- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 197
Bab 197
Malam itu, Tracy dihantui mimpi buruk. Saat pagi hari tiba, seluruh tubuhnya berkeringat...
la membuka matanya melihat langit–langit kamar sambil bernapas terengah–engah....
Beberapa saat kemudian kesadarannya baru kembali. Setelah memastikan dirinya berada di kamar
vila artinya ia dalam keadaan aman. Barulah ia menghela napas lega.
Ia merasa seluruh tubuhnya lengket, maka ia bangkit dari ranjang pergi ke kamar mandi. Di saat itulah
ia menyadari ibu jarinya telah terluka. Jarinya agak sakit saat terkena air.
Ia tidak berpikir panjang, mungkin jarinya terluka saat lari kemarin malam.
Setelah selesai mandi ia kembali ke kamarnya. Terdengar suara ketukan pintu dari luar, “Nona Tracy,
bolehkah aku masuk?” tanya Lily.
“Silakan masuk.” jawab Tracy.
Lily membawa sangkar burung ke dalam kamar.
Roxy sedang bertengger di dalam sangkar. Ia dengan takut–takut melihat sekeliling, lingkungan yang
tak dikenalinya...
Begitu melihat Tracy, ia langsung bersemangat. Ia mengepak–ngepakkan sayapnya yang terluka
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtsambil berseru, “Mami, Mami!”
“Roxy!” Tracy bergegas membuka sangkarnya.
Roxy terbang keluar dan hinggap di pundak Tracy. Kepala kecil berbulunya digosok–gosokkan ke pipi
Tracy.
“Anak baik–” Tracy menciumnya dengan lembut.
Roxy meringkuk di leher Tracy, seperti anak kecil yang rindu ibunya.
var CO
“Burung beo ini benar–benar cerdas” Lily memujinya, “Menggemaskan sekali!” “Ia adalah bagian dari
keluargaku.” Tracy mengelus sayap Roxy, “Bagaimana keadaannya? Apakah lukanya serius?”
“Sayapnya harus dirawat, sehari sekali ganti obat. Dalam sebulan ia akan membaik.”
Lily menggantungkan sangkarnya.
“Baguslah.” Tracy menghela napas lega. “Kali ini berkat Roxy menolongku, jika tidak aku pasti sudah
mati.”
“Mengenai insiden ini....” Lily menjelaskan dengan santai “Aku sudah menyelidikinya, orang yang
mengirimmu paket itu dan orang yang menyerang Grup Sky Well adalah pihak yang sama. Masalah ini
akan ditangani oleh aku dan Thomas. Anda tidak perlu cemas.”
“Hah? Masa, sih?” Tracy terperangah, “Orang yang menyerang Grup Sky Well adalah rival bisnis
Presdir Daniel. Kenapa mereka ingin membunuhku? Aku hanyalah orang kecil tak berarti.”
“Kamu bukan orang kecil.” Lily mengucapkan satu kalimat berarti, lalu mengalihkan topik pembicaraan.
“Oh, ya, Tuan Daniel mengajakmu sarapan bersama. Bersiap–siaplah.”
Tracy masih belum sempat bereaksi. Lily sudah menundukkan kepala memberi hormat, lalu pergi
meninggalkan ruangan.
Tracy teringat kejadian semalam. Saat ia memohon pertolongan, ia membuat perjanjian dengan asal.
Apakah sekarang Daniel akan memaksanya menandatangani surat perjanjian utang itu?
Tracy jadi gelisah memikirkan hal ini. Gawat, kalau harus menandatangani surat perjanjian utang itu.
Bukankah ia akan menjadi budaknya?
“Carla, Carla!”
Suara Roxy membuyarkan lamunannya.
“Sst-” Tracy lekas berbisik mengingatkan Roxy “Roxy, di sini bukan rumah kita. Kamu harus hati–hati
berbicara, jangan mengungkit Carlos, Carles dan Carla ya. Kamu paham?”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Carlos, Carles, Carla...”
Tampaknya Roxy tidak paham. Ia masih gigih menyerukan nama ketiga anak itu. Setelah 2 hari tidak
bertemu, ia sangat rindu dengan mereka.
“Roxy....”
Tracy baru saja ingin mengajarinya, pintu kamar tiba–tiba terbuka. Daniel bersetelan kasual masuk
perlahan–lahan...
“Kenapa setiap kali masuk kamar tidak pernah mengetuk pintu dulu?”
Tracy panik. Jika Roxy salah bicara lagi, masalah anak–anak akan terungkap.
“Ini rumahku.” Daniel duduk elegan di sofa dengan kaki bersila. “Bagaimana? Semalam tidur
nyenyak?”
“Lumayan...” Tracy menatapnya dengan takut, lalu berbicara sambil mengujinya, “Presdir Daniel,
terima kasih telah menyelamatkanku. Sudah waktunya aku pulang.”
“Rumahmu sudah diledakkan menjadi seperti itu, kamu mau pulang ke mana?” Daniel mengeluarkan
selembar cek. Ia menuliskan angka dan diberikan kepada Tracy, “Ambil itu untuk beli rumah. Tidak
usah sewa rumah lagi.”
“Hah?” Tracy melongo. Apakah ia salah dengar? Daniel malah memberi uang menyuruhnya beli
rumah??