- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 698
Daniel baru saja ingin mengundurkan diri, tiba–tiba ia melihat Tracy sedang berjalan kemari. la
langsung mengubah tujuannya, “Silakan!”
“Terima kasih!” Frisca sangat senang.
Daniel sengaja memperlambat langkah kakinya, lalu membawa Frisca masuk ke dalam ruang
istirahatnya.
Kebetulan Tracy sedang lcwat, ia melirik Daniel dengan remeh, lalu terus berjalan. Ia tidak ada respon
lain.
Daniel mengernyitkan kening, tadi saat Tracy bertemu Linda, ia tcrprovokasi dan sengaja balas
dendam. Artinya ia adalah Tracy Smith.
Tetapi, kenapa ketika melihatnya sedang berdekatan dengan gadis lain, ia malah tak bercaksi?
“Presdir, grup kami bergerak di industri hiburan, perusahaan kami telah banyak menandatangani
kontrak dengan selebritas Negara Korca....””
Frisca langsung mulai memperkenalkan diri begitu duduk, lalu ia berkata dengan tulus, “Semoga ada
kesempatan untuk bekerja sama dengan Anda.”
“Iya.” Daniel mengangukkan kepala acuh tak acuh, “Lihat kondisi, mungkin akan ada kesempatan.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtKemudian, tangannya membuat intruksi.
“Nona Frisca, silakan.” Ryan mulai mengantarkan tamu keluar.
Frisca tercengang, tadi Daniel yang mengundangnya inasuk. Hanya mendengar ia bicara satu kalimat,
langsung mengantarnya keluar. Ada apa ini?
“Presdir Daniel, apa aku boleh minta nomor kontakmu?” tanya Frisca dengan hati–hati.
Daniel menundukkan kepala melihat ponsel, tidak ada respon.
“Silakan, Nona Frisca.” Ryan lekas mengusir tamu
Frisca tidak bicara lagi, ia menundukkan kepala membcri hormat, lalu pergi dengan lemas.
Ketika Ryan membuka pintu. Pengawal galak yang berada di ruang istirahat sebrang juga hendak
menutup pintu. Kcuka melihat Ryan, ia lcrlcgun dulu, lalu memelototinya dengan remeh.
“Duh, kamu….” Ryan menggertakkan gigi dengan kesal.
Setelah mengantarkan Frisca keluar, Ryan menutup pintu dan berkata dengan emosi, “Wanita sialan,
suatu hari aku akan membereskannya.”
“Siapa?” Daniel sedang menycsap alkohol. Ketika mendengar ucapannya ia mau tak mau melihatnya
dan bertanya.
“Pengawal wanita yang mengikuti Nona Tracy Moore.” Ryan sangat berapi–api, “Kemarin saat insiden
penabrakan mobil, ia langsung berteriak padaku begitu turun mobil. Tadi juga memclotoliku.”
“Wanita itu tampaknya jago bela diri, kamu belum tentu bisa mengalahkannya.” Daniel sengaja
mengejeknya.
“Bagaimana mungkin?” Ryan panik, “Tuan Daniel, aku adalah orangmu, kenapa Anda malah membela
orang lain, tidak membela orangmu sendiri...”
“Jangan banyak bicara, jika ada kesempatan, kalahkan dia, perlihatkan padaku.” Daniel memutar
matanya ke atas.
“Aku juga ingin, letapi menghiajar anjing harus melihat tuannya. Itu ada orang Nona Tracy, aku mana
berani.... ”
Ketika berbicara, terdengar suara bam dari luar, lalu ada yang berteriak, “Apa yang kamu lakukan?”
Itu adalah suara Hartono.
“Tampaknya bela dirimu lebih buruk daripada keterampilan menyeurmu.” Terdengar sebuah suara
provokasi arogan scorang wanita.
“Kurang ajar, aku akan membuatmu melihat apa yang disebut bcla diri!”
Hartono tidak sungkan lagi, ia langsung berkelahi dengan wanita itu.
Ryan lckas keluar memeriksa keadaan diluar. Ia membuka pintu dan menegur, “Hartono, apa yang
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmsedang kamu lakukan?”
“Kak Ryan....” Ketika sokus Hartono teralihkan, dadanya mendapat sebuah pukulan. Ia murka sekali,
ketika ia ingin membalasnya, pintu di ruang sobrang terbuka. Lalu, icrdengar sebuah suara, “Paula,
kamu sedang apa? Lagi–lagi menindas orang lemah!”
“Lemah??” Hartono menggebu–gebu hingga telinganya merah.
“Kamu bilang siapa lemah?” lol
Ryan mengcryitkan kening memeloroti Naomi. Wanita sialan ini yang suka memprovokasinya
beberapa kali. Jika dia menahan diri lagi, dia bukan pria sejati.
“Aku bilang kamu, kenapa?” Naomi menaikkan alis, teriawa mengejeknya.
“Kamu....” Ryan mengepalkan tangan maju ke depan.
“Lancang sekali!”
Tiba–tiba, terdengar sebuah suara rendah dari belakangnya,
Walaupun hati Ryan tidak senang, tetapi ia hanya bisa menyingkir ke samping.
“Paula, Naomi.” juga terdengar suara teguran dari ruang sebrang. “Kenapa lagi–lagi menindas pria?”
Menindas pria!!
Hartono murka sekali ketika mendengar ucapan ini.
Raut wajah Ryan juga berubah menjadi masam, ia menahan diri, seperti macan tutul yang mengamuk.