- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 788
Daniel merasa sangat gelisah dan segera meletakkan gelas anggur, lalu mengenakan pakaiannya dan
bergegas turun.
“Tuan Daniel, ada apa?” Hartono yang sedang menunggu di luar pintu buru–buru bertanya.
“Siapkan mobil, kita ke vila bergaya Tiongkok.”
Daniel berjalan ke bawah sambil mengancingkan bajunya, karena kecemasannya, dia mulai berlari
setelah beberapa langkah
“Baik.” Hartono segera memerintahkan orang untuk mengambilkan mobilnya.
Pada saat ini, terdengar suara “bruk” dari lantai bawah.
Di sudut lantai pertama Daniel menabrak Victoria yang sedang dipapah oleh staf medis.
Victoria tertabrak olehnya, lalu tcrjatuh ke lantai dan gemetar kesakitan.
“Nona Victoria!” Perawat buru–buru memapah Victoria berdiri.
“Sudah selarut ini, kenapa kamu belum tidur?” Danicl memapah Victoria berdiri.
“Nona Victoria memberikan Dokter Lily hadiah dan baru saja ingin kembali ke kamar.” Perawat
menjelaskan.
Luka Victoria sepertinya tersentuh dan dia berkeringat dingin, seperti hujan dan wajahnya menjadi
pucat...
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Cepat panggil Lily.” Perintah Daniel.
“Oh!” Perawat buru–buru memanggil.
Daniel mengulurkan tangannya untuk memapah Victoria kembali ke kamar, tapi kaki Victoria terus
gemetar dan dia sama sekali tidak bisa berjalan.
Dia mau tidak mau menggendongnya kembali ke kamar, membaringkannya di ranjang, menyalakan
lampu dan menemukan bahwa luka di kaki Victoria kembali robek dan darah mengalir perlahan. Dia
tidak bisa menahan perasaan bersalahnya, “Tadi aku berjalan terlalu tergesa–gesa.”
“Ada apa?” Pada saat ini, Lily bergegas masuk dan memeriksa luka Victoria, “Astaga, lukanya robck,
cepat arnbil kotak obat.”
“Baik.” Perawat bergegas mengambil kotak obat.
“Bagaimana keadaannya?” Daniel bertanya dengan murung.
“Luka di kaki robek lagi dan perlu dirawat, Saya harus memeriksa bagian lainnya. Lily berkata,
“Seharusnya tidak ada yang serius, Anda jangan terlalu khawatir.”
“Baguslah.” Danich melihat ke luar, mobil sudah siap, lalu dia memberi tahu Victoria. “Istiraliaulali cli
kunarmu dengan baik, jangan lari sembarangu.”
Setelah mengatakannya, dia hendak pergi keluar...
“Al––– Pada saat ini, Victoria tiba–tiba menjerit.
Danici berhenti lagi, lalu menoleh ke belakang, Lily mengangkat roknya, menemukan bahwa luka di
pinggangnya juga robek, rok putihnya berlumuran darah.
“Ya ampun!” Raut wajah Lily berubah, “Ini harus dibawa ke rumah sakit.”
“Kenapa separah ini?” Daniel berjalan kembali, “Cepat bawa dia ke rumah sakit.”
“Aku akan segera memberi tahu orang–orang di rumah sakitku urrtuk datang.” Lily mengeluarkan
ponselnya dan menelepon.
Danicl melihat Victoria yang kesakitan dan merasa sangat bersalah, dia membungkuk untuk
mencnangkannya, “Dokter akan segera datang.”
“Aku baik–baik saja.” Wajalı Victoria memucat kesakitan, berkeringat seperti hujan, tapi dia tetap
tersenyum dan inenggelengkan kepalanya, serta memberi isyarat dengan polos. “Bukankah kamu ada
urusan mendesak? Pergilah, jangan mengkhawatirkan aku. Aku tidak apa–apa, ada Dokter Lily di sini.”
Semakin dia seperti ini, semakin Daniel merasa bersalah, tapi dia juga sangat mengkhawatirkan Tracy
dan benar–benar ingin segera pergi.
Pada saat ini, Lily selesai menelepon dan berkata “Mercka akan segera datang, sekitar setengah jam
lagi.”
“Jaga dia baik–baik, aku pergi dulu.”
Daniel hendak pergi ketika ponselnya berdering, panggilan masuk dari Tuan Besar.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmDaniel mengerutkan kening dan berbalik untuk incnatap Andi, pengawal di luar.
Andi buru–buru menundukkan kepalanya dan menyembunyikan tangan yang memegang ponsel di
belakangnya.
“Halo!” Daniel menjawab telepon.
“Ada apa denganmu?” Tuan Besar memarahi sambil menutup wajahnya, “Apa kamu sedang terburu–
buru untuk bereinkarnasi di tengah malam? Kamu menyakiti Victoria, kamu tidak merasa bersalah?”
“Kakek benar–benar bermata tajam, tidak bisa menyembunyikan apa pun darimu.” Daniel berkata
dengan dingin, “Aku tidak sengaja dan sekarang aku sudah mengutus staf medis rumah sakit datang
ke sini.”
“Kamu benar–benar...” Tuan Besar sangat marah hingga menggerakkan giginya, tapi di malas untuk
terus memarahinya, “Dengarkan aku baik–baik, kamu harus bertanggung jawab
min
multas Masalah ini, tidak peduli seberapa besar urusanmu, biarkan dulu dan jaga baik-baik Victoria,
apa kamu mendengarku?
“Sekarang aku sedang ada urusan...”
“Jika langit runtuh pun, kamu tetap harus menangani masalah ini dulu.” Tuan Besar sama sekali tidak
memberinya kesempatan untuk berbicara. “Kamu menabrak orang, kamu harus bertanggung jawab!!!”