- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 882
Lily orang yang cerdas. la lahu, karena keluarga Wallande tidak mengabarkan infomasi hilangnya tiga
anak kepadanya, maka berarti anak–anak diserahkan kepada Tracy secara damai.
Kalau begitu, ia tidak perlu sengaja menghambatnya...
Lily Ickas mengurus pemeriksaan untuk tiga anak. Tracy terus menjaga di sana. Walaupun ingatannya
belum pulih, tetapi cinta ibu adalah sebuah naluri.
Anak–anak baru kembali ke sisinya dan langsung sakit. la sangat merasa bersalah.
Di saat bersamaan, ia sedang menginteropeksi diri sendiri. Kenapa tidak lebih awal mengenal anak-
anak, malah membiarkan anak–anak tersiksa kerinduan dan juga membuat anak–anak harus
menyelinap untuk menemuinya, liingga peluang ini dimanfaatkan oleh orang jahat...
“Nona, jangan merasa bersalah. Anak–anak akan baik–baik saja.”
Naomi dapat menebak pemikiran Tracy, ia menghiburnya dengan tenang.
“Suhu tubuhnya sudah normal.” Lily melepaskan maskernya dan berkata kepada Tracy, “Kita pantau
lagi satu malam. Besok pagi jika demamnya tidak tinggi lagi, maka sudah baik–baik saja.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Baguslah kalau begitu..” Akhirnya Tracy menghela napas lega. Ketika melihat ketiga anaknya tidur
nyenyak, ujung bibirnya naik, ia pun tersenyum.
“Setelah melalui kejadian itu, akhirnya mereka lelah juga.” Lily memandang ketiga anak, juga merasa
sangat akrab, “Ada aku yang menjaganya, Anda kembalilah istirahat.”
“Malam ini aku akan menemani mereka di sini.” Tracy duduk di atas sofa, “Kalian keluarlah, jangan
mengganggu anak.” ||
“Baiklah, tekan tombol bel kapan pun Anda membutuhkanku.”
Lily membuat gestur tangan, para perawat mundur perlahian.
“Aku meminta Paula pulang untuk mengambilkan baju ganti untuk Anda.” Naomi berbisik kepadanya.
Tracy menganggukkan kepala, lalu Naomi juga keluar.
Di kamar itu, hanya tersisa ibu dan tiga anak, serta Roxy.
Roxy tidak sakit, tetapi ia terus menemani tiga anak.
Sebelumnya saat anak–anak sedang dirawat, ia terus melihat dari samping.
Keuka Carla mual dan muntah, ia mengepakkan sayapnya dengan cemas.
Ketika Carles mengigau, ia menggunakan kepala kecil berbulunya menggesek–gesek pipi Carles,
scolah sedang menenangkannya.
Ketika Carlos tidak bisa tidur nyenyak, ia menepuk ringan pundak Carlos dengan menggunakan
Sayapnya...
Sekarang tiga anak sudah tertidur, Roxy terbang ke pundak Tracy, lalu menggunakan kepala kecil
berbulunya menggcsck–gesek ke pipi Tracy. Ia memanggil dengan suara kecil, “Mami... v
“Siapa namamu?” Tracy mengelus sayapnya dengan lembut.
“Roxy! Roxy!” jawab Roxy dengan suara kecil.
“Ugh.....” Tracy tercengang, lalu ia tcrtawa, “Baiklah, pantas saja dulu ketika memberi nama burung
elang, nama ini melintas dalam benakku.”
Ternyata seluruh memori telah mendarah daging. Apapun yang telah terjadi, tidak akan bisa dihapus.
Segala memori itu hanya terkunci sementara, bukan dilupakan sepenuhnya....
“Mami, Mami..” Roxy mengepakkan sayap dan memanggil dengan lembut, “Nenek, Nenek!”
Ketika mendengar nama ini, Tracy mulai tampak sedih, matanya sudah basah....
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmla tiba–tiba merasa sangat bersalah, di saat bersamaan juga cemas. Ketika anak–anak bangun nanti,
apakah mereka juga seperui Roxy, menanyakan Nenek di mana?
Bagaimana ia harus menjawab nanti?
Mami telah kehilangan nenek...
Nenek tidak akan pernah kembali lagi.
Hati Tracy seperti disayat pisau ketika mengingat hal ini....
“Mami, jangan menangis....”
Roxy menggunakan kepala kecilnya menggosok dagu Tracy, scolah sedang menenangkannya.
Walaupun ia hanya seekor binatang, tetapi ia sangat pengertian. Ia memahami kesedihan dan
kebahagiaan manusia.
Tracy menarik napas dalam–dalam, mengendalikan suasana hatinya. Lalu menepuk Roxy dengan
ringan, kemudian memandang tiga anak dan membuat keputusan diam–diam di dalam hatinya...
Entah apa pun resikonya, ia ingin anak–anak berada di sisinya untuk selamanya. Tidak akan pernah
berpisah dengan mereka lagi....