- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 716
“Bagian serunya ada di belakang.” Daniel menaikkan alis tersenyum menyeringai, “Malam ini setclah
kamu keluar dari sini, kamu tidak akan lagi merasa wanita itu baik!”
“Maksudmu Tracy?” Duke mcrasa perbuatannya ini salah, ketika teringat Tracy, “Aku masih‘ merasa
dia sangat baik. Kalau ia tahu aku datang ke sini, pasti tidak akan senang. Sudahlah, lebih baik aku
pulang saja....” Will
la berbalik badan hendak pergi, tiba–tiba scorang wanita cantik dengan pakaian lingerie kucing scksi
menabraknya. Bibir merahnya sedikit icrbuka, sangat mempesona, “Kakak, kamu mau ke mana?”
Mata Dukc langsung berbinar. Matanya bergerak menuju bawah tulang selangka anggun wanita itu.
Ketika melihat sepasang gunung yang menyembul keluar, matanya membelalak besar, darah di hidung
mengalir ke bawah secara perlahan.
“Pus” Wanita berseragam kucing itu menutup mulut tertawa, “Aduh, Kakak. Kamu panas dalam, ya
Minum alkohol dingin untuk rcdakan panas.”
Setelah berbicara, wanita itu langsung memanggil teman–teman wanitanya, menarik Duke masuk ke
dalam ruang VIP Danieli
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Ketika mclihat tampang Duke seperti itu, saya jadi teringat pertama kali saya datang ke bar ini.” Ryan
tak bisa menahan diri mendesalı, “Memalukan seperti itu.... dan dalam kebingungan itu... kemudian
dijerumuskan oleh Anda.”
la menatap Daniel dengan dendam di hati, “Sekarang sudah tak terkejut melihat hal seperti itu!”
“Bukankah bagus? Sudah kebal.” Daniel tersenyum, “Walaupun kamu sering kemari, tapi kamu masih
menjaga perjakamu. Benar–benar lak mudah!”
“Tuan Daniel, Anda, bagaimana bisa Anda...” Wajah Ryan memerah.
Daniel menyeringai, lalu masuk ke dalam ruangan.
“Kak Ryan, kamu sungguh masih perjaka?” tanya Hartono penasaran.
“Diam!” Ryan memelototinya, “Masih muda bukannya belajar baik–baik, malah belajar menggosip!!”
IIIIIIII
Hartono tertegun di tempat. Ia mclihat Ryan berjalan masuk ke dalam ruangan. Ada dua wanita
berpakaian kelinci hendak menabraknya, namun ia menghindar dengan cerdik, scolah tak bergerak.
Ia benar–benar mengagumi Ryan!
Menjadikannya scbagai panutan di dalam hatinya!
Di dalam hatinya, ia memutuskan, dirinya juga tidak boleh ternodail
Ruang VIP penuh dengan keindahan dan kemabukan.
Ada wanita kucing, wanita serigala, ada jugii wanita kelinci scksi menggemaskan, serta gadis dewasa
bergaun merah yang membara dan menggoda…
Tersedia berbagai gaya!
.
Duke sudah terlena dalam kegelapan itu. Ia dikerumuni oleh sekelompok wanita cantik di sofa sambil
minum alkohol dan disuapi anggur. Ryan saja tidak berani memandang langsung adegan indah dan
seksi itu!
Duke seperti tahanan yang sedang meronta di ujung moralitas dan hasrat. Kedua tangannya
mencengkram kulit sofa, menenggelamkan kuku–kuku jarinya. Ia meronta untuk terakhir kalinya di
dalam hatinya.
“Kalian... jangan menekanku, cepat turun....
“Hei, jangan melepaskan ikat pinggangku!!”
“Jangan mengelus pahaku!!!”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Ah!! Jangan duduk di atasku....
“Daniel, tolong aku, tolong!”
Bahasa patah–patah itu diucapkan dengan sulit. Hali dan anggota tubuhnya sedang meronta saat ini.
Duke meminta bantuan pada Daniel dengan wajah menangis tanpa air mata. Kedua mata biru lautnya
dilapisi kabut, ia tampak menyedihkan!
Danicl menahan tawa, lalu membuat gestur tangan.
Ryan dan Hartono segera mengusir wanita–wanita itu. Dalam seketika, para wanita yang berisik itu
bubar, ruangan itu pun liching dalam sesaal.
Duke mcrosou lemah di atas sofa. Ia mengelap keringal di keningnya dan menarik napas dalam dalam.
Ia masih belum tenang setelah beberapa saat....
“Baik–baik saja, ‘kan?” Daniel melirik respon Duke yang tak mampu mengendalikan dirinya.
“Baik, baik–baik saja” Duke memegang bantal diletakkan di depannya. la berbicara dengan gelisah,
“Wanita–wanita itu, ganas sekali!”
“Kamu tidak suka?” Daniel sengaja memprovokasinya, “Kalau begitu tidak usah minta mereka masuk
lagi, kita minum saja!”
“Bukan, bukan...” Duke lekas menjelaskan, “Mereka bekerja dengan tidak mudah, scharusnya kita
mendukung mereka!”