- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 101
Tracy tiba di lantai 13 ruangan departemen HRD. Manajer HRD turun tangan sendiri mengurus
prosedur perpindahan untuknya.
Sikapnya benar-benar berbeda dari dulu yang suka merendahkan orang lain!
Tracy merasa aneh, apa yang terjadi? Dunia telah terbalik?
Manajer menyerahkan surat pindah kepadanya sambil tersenyum, “Tracy, setelah naik jabatan nanti
mohon bantuannya ya!”
“Hah?”
Tracy bingung, ia mengulurkan tangan menerima surat pindah. Melihat posisi barunya di kertas itu, ia
tercengang seketika.
Kantor presdir?
Ia dipindahkan ke kantor presdir??
Apakah ini nyata?
Atau matanya buta?
“Tracy!” David menepuk bahunya, “Manajer Jack memintaku memindahkan barangmu kemari. Tadi
ingin mengucapkan selamat kepadamu, tetapi kamu sudah pergi. Selamat, ya!”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Terima kasih….” Tracy merespon tanpa sadar, lalu bertanya, “Apakah aku salah lihat? Aku telah
dipindahkan ke kantor presdir?”
“Benar, Pak Ryan yang mengintruksikan langsung.” Manajer dengan tulus berkata, “Tracy,
keberuntunganmu akan tiba. Kedepannya pasti akan dipromosikan terus!”
“Hehe….” Tracy tertawa canggung, lalu menarik David pergi.
“Tracy, bagaimana lukamu? Aku lihat lenganmu belum membaik. Lehermu juga masih diperban,
apakah masih sakit?” tanya David mencemaskannya.
“Sudah baikan, kok. Terima kasih, David.”
Tracy merasa David adalah orang terpolos di perusahaan ini. Ia juga merupakan
orang yang paling layak dipercaya dan layak dijadikan teman.
“Baguslah tidak apa-apa, aku bantu pindahkan barangmu ke atas. Kamu keluarkan kartu barumu untuk
naik lift.”
“Iya.”
Akhirnya tidak perlu naik tangga, bisa langsung menggunakan kartu sendiri naik ke lantai 68.
Tracy melihat lift menuju ke atas lantai per lantai. Hatinya ada sebuah kebanggaan. Rasanya setiap lift
naik per lantai artinya masa depannya semakin maju!
Tiba di lantai kantor predir, ada karyawan yang menunggu Tracy, lalu mengantarkannya ke posisi kerja
barunya.
Menjadi resepsionis penyambut tamu yang berada di depan lift, lantai 68 kantor presdir!
Tracy tercengang melihat posisi kerjanya sendiri…
Ia tahu setiap lantai ada sebuah meja resepsionis di depan lift. Tugasnya adalah memastikan identitas
dan tujuan tamu, lalu menghubungi rekan kerja terkait untuk menjemput tamunya.
Secara halus seperti sekretaris level bawah, secara kasar seperti satpam lantai 68!
Dan juga sekretaris terendah di kantor presdir!
“Tracy, selamat, ya. Aku turun dulu. Baik-baiklah bekerja.”
David menepuk bahu Tracy, lalu meninggalkan tempat itu dengan tersenyum.
Ia yang polos merasa posisi ini adalah sebuah kebanggaan.
Tracy malah merasa lemas. Sebenarnya dibandingkan dengan satpam, posisi ini tidak berbeda jauh,
hanya perlu berjalan lebih sedikit dibandingkan satpamr!
“Tracy, selamat, ya!”
Sekretaris senior yang berusia 40 tahun bertanggung jawab membina pendatang baru. Namanya
Winnie.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmNada bicaranya tegas namun ramah. Lalu, ia menjelaskan beberapa hal dasar kepada
Tracy.
“Nanti aku akan meminta rekan kerja lainnya mengajarkan tugas barumu. Baik baiklah belajar, lekas
naik jabatan.”
V
“Selain posisimu yang berubah, gajimu yang sebelumnya 16 juta menjadi 36 juta. Setelah masa
percobaan selesai, gajimu jadi 50 juta. Masa percobaan selesai dalam sebulan, mulai dihitung dari hari
ini…”
“Apa?” Tracy tiba-tiba terkesiap, “Anda bilang, setelah masa percobaan berakhir, gajiku 50 juta? Aku
tidak salah dengar, kan?”
“Tidak kok.” Winnie tertawa, “Sekarang kamu pendatang baru, kedepannya harus baik-baik belajar,
gajimu pasti naik terus. Presdir sangat baik terhadap karyawannya!”
“Baik, baik. Aku pasti akan baik-baik belajar, terima kasih!”
Tracy mengepal tangannya, memberi semangat kepada dirinya sendiri.
Senyuman di wajahnya seterang matahari di luar.
Di momen ini, ia kepikiran Daniel lagi. Ia tidak merasa iblis itu orang yang brengsek, malahan ia
mengemaskan!!