- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 769
“Huli, aku benar–benar terlalu baik.”
Carlos menghela napas dalam–dalam dan menatap clang itu.
Elang itu juga menatapnya, kali ini, tatapan mata Elang itu sudah tidak begitu dingin, berangsur angsur
menjadi sedikit hangat.
Carlos mengerutkan kening dan berpikir, jika memang dia tidak bisa memukulnya dengan baru, maka
dia hanya bisa mengambil risiko.
Carlos dengan berani berjalan mendekatinya, dia sekuat tenaga menarik cincin itu dari kaki burung
elang.
Burung clang itu memberikan peringatan dengan mengepakkan sayapnya, Carlos kaget, kemudian
clang menarik kembali sayapnya dan tidak menakutinya lagi.
Carlos terus menarik cincin itu, sambil menarik, sambil berkata: “Jangan bergerak, aku hanya ingin
mendapatkan kembali cincin ini, dan tidak ingin menyakitimu. Cincin ini milik mamiku, harus kembali ke
pemilik aslinya.”
Kaki burung elang itu juga terluka dan tidak bisa bergerak, dia hanya bisa menatap Carlos.
Sciclah beberapa saat, Carlos akhirnya berhasil melepaskan cincin itu, dia mengeluarkan tisu basah
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtdari tas sekolahnya, dengan teliti menyokn noda darah di cincin itu, dan kemudian dengan hati–hati
menaruh cincin itu ke dalam tasnya. Kemudian dia menggendong tas sekolahnya, dan bersiap untuk
pergi. W
Tapi, melihat kondisi elang itu, Carlos merasa sedikit tidak tega.
Dia terluka dan tidak bisa terbang, sekarang dia jatuh ke dalam lembah yang tersembunyi. mungkin
pemiliknya akan sulit menemukannya, jika ada binatang buas yang datang dan menyerangnya, dia
hanya bisa diam saja dan menunggu mati...
Memikirkan hal ini, Carlos membuka tas sekolahnya, kemudian mengeluarkan kotak P3K dan
mendekati elang itu dengan hati–hau: “Aku akan mengobati lukamu, jangan bergerak, mengerti?”
Elang itu tidak meresponnya, dia hanya menatapnya, tapi tatapan matanya sekarang sudah menjadi
lebih hangat.
Carlos menggunakan alkohol untuk mensterilkan lukanya, kemudian inengoleskan obat dilukanya,
setelah itu membungkusnya dengan kain kasa.
Carlos sering keluar masuk rumah sakit, dan ada staf medis juga di rumah, jadi dia tahu semua
langkah pengobatan sederhana ini, tapi ia belum pernah mempraktikkannya, sehingga membuat
balutannya menjadi sangat jelek.
Akhirnya, melihat clang yang dibungkus menjadi seperti lepet olchnya, Carlos menghela napas lega:
“Aku yang berencana datang ke sini untuk mengamati situasinya, khawatir akan terluka, jadi aku
membawa kotak P3K. Dan tidak kusangka, ini akan berguna juga.”
Elang itu tiba–tiba meraung ‘Arwkkk‘ dan berperilaku sangat jinak.
Carlos tertegun sejenak, dan tertawa terbahak–bahak: “Suaramu terdengar seperti suara Roxy.”
Mendengar suara ini, Elang itu membuat suara “Arwkkk” yang lebih bersemangat, scolah–olah dia
merasa tidak asing dengan nama ilu.
“Roxy adalah burung beo kecil, kamu pernah melihatnya sebelumnya. Burung bco kecil yang terbang
untuk melindungiku waktu itu...”
Sambil berbicara dengan Elang, Carlos juga merawat lukanya di tempat yang lain, tetapi sayang sekali
peralatan medis yang dia bawa terlalu sedikit, ada beberapa luka yang belum di obati.
“Hanya bisa seperti ini.”
Carlos berkemas dan mencoba untuk menggendong clang itu, tetapi elang itu terlalu berat, dia tidak
bisa menggendongnya.
“Aku harus membawamu naik ke sana, jika tidak, Tuanmu tidak akan dapat menemukanmu, dan kamu
akan terjebak sampai mati di sini.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmCarlos menemukan batang pohon besar, kemudain meletakkan clang di atasnya, dan dengan sekuat
tenaga menyeret batang pohon itu kelereng bukit.
Elang itu teriak beberapa kali, dan mata yang tajam itu berangsur–angsur menjadi jinak.
Carlos menyerci clang itu sampai ke tengah bukit, tangannya yang kecil dan lembut sudah penuh
dengan luka, dia mengibas–ngibaskan tangannya dan terus menariknya sekuat tenaga.
Pada saat ini, tiba–tiba dari jarak yang tidak jauh terdengar suara yang familiar––
|
“Tuan Muda, Carlos!”
“Tuan Muda...”
“Carlos! Cepat keluar, jangan menakutiku!”
Di depan terdengar suara para pengawal, dan di belakang terdengar suara Tuan Besar.
Carlos menoleh melihat elang itu dan buru–buru berkata, “Gawal, kakek buyutku membawa orang–
orangnya untuk mencariku.”
“Gu... Gu...!” Elang itu berteriak padanya beberapa kali.
“Carlos….”
Teriakan itu terdengar semakin dekat, Carlos mengerutkan kening dan menjadi sedikit ragu ragu: “Aku
tidak boleh membiarkan mereka melihatmu, kalau tidak, ini akan menyebabkan kesalahpahaman. Aku
harus pergi dulu, aku akan menemukan cara umuuk membawa tuanmu datang ke sini dan
menyclamatkanmu. Percayalah padakul!”