- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 886
Danicl dan bawahannya tiba di rumah sakit dengan buru–buru. Andi menunggu di pintu utamii. Ketika
melihat mobil tiba, ia lekas menyambut mereka, “Tuan Daniel!”
“Bagaimana?” tanya Daniel.
“Satu jam yang lalu sudah sadarkan diri, tapi Dokter takut itu hanya sementara saja. Jadi, setelah
diamati dan memastikan Tuan besar benar–benar sudalı sadarkan diri, baru Paman Sanjaya
mengabarkan Tuan” ucap Andi.
Daniel mempercepat langkah kakinya dan tiba di kamar khusus.
Kepala rumah sakit dan beberapa dokter spesialis menunggu di ambang pintu. Ketika melihat Daniel,
mereka pun bergegas menyambutnya, “Tuan Daniel, boleh minta waktunya scbcntar, ada yang ingin
kubicarakan.”
Danicl mclirik kamar pasien, lalu mengikuti mereka ke koridor di pinggir, “Bagaimana situasinya?”
““Tuan Daniel...” Kepala rumah sakit berbicara dengan hati–hati, “Hal yang kusampaikan ini mungkin
bukan hal baik. Anda harus mempersiapkan diri.”
“Katakanlah.” Danicl mengernyitkan kening.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt‘Tuan besar dapat dengan cepat sadarkan diri karena tckad kuatnya. Tetapi, fungsi fisiknya sudah
sangat menua, apalagi selama dua tahun ini sudah jatuh dua kali. Dampaknya besar sekali,
takuinya...”
Kepala ruinal sakiu menatap wajali Daniel dengan takut, ia tak berani bicara lagi.
“Takutnya apa?” Daniel berkata dengan kesal, “Katakan semuanya sckaligus.”
“Takutnya… tidak ada banyak waktu tersisa.”
Kepala rumah sakit akhirnya mengatakan intinya, lalu menatap Daniel dengan gelisah, takut ia marah.
Tetapi Daniel malah tampak tenang. Sebenarnya sudah sejak awal ia mempersiapkan hatinya. Tuan
besar sudah berumur 98 tahun. Jika dalam keluarga biasa, ia sudah dianggap sebagai berumur
panjang. Jika bukan karena ia jatuh (lua tahun lalu, seharusnya tubuhnya masih sehat sckarang.
The
Tetapi, sekali jatuh waktu itu membuat tubuhnya semakin lemah. Kali ini jatuh lagi....
Dapat sadarkan diri sudah termasuk keajaiban.
“Berapa lama?” tanya Daniel.
“Ini... Kepala rumah sakit melihat ke arah beberapa dokter spesialis,
Mereka menjawab dengan hati–hati, “Paling lama setengah tahun, waktu tersingkat...”
menjawab
Dokter spesialis itu terdiam, lalu berkata dengan bijaksana, “Kita liarus melihat kondisinya. Jika
kondisinya bagus, maka bisa bertahan lebih dari setengah tahun, asalkan ia tidak mendapat provokasi
dan terluka lagi. Kalau tidak, ia akan benar–benar lemah.”
Walaupun kata–kata ini halus, ictapi sudah sangat diperjelas dengan baik.
Artinya hidupnya dalam beberapa bulan tergantung dengan suasana hati Tuan besar baik atau tidak
Intinya jangan membuat Tuan besar mendapatkan guncangan keras lagi.
“Baiklah, aku tahu.” Daniel berkata dengan suara rendah, “Semuanya telah bekerja keras!”
Setelah bicara, ia berbalik badan, pergi mengganti baju APD...
Kepala rumah sakit dan beberapa dokter spesialis itu tercengang. Mereka saling bertatapan terlebih
dahulu, lalu merasa gelisah.
Satu dari dokter spesialis berkata dengan suara rendah, “Ada apa dengan Presdir Daniel? Jika dia
yang dulu, pasti sudah mengamuk ketika mendengar kabar ini. Kenapa hari ini ia begitu tenang?”
“Apa mungkin sudah mempersiapkan diri sejak awal?” Dokter spesialis lainnya berkata,
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Bagaimanapun, Tuan besar sudah berumur 98 tahun. Dapat mcmiliki kondisi seperti ini sudah lak
buruk.”
“Bukan, dulu Presdir Daniel tidak memiliki temperamen scbaik ini....”
“Sckarang ia adalah ayah dari tiga anak, sudah dewasa!” Kepala rumah sakit mendesah, “Sudah,
jangan mengobrol lagi. Gawat kalau sampai kedengaran orang lain.”
Danici berganti baju dan masuk ke dalam kamar pasicn.
Tuan besar sedang memincingkan mata dan menatap pintu utama itu dengan penuh harapan, ia
seolah sedang inenunggu sesuatu. Ketika melihat Daniel masuk, tangannya langsung bergerak dan
matanya pun berbinar.
Daniel lekas mendekat dan menggenggam tangan Tuan besar. Lalu, ia memanggil dengan lembut,
“Kakek!”
Sejak awal, ia suka beradu mulut dengan Tuan besar, sering melakukan hal berlawanan dari Tuan
besar. Ia ingin menunjukkan kedaulatannya, ingin kebebasan, ingin memutuskan sendiri. Tidak ingin
dikendalikan orang lain untuk selamanya...
Tetapi sekarang, Tuan besar sudah tidak punya tenaga untuk mengurusinya. Sudah tak seperti dulu
lagi, bisa memarahinya, mengamuk padanya dan bisa menggunakan tongkat memukulnya.
Daniel tiba–tiba merasa sangat tak bersemangat dan sedih..!