- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 104
“Uh….
Tracy paham, mereka semua memperlakukannya sebagai wanita Daniel.
“Jika ada kesulitan dalam pekerjaan, boleh mencariku kapan pun.” ujar Ryan. “Tetapi, lebih baik jangan
sampai rekan kerja lain tahu hubungan Anda dengan Presdir Daniel!”
“Aku tidak memiliki hubungan apa-apa dengannya…”
Tracy bergegas pergi, suasana hatinya semakin rumit.
Gawat, sekarang orang-orang Daniel mengira dirinya adalah wanita Daniel. Tidak, kurasa semua
orang yang datang ke acara lelang juga berpikir demikian.
Reputasi Daniel telah jatuh. Begitu masalah ketiga anaknya terungkap, reputasi Daniel tidak bisa
diselamatkan kembali. Ini akan menjadi bahan tertawaan seluruh dunia!
Dan lagi, jika ia tahu hilangnya chip itu berhubungan dengan Tracy dan anaknya….
Maka, kurasa ia tidak akan membereskan Tracy semudah itu…
Benar-benar akan menjadi sebuah bencana dan kebencian yang dalam.
Akankah ketiga anaknya akan ikut menderita?
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtSemakin Tracy memikirkannya, hatinya semakin cemas.
Baru saja ingin masuk ke ruang presdir, tapi sudah ketahuan, dan tidak mungkin bisa menyelinap
masuk ke dalam. Tracy harus memikirkan cara mengembalikan chip kepadanya.
Tetapi, menggunakan cara apa?
“Hei, yang di sana!” Tiba-tiba ada orang yang berteriak ke arah Tracy.
Tracy menoleh tanpa sadar, “Memanggilku?”
“Benar, kamu. Kemari!”
Kepala sekretaris senior berumur 50 tahun melambaikan tangan kepada Tracy.
Tracy berjalan ke arahnya dengan takut. Ia melihat papan nama “Yuli” di dadanya, seorang kepala
sekretaris senior!
“Antar kopi ini ke Presdir ke ruang rapat!”
Yuli menyerahkan nampan berisi cangkir kopi kepada Tracy.
“Aku?” Tracy sedikit terkejut. Di bawah bimbingan Winnie, seharusnya sekretaris level rendah seperti
ia tidak boleh sesuka hati keluar masuk ruang rapat. Kenapa Yuli menyuruhnya melakukan hal
sepenting ini?
“Benar, kamu. Cepat masuk.” gumam Yuli.
“Oh” Tracy membawa cangkir kopi ke dalam ruang rapat.
Di belakangnya, seorang sekretaris tua menarik Yuli dan berbisik, “Kenapa kamu membiarkan
pendatang baru masuk?”
“Presdir sedang mengamuk. Aku masuk, bukankah cari mati? Yuli menutup dadanya, wajahnya
ketakutan. “Dulu Presdir mengamuk, ia melempar gelas. Pecahan gelas melukai bagian kepala Winnie.
Dijahit 7 jahitan, aku tidak ingin wajahku rusak.”
“Pendatang baru ini…”
“Tadi pagi ia memecahkan gelas. Kerjaannya tidak becus, cepat lambat akan dipecat. Sebelum pergi ia
masih bermanfaat.”
Tracy jalan ke sebuah sudut. Memeriksa sekeliling tidak ada orang. Ia buru-buru meletakkan chip ke
dalam cangkir kopi.
Sudah tidak keburu, hanya bisa mencoba menggunakan cara ini untuk menyerahkan chip itu.
Toh kopi bukan dibuat olehnya. Sekalipun nanti diperiksa hingga akarnya, tetap tidak akan ada yang
mencurigainya.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmSetelah itu, Tracy mengetuk pintu ruang rapat, mengantarkan kopi masuk ke dalam.
“Konferensi peluncuran produk teknologi baru akan diluncurkan Jumat ini. Dilaksanakan tepat waktu,
tidak boleh telat.” Daniel dengan bangga mengumumkan,
“Siapa yang keberatan?”
“Presdir Daniel…” Seorang direktur beruban yang duduk di kursi pertama sebelah kanan meja rapat
berbicara, “Lebih baik kita tunggu chipnya kembali dulu. Jika kabar ini diumumkan, seluruh dunia akan
mengetahuinya. Akan memalukan jika kita harus mengubah waktu lagi!”
“Direktur Toni tidak mempercayaiku?”
Walaupun bibir Daniel tersenyum, tetapi pandangannya sangat tajam.
“Bukan begitu.” Direktur Toni berbicara secara pelan, ada senyuman di wajahnya, namun ia sangat
bersikeras, “Aku hanya memberikan saran saja!”
Daniel tidak bicara. Ujung bibirnya tetap terangkat, tetapi pandangannya mulai dingin.
Dewan direksi tegang tak berani bernapas.
Di saat ini, Tracy mengantarkan kopi, meletakkan kopi dengan gemetar di depan Daniel.
“Berikan kopi itu kepada Direktur Toni!” Daniel tidak melihat Tracy, ia terus menatap Direktur Toni dan
berbicara dengan penuh arti, “Sudah terbiasa minum teh, waktunya mencoba rasa baru!”
“Oh….” Tracy memaki dalam hati, ia terpaksa mengantarkan kopi kepada Direktur
Toni.