- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 777
“Um.” Tunin Besir menganggukkan kepala dan tersenyum, “Klinik pengobatan tradisional yang kami
dirikan di Maple sangat bagus, Dokter Robert sering pergi berobat kesana. Bagaimanapun juga, dokter
tidak bisa mengobati dirinya sendiri.”
“Aku hanya pamer kekuatan di depannya.” Victoria tertawa dengan segan, “Kakek, hasil
pengobatanmu sebelumnya begitu bagus, lebih baik diteruskan saja.”
“Akhir–akhir ini pinggangku sakit, sebenarnya aku sangat ingin pergi berobat, tapi tunggu semua
urusan di sini bcrcs, aku baru akan kembali.” Tuan Besar melanjutkan makannya.
“Urusan apa?” Daniel sckalian bertanya, “Urusan pekerjaan, biar aku yang menyelesaikannya. Jangan
khawatir.”
Sciclah berbicara panjang lebar, akhirnya sampai pada topik ini, Daniel langsung menggenggam erat
kesempatan ini.
“Mengenai urusan kantor, aku tahu kamu bisa menyelesaikannya...” Tuan Besar menatapnya dalam.
“Tapi, bagaimana dengan urusan pribadi?”
Daniel tertegun, “Apa maksudnya?”
“Victoria adalah anak yang baik.” Tuan Besar menatap Victoria dalam–dalam, “Kamu harus bisa
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtmenghargainya.”
Daniel mengerutkan kening, ia hampir saja meledak, namun ia tiba–tiba terpikir sebuah ide, jika dia
berpura–pura bersama dengan Victoria, maka Tuan Besar akan kembali ke Negara Maple dengan
tenang, nantinya ia tidak akan dapat mengganggunya lagi...
Dirinya juga dapat dengan tenang menyelesaikan masalah Tracy Moore.
Daniel memikirkan lial ini, lalu menganggukkan kepala, “Iya, dia sebenarnya sangat baik, kita coba
berkencan dulu.”
“Benarkah?” Tuan Besar sangat girang.
Victoria tercengang, ia sudah lama menantikan kalimat ini…
“Apa hal seperti ini bisa dipalsukan?” Daniel tidak bertindak terlalu agresif, karena nanti akan terlihat
terlalu palsu, “Kita coba dulu saja.”
“Bagus, bagus.” Tuan Besar Ierus menerus menganggukkan kepala dengan senang, “Semakin kamu
dekat dengannya, kamu akan semakin tahu betapa baiknya Victoria.”
“Aku tahu.” Daniel memberikan sebuah pangsit udang untuk Victoria.
Victoria sangat tersentuh, ia menatap Daniel dengan hangat.
Tuan Besar melihat pemandangan ini, demi tidak mengganggu mereka berdua, ia sengaja berkata,
“Aduh. usiaku sudali lua, makan sedikit langsung ngantuk, aku pergi istirahat dulu. Kalian nikmati saja
hidangannya.”
1/3
la berkata sambil menepuk–nepuk tangan Victoria, memberikannya tatapan dalam yang penuli arti.
Sanjaya maju mendorongnya kembali ke kamar.
“Aku juga tidak makan lagi, aku antar ke kamar.”
Daniel menaruh alat inakannya, ia berdiri, lalu mendorong kursi roda Victoria naik ke lantai atas.
Tuan Besar inenoleh dan melirik mercka, ia berkata dengan suara pelan ke Sanjaya: “Nanti pantau dia,
apa mereka benar–benar mulai coba berkencan. Anak itu begitu licik, jangan–jangan hanya mau
membodohiku.”
“Tidak mungkin.” Sanjaya begitu yakin, “Tuan Daniel begitu arogan dan mementingkan dirinya sendiri,
scandainya ia berpura–pura menyukai seseorang, mau berpura–pura seperti apapun, pasti akan tetap
kelihatan.”
“Benar juga.” Tuan Besar menganggukkan kepala, “Anak itu nemang sejak dulu tidak pernah mau
berpura–pura. Dia dulu memperlakukan Victoria dengan sangat dingin, namun akhir–akhir ini sikapnya
sudah jauh lcbih baik.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Mungkin Tuan Daniel merasa kasihan.” Sanjaya menganalisis, “Scorang pria, jika mulai merasa
kasihan pada scorang wanita, lama kelamaan akan menjadi cinta.”
“Ya, benar.” Tuan Besar tersenyum dan menganggukkan kepala, ia lalu berkata, “Tapi, tetap awasi
mereka, hanya untuk berjaga–jaga.”
lah mengantarkan Tuan besar ke kamar, saya akan mengawasinya.”
Setelah Sanjaya mengantarkan Tuan Besar, ia naik ke atas secara perlahan.
Saat ini, Daniel mengantarkan Victoria sampai ke kamar, meinbaringkannya di atas ranjang,
mendekatkan diri padanya, lalu berkata dengan suara pelan...
“Karena kakek begitu menginginkan kita bersama, maka temanilah aku bersandiwara, agar ia bisa
kembali ke Negara Maple dengan tenang.”
Raut wajah Victoria membeku sejenak, namun dengan cepat ia tersenyum hangat lagi, berkata dengan
bahasa isyarat, “Mengerti, aku akan membantumu.”
“Bagus.” Daniel mengangguk, “Anggap saja aku berhutang budi padamu, dan jika ada kesempatan di
masa depan, aku pasti akan balas budi padamu.”
“Tidak perlu, aku yang bersedia membantumu...”
Victoria yang sedang berbicara dalam bahasa isyarat, tiba–tiba menyadari ada sebuah bayangan di
luar, ia langsung mengulurkan sepasang tangannya memeluk leher Daniel, lalu berinisiatif
menyodorkan bibir merahnya yang lembut...
2