- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 132
Daniel tidak menjawab, hanya menatap Tracy dengan dingin, senyumannya menyeringai.
Sikap seperti ini, membuat Tracy kebingungan…
“Apakah benar kamu yang menyelamatkanku?” Tracy bertanya kembali dengan hati hati.
“Siapa yang menyelamatkan kamu, kamu sendiri tidak tahu?” Daniel balik bertanya.
“Aku…”
Tracy tadinya ingin mengatakan bahwa ia saat itu dalam pengaruh obat bius, jadi ia tidak tahu apa-
apa, namun ia menahannya.
Ini bukan hal patut dibicarakan, jika ternyata bukan Daniel yang menyelamatkannya, bukankah sama
saja dengan ia sedang membuka aibnya?
“Sudahlah, lupakan saja.” Tracy mengalihkan topik, “Presdir Daniel, tolong biarkan aku keluar, aku
masih harus bekerja.”
“Aku yang menyelamatkanmu.” Daniel tiba-tiba kembali lagi pada topik ini, “Katakan, bagaimana kamu
akan membalasnya?”
“Tidak mungkin, apakah benar kamu?” Tracy sangat terkejut, “Tapi kamu, kenapa bisa…”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Pergi minum-minum, kebetulan bertemu.” Daniel menghembuskan asap cerutu, wajahnya dipenuhi
ekspresi dingin dan sombong, “Bahkan jika anjing yang ku pelihara diusik orang lain, aku juga akan
membantunya, anggap saja seperti berbuat kebaikan!”
“Bagaimana mungkin…” Tracy menggelengkan kepala dengan bingung, “Yang menyelamatkanku
jelas-jelas adalah…”
Sosok “Gigolo Pelunas Hutang” terlintas di benaknya, apa yang sebenarnya terjadi?
“Kamu dibius orang, nafsumu membara, gairahmu seperti api, terus menerus terbenam dalam
pelukanku…” Daniel menggodanya, “Kau yang menggodaku…”
“Tidak mungkin…” Tracy buru-buru memotong perkataannya dan berkata, “Hari itu,
yang menyelamatkan aku jelas-jelas adalah pacarku, dia lah yang ku lihat saat itu, bagaimana mungkin
itu kamu…”
Tracy belum selesai berbicara, Daniel menariknya ke dalam pelukannya.
Ia ingin memberontak, namun Daniel memeluknya sangat erat, Tracy tidak dapat bergerak sama
sekali…
“Apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku.”
Tracy kebingungan ingin memutar tubuhnya, namun semakin Tracy bergerak, semakin membangkitkan
keinginan Daniel untuk menaklukkannya.
“Hari itu, kamu tidak seperti ini…”
Daniel mencubit dagu Tracy, melihat wajahnya yang begitu cantik, sepasang mata yang pandai
memilukan orang lain. Daniel tidak dapat menahan darahnya yang mendidih…
“Hari itu, kamu berinisiatif untuk menciumku, seperti ini…”
Daniel bergumam, dengan lembut menggigit daun telinga Tracy dan mulai menciumnya.
Tracy terpaku, seluruh tubuhnya kaku, ia bersuara kecil seperti nyamuk, “Jangan…”
“Lalu seperti ini…”
Ciuman Daniel lambat laun berpindah, seperti percikan api yang mencium pipinya, lehernya, dagunya,
lalu bibirnya yang lembut seperti kelopak bunga.
Ciuman Daniel menyapu dirinya seperti kobaran api, benar-benar membuatnya hilang kesadaran.
“Jangan, uh—”
Tubuh rapuh Tracy gemetaran seperti anak kucing yang tidak berdaya.
Tubuhnya perlahan melemas, seakan meleleh di dalam pelukan Daniel.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmNamun di dalam kepalanya, ada suara yang terus menerus mengingatkannya, tidak boleh, tidak boleh,
tidak boleh…
Daniel sangat menyukai Tracy yang begitu lembut, gerakannya menjadi semakin
intens dan dalam, tangannya kini perlahan masuk ke dalam rok Tracy.
“Uh—” Tracy bergidik, ia seketika tersadar, buru-buru mendorongnya.
Tracy tidak dapat mendorongnya, ia mengeluarkan seluruh tenaga hingga melukai bahunya yang
terluka, dalam sekejap ia kesakitan sampai seluruh wajahnya pucat, keringat bercucuran…
Daniel dengan tidak rela melapaskannya, ia menjilati bibirnya, matanya masih penuh dengan harapan
seperti api membara.
si
Tracy langsung melangkah mundur, buru-buru merapikan bajunya.
Daniel melihat raut wajah Tracy, ia sadar telah melukai bahu Tracy, ia bergegas ingin memeriksa bekas
lukanya….
“Jangan mendekat.” Tracy melangkah mundur.
Daniel mengernyitkan dahi, namun masih menganggukkan kepala, “OK!”
Segera, ia menjentikkan jarinya, kunci pintu ruangannya otomatis terbuka.
Tracy langsung meninggalkan ruangan, seperti pergi meninggalkan iblis yang sangat menakutkan…