- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 700
“Ini mudah....” Ryan mengambil anak panah dengan percaya diri.
“Tidak boleh menyentuh tangkai bunga!” ucap Tracy.
Ryan tertegun sejenak. Wanita itu memegang mawar menggunakan mulut, hanya memperlihatkan
sebagian tangkai bunga. Meskipun berhasil mengenai tangkai bunga dan tidak melukai wanita itu pun
sudah termasuk tingkat kesulitan tinggi.
Sekarang tidak boleh menyentuh tangkai bunga, namun ingin merontokkan habis kelopak bunga?
Ini sudah sulit, ditambah sulit lagi!
“Kenapa? Tidak berani?” Tracy menaikkan alis mencibir, “Masih sempat untuk mengaku kalah.”
Para pengusaha lain juga menglicntikan kegiatan mereka dan melihat kemari. Ada beberapa orang
yang membawa gelas alkohol mendekat menyaksikan keranaian. Di saat seperti ini, mana mungkin
mengaku kalah?
“Tentu saja tidak.” Ryan lokas menjawab, “Mari bertanding, siapa yang takut?”
“Kak Ryan, bagus sekali!”
Hati Hartono membara api saat diprovokasi oleh Paula tadi. Sckarang ia berharap Ryan dapat
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtmelampiaskan kembali kepada mereka.
“Kckanak–kanakkan!” Paula memutar mata ke atas sambil memegang bunga mawar di mulut.
“Presdir Danic), aku bilang dulu, ya.” Tracy mengangkat gelas alkohol dan memperingatkan dengan
angkuh, “Jika sampai melukai orangku, maka aku tidak akan sungkan!”
“Sudah dengar?” Daniel menaikkan alis melihat Ryan.
“Tuan Daniel, tenang saja.” Ryan mengernyitkan kening. Walaupun agak sulit, tapi ia tidak bisa
mundur.
“Kalau begitu, mari mulai.” Naomi mengambil anak panah, menaikkan alis dengan arogan, “Kamu
duluan, silakan!”
“Tidak perlu.” Martabat pria Ryan terprovokasi, Wanita dulu, silakan!”
“Ok.” Naomi tidak sungkan lagi. Ia mengambil anak panah dan mundur beberapa langkah. Kira kira
dengan jarak dua puluh meter, membidik bunga mawar di mulut Paula....
Terdengar suara, ‘Swushhh!
Anak panah itu mengenai bagian tengah bunga mawar, menggores kelopak bunga, membuat kelopak–
kelopak bunga mawar bertebaran.
Paula mcmcjamkan mata, lalu membuka mata. Beberapa kelopak bunga mawar bergantungan di
kelopak matanya.
“Bagus sekali!” Beberapa pengusaha bertepuk tangan dan berseru.
Keterampilan tangan Naomi benar–benar luar biasa. Anak panah yang melesat keluar, sama sekali
tidak menggoyangkan langkai bunga. Anak panah itu hanya mengenai kelopak bunga dan berhenti
tepat di papan target, lalu bergetar sedikit.
“Giliranmu.” Naomi menaikkan alis dengan bangsa, lalu menyingkir ke samping.
Ryan mengambil anak panah berjalan mendekat. Ia baru saja ingin melempar anak panah, Naomi
tiba–tiba berkata, “Tidak bolch menyentuh daun.”
“...” Ryan membclalakkan mata, “Tadi, kenapa kamu tidak bilang?”
Naomi baru saja mengenai bagian tengah bunga, sekarang hanya tersisa bagian bawah bunga yang
berantakan. Sedangkan di samping bunga itu ada dua helai daun. Jika daun saja tak bolch disentuh,
maka kesulitannya benar–benar bertambah.
“Tadi aku juga tak mengenainya.” Naomi inerentangkan kcdua tangan dengan percaya diri.
“Kamu....” Ryan menggertakkan gigi dengan murka. Tetapi, banyak orang yang melihat, ia tidak bolch
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmberdebat dengan wanita.
“Kak Ryan, semangat!” Hartono membantu mengelap keringat Ryan.
Daniel malah menyicipi alkoholnya dengan pelan, kelopak matanya tidak mclihat ke atas.
“Presdir Daniel tannpak tidak cemas?” Tracy menggodanya, “Jika kamu kalalı, bukankah akan sangat
memalukan?”
“Keluarga Wallance kami tidak pernah kalah.” Daniel mengoyang–goyangkan gelas alkohol.
Baru selesai bicara, anak panah Ryan sudah melesat. Mengenai kelopak bunga dengan sempurna
tanpa mengenai daun dan tangkai.
Kelopak bunga berjatuhan ke tubuh Paula, menghiasi baju hitamnya dengan warna merah.
Ada sebuah keindahan yang tersebar...
“Hebat!” Para pengusaha di sekitar tak berhenti bertepuk tangan.
Walaupun kelopak bunga yang jatuh kali ini tak lebih banyak daripada Naomi, tctapi di bawah
persyaratan yang sulit itu, sudah tak mudah baginya untuk mengenai target!
“Keterampilanmu tak buruk.” Naomi menyunggingkan senyuman, “Aku terlalu meremchkanmu!”
Ryan mendengus dan membuat gestur tangan ‘Silakan: la ingin melihat bagaimana aksi Naomi
sclanjutnya.
Sekarang sckuntum bunga mawar sudah berantakan. Tidak mudah untuk menargeli kelopak