- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 765
Terdengar bunyi tembakan, darah memercik ke mata Daniel.
III
Daniel langsung terbangun dari mimpi buruknya, melihat ke langit–langit sambil membclalakkan mata,
bernapas tersengal–sengal......
Tidak boleh membiarkan tragedi seperti ini terjadi.
Saat sedang berpikir, tiba–tiba terdengar suara teriakan dari luar: “Mami...”
Daniel tersentak, segera bangkit dari ranjang, berpakaian, lalu pergi melihatnya.
Saat bangun, ketiga anak melihat kamar yang pernah ditinggali maminya ada orang, mengira Mami
sudah kembali, maka segera mencrobos dan bertcriak.
Tapi, yang didorong keluar dengan kursi roda olch tenaga medis, adalah Victoria Hilton!
Ketiga anak menghentikan langkah, melihatnya dengan tercengang.
Carles membelalakkan mata, kebingungan: “Bibi Victoria? Kenapa bibi bisa ada di rumahku?”
Wajah kecil Carla dipenuhi kekecewaan, tapi tetap menyapa dengan sopan: “Bibi Victoria, apa bibi
terluka?”
Carlos mengerutkan kening, tidak mengatakan apa–apa.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtVictoria menjelaskan dengan bahasa isyarat sambil tersenyum: “Aku mengalami kecelakaan mobil dan
terluka. Karena rumah kalian ada peralatan medis, jadi bibi tinggal di sini untuk sementara, Sudah
mengganggu kalian.”
“Oh, ternyata begitu.” Carles mengangguk, berkata dengan sopan, “Semoga cepat sembuh!”
“Aku juga mendoakan semoga Bibi cepat sembuh. Carla Iersenyum pada Victoria,
“Terima kasih, Carles sayang, Carla sayang!” Victoria berterima kasih dengan menggunakan bahasa
isyarat.
“Sama–sama....”
“Bibi Victoria!” Tiba–tiba Carlos berkata dengan serius, “Bibi panggil nama kami saja, sebutan sayang
adalah panggilan Papi dan Mami pada kami, tidak sesuai kalau Bibi memanggil kami seperti itu.”
Ekspresi Victoria sedikit canggung, segera mengubahnya: “Baiklah, Carlos.”
“Semoga cepat sembuh!” Carlos mcnunduk dan memberi hormat padanya, lalu berbalik dan pergi.
“Ayo turun sarapan.” Carles juga ikut turun ke bawah.
Hanya Carla yang melangkah maju, bertanya dengan ramah: “Bibi Victoria, apa bibi sudah
sarapan?”
Victoria menggeleng sambil tersenyum.
“Kalau begitu, turunlah bersamaku, kita sarapan bersama. Bclakangan ini, Nenek Riana bclajar
membuat bakpao babi.” Carla memperagakannya sambil tersenyum. “Itu adalah bakpao yang
bentuknya seperti babi kecil, cnak sekali.”
“Benarkah? Sungguh ingin mencobanya.” Victoria menggunakan bahasa isyarat, senyum di wajahnya
sangat cerah.
“Ayo, aku bawa Bibi ke sana.” Carla mengundangnya dengan antusias.
“Terima kasih, Carla!” Victoria mengelus rambut Carla dengan ramah.
Keduanya turun bersama menggunakan lift. Saat ini, Carla melihat Daniel sedang berdiri di depan
pintu kamar, lalu melainbaikan tangan padanya: “Papi, selamat pagi.”
“Pagi.” Saat melihat anak–anak tidak terlalu emosional, Daniel menutup pintu kamar. Dari awal sampai
akhir, sorot matanya tidak melihat ke arah Victoria.
Victoria belum selesai mengatakan selamat pagi dengan bahasa isyarat, Daniel sudah kembali ke
kamar. Dia hanya bisa menurunkan tangan sambil icrsenyum pahit.
Di lantai bawah. Carlos dan Carles berjalan bersama ke arah ruang makan.
Ekspresi Carlos sangat dingin. Garles mendekatinya dan berbisik padanya: “Jangan seperti itu. Dia
pernah menyelamatkan Carla. Kita anggap saja dia sebagai tamu.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Aku tidak mengatakan apa–apa.” Carlos duduk di kursi.
“Baiklah.” Carles merentangkan kedua tangan. Dia tahu, sifat Carlos sama persis dengan Papi, dingin
dan keras kepala, tidak ada yang bisa membujuknya.
“Carlos, Carles, pagi!”
Saat ini, Sanjaya menghampiri dengan mendorong Tuan Besar. Tuan Besar menyapa anak–anak
dengan penuh semangal.
“Kakek Buyut, pagi!” Carles membalas sambil tersenyum.
“Kakek Buyut, payi!” Carlos membalas dengan sopan, tapi terasa tidak terlalu akrab.
Tuan Besar sudah menduganya, Carlos akan sedikit sulit menerima hal ini. Tapi dia merasa, anak–
anak akan selalu mengalami sebuah proses......
Mami mereka sudah meninggal. Cepat atau lambat, Papinya harus menikah dengan scorang mami
baru.
Tapi saat ini, dia tidak mengatakan dengan jelas pada anak–anak, hanya berharap Victoria bisa
memupuk hubungan baik dengan anak–anak, lalu mencari kesempatan untuk mengatakannya pada
anak–anak…..
“Kakek Buyut!” Saat ini, Carla menghampiri bersama Victoria, menyapa Tuan Besar dari kejauhan,
“Pagi!”
“Pagi!” “Tuan Besar sangat terlibur, sctidaknya, Carla tidak menolak Victoria.
Bab 766