- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 10
“Aku kirim nomor rekeningku kepadamu, setiap malam sebelum tengah malam kamu harus
mengirimiku uang, paham?”
Tracy memperingatkannya sambil mengotak–atik ponselnya.
Di saat bersamaan, ponsel pria itu berbunyi ‘ting‘, menandakan sebuah pesan masuk.
Melihat rangkaian nomor rekening di layar ponselnya, bibir tipisnya yang dingin terangkat sedikit.
Menarik!
Di momen itu, ponsel Tracy lagi–lagi berdering.
Melihat nomor telepon Axel, Tracy mengangkat telepon dengan dongkol. Ia memaki di depan
ponselnya, “Jangan mendesakku lagi, aku tidak punya uang bayar tagihan itu. Aku tidak mau
pekerjaan Sky Well itu lagi, oke?”
Setelah memarahinya, ia langsung menutup telepon. Wajahnya merah kegeraman.
Memikirkan bahwa pekerjaan yang baru ia temukan langsung hilang, ia benar-benar frustasi.
Tracy terduduk lemas di atas sofa. Ia mengambil gelas anggur di depan pria itu, lalu meminumnya dan
cegukan sambil mengeluh.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Gara-gara kamu, sekarang aku tidak bisa menemukan pekerjaan. Susah payah mendapatkan
pekerjaan malah dicelakai oleh orang hina.”
“Hmm?” “Di Sky Well ada yang ingin mencelakaimu?” tanya pria itu balik.
“Aku cerita pun kamu tidak akan paham.” Tracy mengacuhkan pertanyaannya. Tiba-tiba sebuah ide
muncul di benaknya, “Oh, ya. Apakah kamu bisa membayar tagihan itu? Kurang lebih totalnya ratusan
juta….” tanya Tracy.
“Boleh!”
“Bagus sekali!”
Tracy meminta pria itu membantu bayar tagihan ruangannya, totalnya 367.776.000. la merasa sangat
tertekan hingga ingin menangis. Yang terpenting baginya sekarang adalah pekerjaan. Ia harus
memikirkan susu untuk ketiga anaknya daripada menjaga harga dirinya.
“Terima kasih, ini akan dipotong dari hutangmul” ujar Tracy kepada pria itu.
Kemudian ia pergi menyapa rekan kerjanya, “Aku sudah bayar tagihannya, ya. Kalian semua
bersenang-senang, kan?”
“Senang, terima kasih Tracy.” jawab mereka bergantian.
“Kamu sungguh telah membayarnya? Dengar-dengar totalnya 300 juta lebih, loh.” Seorang rekan kerja
tidak percaya.
“Iya, mahal sekali, beberapa kartu kreditku telah digesek habis. Selanjutnya terpaksa menjalani hidup
dengan perut kosong, hehe,” Tracy tertawa pahit, “Tapi tidak apa selama kalian senang!”
“Ini....” Ada beberapa rekan kerja tidak tega padanya dan langsung menatap Axel.
“Tracy terlalu rendah hati. Tagihan segini bahkan tidak cukup untuk membeli tasnya. Mana mungkin dia
menggesek kartu kredit?” Axel mencibirnya, “Tapi terima kasih, ya. Kedepannya
aku yang traktir!”
Tracy menggertakkan giginya, penuh kebencian terhadap pria tidak tahu malu dan rendah ini. Namun,
demi pekerjaannya, ia harus menahan diri mengabaikannya. Lalu pamit diri kepada rekan kerja
lainnya.
“Tracy, aku bawa mobil, sekalian aku antar kamu pulang.”
“Tidak perlu, aku bisa naik taksi sendiri, terima kasih.”
Tracy keluar dari ruangan itu, menoleh kepala ke arah bar. Pria itu hilang, kurasa ia pergi melayani
pelanggan.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmBenar-benar pria yang tidak kenal lelah!
Tracy mengirimnya sebuah pesan: “Aku pergi dulu, baik-baik bekerja, ya. Banyak-banyak melayani
pelanggan. Lebih cepat hutangmu lunas, lebih cepat kamu lepas dari semua ini!”
Di dalam sebuah ruangan, Daniel membaca pesan itu. Sudut bibirnya melengkung ke atas. Wanita ini,
benar-benar bodoh dan menggemaskan!
“Presdir Daniel, Black Panther telah muncul!” Ryan masuk ruangan melapor, “Kita sudah utus orang
untuk mengawasinya, mengawasinya berhubungan dengan siapa.”
“Jangan sampai dia sadar!”
“Baik.”
Tracy tidak menerima pesan balasan dari ‘gigolo pelunas hutang’. Hatinya tidak tenang, jangan jangan
orang ini tidak berniat bayar hutang?
Mumpung ia belum pergi jauh. Jika pria itu tidak mau membayar, maka Tracy bisa kembali mencarinya.
Jadi, Tracy bergegas menelepon pria itu.
Di dalam ruangan bar, saat Daniel ingin meninggalkan tempat itu, ponselnya berbunyi. Melihat nomor
itu, ujung bibirnya mau tak mau terangkat. “Halo!” Daniel mengangkat teleponnya.
“Kenapa kamu tidak membalas pesanku? Apakah kamu ingin kabur?” tanya Tracy.
“Bukankah aku sedang sibuk menghasilkan uang untuk membayar hutangku?” Daniel dengan cepat
masuk dalam peran.