- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 730
“Papi paham!” Daniel berjongkok dan memeluk Carla dengan hangat, “Cepat pergi makan!”
“Iya, iya.” Carla mencium pipinya, lalu turun ke lantai bawah.
Carles melihat Carla pergi, lalu ia mendekati Daniel dan bertanya dengan suara rendah. “Papi. apa
Papi kencan dengan wanita?” /
“Sshh ––” Daniel lekas menutup mulut Carlos, ia menoleh kepala melihat Carla, apa ia sudah pergi
menjauh. Topik ini boleh dibicarakan dengan putranya, tapi tidak boleh sampai terdengar oleh putrinya.
Sctelah Carla tiba di lantai bawah, Daniel baru melepaskan tangannya. Ia membelai kepala kecil
Carles dengan lembut dan menegurnya dengan suara rendah. “Bocah busuk, hal sembarangan apa
yang kamu pikirkan setiap hari.”
“Memangnya tcbakanku salah?” Carles miengernyitkan kening dan tersenyum menyeringai, “Beberapa
liari ini Papi tampak berubah. Tatapan mata papi berubah menjadi lcbih hidup dan kadang suka
tersenyum. Selain itu, papi yang biasanya setiap hari pulang ke rumah selama dua tahun ini, mulai
tidak pulang lagi. Jika tidak kencan dengan wanita, maka lebih anch.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Anak kecil paham apa, sih?” Daniel mengusap kepalanya.
“Aduh, Papi jangan mengacak–acak rambutku.” Carles mendorong tangannya dan berbicara dengan
tak senang, “Bukankah wajar berkencan dengan wanita? Kenapa harus disembunyikan?”
“Hah....“Daniel baru saja ingin bicara, tetapi ia bertemu dengan tatapan marah Carlos.
“Carlos, Carles, cepat turun makan.”
Tuan besar berteriak dari lantai bawah.
“Iya!” Carles lekas menjawab, “Papi, aku turun dulu!”
“Pergilah.” Daniel menepuk–nepuk pantatnya dan melihatnya pergi. Kemudian ia menoleh, menarik
tangan Carlos, tapi Carlos malah menghindari Daniel dan dengan dingin menyeka tangannya, lalu ia
langsung menuju ke lantai bawah.
Daniel mengernyitkan kening ketika melihat sosok punggung Carlos.
Carlos lebih dewasa daripada Carlos dan Carla, la lebih paham, ia selalu menun kembali dan berharap
Daniel juga sama sepertinya.
Ia tidak berharap siapa pun dapat menggantikan posisi maminya...
Daniel sangat ingin memberitahunya, bahwa sebenarnya ia sedang berkencan dengan mami mereka,
tapi untuk saat ini, ia tidak bisa mengatakannya.
Sudahlah, selesaikan masalah di depan mata dulu.
Daniel kembali ke kamar dan mandi. Ketika ia berada di kamar mandi, terdengar suara gedoran
pintu dari luar. Di saat bersamaan, terdengar suara teriakan Ryan yang cemas, “Tuan Daniel. Tuan
Daniel!”
Daniel tahu ada hal darurat. Dengan kepala masih bersampo, ia langsung mengenakan jubah mandi
dan berjalan keluar, “Kenapa?
Ryan lekas masuk dan melapor dengan panik, “Nona Tracy datang!!!”
“Apa?” Daniel sangat terkejut, tetapi reaksinya sangat cepat, “Cepat halangi mereka, jangan sampai
Kakek dan anak–anak melihatnya. Aku akan turun setelah ganti baju.”
“Baik.” Ryan lckas berlari ke bawah.
Daniel membersihkan tubuhnya secepat kilat, sedangkan di lantai bawah sudah terdengar suara
kicauan clang dan jeritan ketakutan anak–anak....
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmDaniel memejamkan mata, kchilangan knta–kata Wanita sialan ini, tampaknya benar–benar hilang
ingatan. Bisa–bisanya membawa clang datang untuk mengganggunya, bahkan menakuti anaknya
sendiri!!!
Di lantai bawah, Carlos mengernyitkan kening. Walaupun ia takut, tetapi ia tetap berusaha tangguh.
Carlcs dan Carla ketakutan hingga wajah mereka inemucat, mereka lckas masuk ke dalam pelukan
Tuan besar.
Tuan besar bergegas melindungi mereka dan berseru dengan marah, “Apa yang terjadi?”
“Tuan besar, orang dari vila bukit sisi utara kemari. Katanya ingin meminta maaf secara langsung!”
Seorang pengawal datang melapor.
“Kurang ajar.” Urat biru di wajah Tuan besar menonjol keluar, “Minta maaf dengan membawa elang?
Jelas–jelas mereka sengaja memprovokasi.”
“Iya.” Pengawal menundukkan kepala ketakutan.
“Pergi, bunuh elang itu!” Tuan besar menepuk meja sambil memberi perintah.
“Ini...” Pengawal agak ragu, Ryan dan Thomas menghalangi di luar, tidak membiarkan mereka
mengurus hal ini. Jelas sekali, Tuan Daniel tidak ingin mereka ikut campur dalam masalah ini.
Tetapi di sisi lain, Tuan besar juga memberi perintah, mereka benar–benar dalam posisi sulit.