- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 870
“Carles…”
Sebelum Tracy Moore sadar, Carles menghadang di depan Hartono, merentangkan kedua tangannya,
dan bertcriak dengan marah. “Jangan bunuh mereka, jangan sentuh orang–orang keluarga Wallance!”
Devina menatap Carles, menatap kedua mata yang jernih itu, hatinya tidak bisa menahan perasaan
terkejut!
Dia tiba–tiba teringai, dua puluh tahun yang lalu, Daniel kecil juga pernah melindunginya seperti itu...
“Papiku akan segera datang, jika kamu berani membunuh orang–orang keluarga Wallance, dia tidak
akan melepaskanmu.”
Carlos bergegas maju dengan berani berdiri sebaris bersama dengan Carles, menatap Devina dengan
tatapan tajam.
“Dan juga Kakek buyut, jika dia tahu kamu nclakukan perbuatan jahat seperti ini, dia pasti tidak akan
memaafkanmu.”
“Orang jahat, orang jahat, wa.....”
Carla ketakutan hingga wajahnya menjadi pucat, ia terus menangis.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtRoxy mengepakkan sayap dan berteriak, “Orang jahat, Orang jahat!”
“Tuan muda, kalian pergilah, berbahaya!”
Hartono tersentuh hingga suaranya tercekat, dia melindungi kedua anak itu dibclakangnya, takut terjadi
sesuatu pada mereka.
“Anak kecil, tapi nyalinya tidak kecil.” Devina memandang kedua anak itu dan mencibir, “Tapi sayang,
agak bodoh, tidak bisa membedakan situasi!”
“Siapa yang kamu bilang bodoh?” Tracy berjalan kemari perlahan dan menatap Devina dengan mnata
dingin.
“Aku sarankan kamu untuk tidak ikut campur.” Devina mengangkat alisnya dengan dingin, “Aku sudah
memberimu unuka dengan tidak menyentuh ketiga anak ini, sckarang aku membunuh anjing
peliharaan keluarga Wallance, jika kamu (clap ikut campur, aku tidak akan sungkan lagi.”
“Munafik!” Tracy muak melihat kemunafikannya, “Kamu menembak mereka di depanku, bukankah
sedang memaksaku untuk berundak???”
Memang demikian, karena hanya dengan begini, Devina baru mempunyai alasan untuk melawan
Tracy, bahkan jika nantinya Lorenzo meminta pertanggungjawaban, dia juga bisa mengatakan bahwa
Tracy yang lebih dulu ikut campur masalah keluarga Wallance. Saat itu tiba, dia bisa lepas, juga bisa
menambahkan sedikit bumbu, berkata bahwa Tracy tidak bisa keluar dari hubungannya dengan
kcluarga Wallance.
“Ternyata, setelah merubah marga, otakmu menjadi lebih cerdas.” Devina tersenyum. “Karena kamu
sudah mengerti semuanya, kenapa kamu tidak segera pergi??”
“Nona Tracy..” Naomi membujuk dengan suara rendah, “Wanita beracun ini menggunakan taktik yang
licik, anda jangan tertipu. Mari kita pergi dulu membawa anak–anak.”
Paula yang biasanya akan ikut membujuk Tracy, kali ini hanya bisa diam, melihat Hartono dalam
bahaya, hatinya juga merasa tidak tenang
“Mami, tolong selamatkan kak Hartono...” Carles menarik baju Tracy, dengan tersedak berkata, “Dia
mengajariku berlatih sctiap hari, dia adalah teman baikku, aku tidak ingin dia mati.”
Tracy yang sekarang, tentu saja tahu pro dan kontra, mempertimbangkan situasi secara menyeluruh,
tapi melihat anak–anaknya yang sedang memohon, mclihat nyawa–nyawa yang masih muda itu,
hatinya pun tergerak.
“Kalian naik ke mobil dulu.” Tracy mengedipkan mata.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmPaula dan dua pengawal segera meinbawa Carlos dan Carles naik ke mobil.
“Mami...” Carles menatap Tracy dengan mata penuh air mata, juga dengan tatapan memohon.
Carlos tahu bahwa inaminya sedang dilema, walau didalam hatinya dia ingin menolong orang, tapi ia
juga tidak bolch gegabah.
“Percayalah pada Marni.” Tracy dengan lembut mengusap kepala Carles, “Anak baik, masuklah ke
mobil.”
Setelah itu, barulah Carles mengikuti Carlos masuk ke dalam mobil...
“Kak Carlos, Kak Carles, aku laku...”
Carla melihat kedua kakaknya dan segera masuk ke pelukan mereka.
“Jangan takut, ada Maini disini, kita akan baik–baik saja.”
Carlos segera memcluk Carla, dengan tenang membujuknya.
Paula menutup pintu mobil, agar tidak menakuti mereka.
Setelah melihat anak–anak masuk ke mobil dengan aman, Tracy perlahan mengangkat pistol yang ada
ditangannya dan mengarahkannya ke arah Devina: “Masalah hari ini, aku benar–benar akan ikut
campur.”
“Menarik!” senyum gembira muncul di wajah Devina, “Apa kamu tahu, awalnya aku kira kamu sungguh
lemah dan tidak akan bisa diajak bersenang–schang, tapi sekarang sungguh menarik! Ini adalah
permainan di antara kita yang kuat!”