri dulu!” i
Tracy tersenyum kepada orang di sekelilingnya, lalu mengikuti Tuan Eric meninggalkan tempat itu.
Ponsel Daniel terus berdering, jadi tadi ia pergi dan mampir ke ruang istirahat. In menjawab
icleponnya, “Halo!”
“Kamu ini kenapa?” Tuan besar mcmarahinya, “Jelas–jelas kamu yang janjian bertemu dengan
Victoria. Sekarang pesan tak dibalas, telepon tak dijawab. Ia tidak bisa menghubungimu. Kamu ini
sengaja mempermainkan orang lain?”
Daniel tertegun sejenak, ia baru ingat, hari ini janjian inakan malam dengan Victoria.
Awalnya, ia ingin menjclaskan langsung kepada Victoria, tetapi kemudian rencananya berubah. Ia
lekas menyibukkan diri dengan urusan pekerjaannya dan melupakan hal ini.
Pantas saja terus menerus ada notifikasi pesan, ia sama sekali tidak melihatnya.
“Ada perubahan jadwal, lupa memberitahunya.” Daniel menjelaskan dengan datar.
“Ia sudah menunggumu selama dua jam di restoran....
“Scgitu hebohnya:” Daniel menyela ucapan Tuan besar, “Kalau aku tak datang, ya tak usah tunggu
terus. Untuk apa mengeluh padamu?”
“Ia bukan mengeluh, ia bertanya padaku kamu di mana. Takut terjadi sesuatu denganmu....
“Memangnya aku bisa kenapa?” Danicl sangat kesal, “Sudalilah, nanti aku jelaskan padanya. Jangan
khawatir.”
“Ia sedang di rumah, kapan kamu pulang?” tanya Tuan besar,
“..... Daniel kehilangan kata–katanya, “Untuk apa kamu memanggilnya ke rumah lagi?”
Anak-anak akan sangat canggung ketika melihat Victoria.
“Kenapa? Aku tidak ada hak ini?” tanya Tuan besar balik.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Ada, ada.” Daniel sakit kepala karena Tuan besar, “Sekarang aku sedang mengikuti acara Forum
Bisnis Asia. Malam ini tidak pulang, kamu minta orang antar dia pulang. Besok setelah aku kembali,
aku akan menghubunginya.”
“Kenapa kamu selalu.....”
“Aku sibuk dulu.”
Daniel mencari alasan, langsung mematikan lelepon. Ia membuka pesan melihat sekilas, lalu memilih
mengabaikannya.
“Presdir Daniel, maaf mengganggumu!”
Tiba–tiba, terdengar suara merdu dari belakangnya.
Daniel menoleh melihatnya. Seorang anak gadis yang cantik, tubuhnya montok, dengan penampilan
mempesona. Ia mengenakan gaun mewah panjang ketat berwarna hitam. Memandang Daniel dari
kejauhan sambil memegang gelas sampanye. Tatapannya penuh dengan kekaguman.
“Ya, siapa kamu?” Daniel menaikkan alis.
“Namaku Frisca Amberson, putri dari Ardy Amberson pengusaha dari Negara Korea. Senang bertemu
dengan Anda!” Anak gadis itu menggunakan bahasa inggris yang lugas berbicara dengan Daniel, “Apa
aku bisa mendapatkan kchormatan untuk mengobrol dengan Anda?”