- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 866
Langkah Tracy langsung terhenti, dia menoleh dan melihat ada anak yang sama persis dengan Carlos
di tempat yang tidak jauh darinya. Hanya saja, dari sepasang mata mungil itu tersirat lebih banyak
ekspresi....
Dia tahu, ini adalah Anak keduanya.
Perasaannya bergejolak, perasaan yang telah tersimpan di dalam hatinya kembali muncul....
IS
“Mami....” Carles berlari mendekat sambil menangis, karena terlalu bersemangat, dia terjatuh di tanah.
Tracy buru–buru menggendong masuk Carlos ke dalam mobil, lalu bergegas mendekat untuk
memapah Carlos.
“Mami sudah kembali, Mami sungguh sudah kembali...” Carles menarik Tracy sambil menangis
cmosional, “Aku kira, aku tidak akan pernah bisa bertemu dengan Mami lagi.”
“Bodoh!” Tracy menghapus air mata di pipi Carles. Dia tidak bisa menahan tawa saat melihat wajah
Carles yang imut, tapi ada air mata yang tergenang di matanya, “Kamu Carles?”
“Iya, aku Carles. Mami tidak mengingatku?” Carles menatap Tracy dengan bingung.
“Mami mengingatmu, hanya saja, kamu sudah bertambah besar, penampilanmu juga sudah berubah.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtTracy mencubit wajah kecilnya, lalu bersiap menggendongnya ke mobil, “Ayo, kita tinggalkan tempat ini
dulu!”
“Carla masili ada di dalam mobil....”
Carles menunjuk ke arah Rolls Royce limosin yang tidak jauh dari sana.
“Oke, Mami akan segera menjemputnya.”
Tracy menggendong Carles ke dalam mobil.
“Kak Carlos!”
“Carles!”
Begitu berternu, kedua saudara itu sangat emosional.
“Duduklah dengan tenang, Mami akan menjemput Carla.”
Tracy menutup pintu mobil dan bersiap untuk menjemput Carla.
“Nona Tracy.” Naomi tiba–tiba berteriak, “Ada banyak mobil yang sedang bergegas ke sini, kalau
dilihat, scharusnya adalah anak buah Devina Wallance.”
“Biar kulihat.” Paula melompat ke atas mobil, lalu mclihat dengan teropong dan dia terkejut, “Belasan
mobil, bahkan membawa senjata berat. Nona Tracy, kita harus pergi lebih cepat.”
“Hm. Tracy mcmbcrikan isyarat tangan dan Naomi segera memimpin para pengawal memasuki
mobil.
Tunggu sebentar....” Pada saat ini, Hartono bergegas mendekat dan berkata dengan panik.
“Kembalikan Tuan Muda kami padaku.”
“Apanya yang Tuan muda kalian? Mereka adalah anak Nona kami,” tegur Paula marah, tidak sungkan
sama sekali, “Pergi dari sini atau aku tidak akan sungkan padamu.”
“Kamu...
“Sekarang bukan saatnya untuk bertengkar,” ujar Naomi gelisah, “Devina sedang bergegas ke sini
dengan membawa sejumlah besar orang. Kalian segeralah pergi, seorang pria sejati harus mengalah
di saat yang diperlukan.”
Mendengar kata–kata ini, Hartono akhirnya menyerah...
“Bagaimana? Mana Tuan Muda Carlos?” Kiki bergegas mendekat.
“Dibawa oleh Kcluarga Moore.” Ekspresi Hartono terlihat inuram, “Bukankah aku sudah menyuruh
kalian mengawasi Tuan Muda Carles? Kenapa kamu membiarkannya pergi?”
“Aku sedang mengawasi Tuan putri Carla.” Ekspresi Kiki suram, “Sekarang benar–benar gawat, tidak
hanya Carlos yang tidak bisa diselamatkan, sekarang bahkan Carles juga lulang.”
“Jangan bicara omong kosong lagi, cepat pergi,” ujar Hartono mendesak, “Presdir Devina sedang
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmmendekat ke sini dengan membawa sejumlah besar pasukan, takutnya akan terjadi pertempuran
sengit. Tuan Daniel tidak ada, kita pergi saja dulu.”
“Oke, oke.”
Mereka pun naik ke mobil dan bergegas melaju ke atas bukit.
Sedangkan di sisi yang satunya, mobil G. Patton langsung mclaju menuju hutan. Mobil mercka bisa
menaiki gunung dan menyusuri sungai, meski tidak ada jalan, mereka juga bisa membuka jalan
mereka sendiri.
Tapi, mobil Keluarga Wallance tidak bisa.
Hartono buru–buru menyusuri jalan yang sebelumnya, tapi pada saat ini, ada beberapa mobil hitam
yang datang dari arah bukit dan langsung mengepung mobil Keluarga Wallance.
“Gawat, cepat telepon Tuan Daniel,” ujar Hartono mendesak dengan panik
“Aku sedang menelepon.... Tangan Kiki sampai gemetar karena panik, “Mereka menargetkan kita atau
menargetkan Keluarga Moore
“Omong kosong, tentu saja menargetkan kita.” Ekspresi Hartono terlihat sangat serius dan sangat
panik, “Kali ini, Presdir Devina mempertaruhkan segalanya dan habis–habisan, seharusnya dia sudah
mengetahui tentang kondisi kritis Tuan Besar, jadi dia ingin menculik ketiga anak itu untuk dijadikan
sandera dan memaksa Tuan Daniel menyerahkan hak warisnya!”