- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 112
Tracy memperhatikan ‘Gigolo pelunas hutang’ di hadapannya. Ia merasa aneh, tetapi ia tidak tahu apa
itu.
Dia benar. Tracy yang memintanya kemari berpura-pura menjadi pacarnya. Tentu saja ia harus
berakting sedikit. Sekarang ia sudah akting begitu nyata. Tracy malah menyalahkannya?
Sekarang sudah dapat dipastikan, Daniel bukanlah ‘Gigolo pelunas hutang’!
Tadi ia menyaksikan langsung Daniel naik mobil. Sekarang ‘Gigolo pelunas hutang berada di sisinya.
Entah apa pun rencananya, tidak mungkin ia punya ilmu membelah diri, kan!
Tetapi walaupun mereka berdua muncul bersama, ia masih merasa mereka berdua sangat mirip…
Tetapi mungkin cuma mirip, tampaknya ia terlalu banyak berpikir sebelumnya.
“Kenapa bengong!” Gigolo pelunas hutang’ membuyarkan lamunan Tracy. Ia membuka pintu mobil,
menggunakan tangan melindungi kepalanya, “Ayo naik!”
“Pacar Tracy benar-benar perhatian dan lemah lembut.”
Tracy masuk mobil di tengah-tengah kekaguman rekan kerjanya.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtPonsel gigolo pelunas hutang bergetar. Ia melihat sekilas layar ponselnya, sudut bibirnya
menyunggingkan senyuman, tetapi tidak mengangkat telepon.
“Tracy, bolehkah kami menumpang?” tanya Yuni.
“Tentu saja boleh. Di belakang bisa duduk tiga orang.” Tracy mengundang mereka dengan ramah.
“Cepat naik mobil.”
“Oke, terima kasih.” Yuni menarik dua rekan kerja perempuan lainnya naik mobil. Tak lupa
mengingatkan rekan kerja lain. “Kalian bawa satu mobil lagi, kita kumpul di bar.”
“Oke.”
Aston Martin melesat bagaikan angin.
Hari ini ‘Gigolo pelunas hutang’ menyetir begitu kencang. Memanfaatkan setiap kesempatan, tidak
berhenti menyalip mobil.
“Pelan sedikit,” tegur Tracy.
“Ini tidak cepat kok,” Gigolo pelunas hutang menggodanya, “Kamu sungguh cantik.”
“Kamu baru sadar?” Tracy meliriknya, berbisik di samping telinganya. “Teman kerjaku ingin kamu
traktir. Nanti kamu bersikap ramah sedikit, uangnya direimburse.”
“Reimburse?” gigolo pelunas hutang tampaknya baru mengenal kata ini.
“Jika kamu ingin membayarnya, aku juga tidak masalah.” lanjut Tracy, “Toh kamu lebih mudah
menghasilkan uang dari pada aku.”
“Hahaha, menarik,” gigolo pelunas hutang terkekeh.
“Kenapa hari ini kamu aneh?” Tracy mengerutkan alis melihatnya, “Biasanya aku tidak pernah
melihatmu tertawa, hari ini kamu tampak begitu bahagia?”
“Dapat menjadi pacarmu, tentu saja aku bahagia!” gigolo pelunas hutang menggodanya. Bibir tipis
seksinya menanyakan Tracy dengan genit, “Memangnya kamu tidak bahagia?”
“Jangan usil!” Seketika wajah Tracy memerah.
“Ckck, jangan pamer kemesraan kalian di depan kami. Apakah kita harus turun dari mobil?”
Rekan kerja wanita bercanda di kursi belakang:
“Tahu begini, tidak jadi numpang. Kita jadi ratu nyamuk di sini. Hahaha.”
“Cepat pejamkan mata kita, anggap saja tidak melihat apa pun.” Yuni ikut bercanda.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Biasanya ia tidak seperti ini.” Tracy terkekeh canggung.
Di saat ini, ponsel gigolo pelunas hutang berdering lagi. Ia melirik Tracy sekilas, kemudian
menggunakan earphone bluetooth mengangkat telepon, “Halo!”
“Tampaknya kamu terlalu terbawa suasana!” terdengar suara dingin Daniel.
“Benar, aku menjemput pacarku pulang kerja.” ‘jawab ‘Gigolo pelunas hutang’ tak
nyambung
“Jika kamu berani menyentuhnya, tamatlah hidupmu!” suara Daniel tersirat nada marah.
“Hehe….” gigolo pelunas hutang tertawa usil. Ia berbicara di hadapan Tracy, “Cepat sekali gelisah?
Bukankah kamu bilang ini hanya permainan?”
Tracy bingung mendengarnya, ia sedang berbicara dengan siapa?
Jangan-jangan tante girang yang memberinya mobil ini?
“Billy!!!” Amarah Daniel sudah tidak bisa disembunyikan lagi.
“Oke, oke. Aku tahu, kamu tenang saja….
Sebelum amarah Daniel meledak, Billy segera menghentikannya.
“Setelah selesai akting, cepat pergi dari sana!” Daniel memperingatkan.
“Paham!” Billy menutup telepon lalu mengedipkan mata kepada Tracy.