- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 216
Bab 216
Sekarang, Tracy seperti ditelanjangi, dilempar ke publik dan tak ada tempat bersembunyi.
Semua orang di dunia menyaksikan perilaku buruknya. Menunjuk–nunjuk dirinya dan menghinanya,
bahkan mengutuk orang tuanya. Mereka bilang tidak seharusnya orang tuanya membawa tumor jahat
ke dunia ini.…
Sedangkan orang yang mengenalnya juga merasa malu bergaul dengannya, bahkan mereka merasa
malu pernah mengenalnya.
Di saat ini, Tracy dimaki dan dihina oleh puluhan ribu orang dan disingkirkan dari dunia.
Ia menjadi target. Setiap orang melempar panah ke arahnya, mereka ingin sekali mencabik–cabik
dirinya...
Tangannya yang memegang ponsel tak berhenti gemetar. Detak jantungnya berdetak kencang.
Ia benar–benar kacau, kalang kabut, kewalahan..
OLIld
Bagaimana ini?
Bagaimana ini?
“Tracy, Tracy....” Ely memanggilnya dengan panik dari dalam telepon.
“Halo!” Tracy benar–benar kacau, suaranya tersendat, “Ely, aku difitnah, aku harus bagaimana? Aku
harus bagaimana?”
“Tracy, maaf, ya. Tadi saat aku melihat videomu itu, aku kira kamu sengaja berbuat demikian agar
dapat menikahinya. Sekarang tampaknya masalah telah menjadi besar, tidak ada sedikit keuntungan
untukmu.
Kalau begini terus, kamu akan mati dihakimi masyarakat. Kamu cepat cari Presdir Stanley, jangan
tunda lagi. Kalau tidak, para netizen akan membantaimu. Mereka akan mengekspos hal privasi dan
masa lalumu. Nanti hidupmu akan berakhir.
Sudahlah, aku harus kerja. Cepat telepon Presdir Stanley, biar dia yang mengatasi masalah ini...”
Ely menutup telepon setelah memberinya instruksi.
Tracy memegang ponsel, hatinya mati rasa. Tentu saja ia tidak boleh menelepon Stanley dan juga
Daniel. Telepon gigolonya juga tidak berguna...
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtJadi, sekarang satu–satunya yang bisa menolongnya adalah .... Victor!
Tracy hendak menelepon nomor Victor...
Ternyata nomor Victor empat tahun lalu sudah tidak dipakai....
la baru ingat kemarin Victor menggunakan ponsel Garcia menghubunginya. Ia bahkan tidak punya
nomor baru Victor.
Kecuali, harus menghubungi Garcia...
Tetapi, apakah Garcia akan membantunya mencari Victor?
Asal tahu saja, penyebab utamanya adalah Garcia...
Tapi, apa pun itu, harus dicoba dulu.
Tracy menelepon nomor Garcia.
Telepon berdering begitu lama dan belum diangkat. Ia berkecil hati. Benar juga, di saat seperti ini,
Garcia mana mungkin mengangkat teleponnya?
la hampir mau menyerah. Tepat di saat ini, telepon tiba–tiba tersambung.
Terdengar suara Garcia, “Tracy!”
SU
“Ini aku....”
Di saat ini, hati Tracy ruwet saat mendengar suara Garcia...
Dalam benaknya terbesit insiden yang terjadi semalam dan terlintas beberapa keraguan...
Tuan.
Tracy benar–benar ingin bertanya, apakah Garcia terlibat di balik berita heboh ini?
Tetapi, Tracy juga tidak berani bertanya, ia takut akan kehilangan penyelamat satu–satunya.
“Ada apa?” suara Garcia terdengar tenang, ramah dan sungkan.
Tracy tidak bisa mendengar keanehan apa pun darinya. Dalam hatinya, ia mengagumi kualitas mental
Garcia.
Pada saat bersamaan, ia menertawakan dirinya yang tidak tahu apa–apa. Sebelumnya ia benar benar
mengira Garcia adalah wanita yang berpikiran sederhana, ia adalah anak yang tulus memperlakukan
orang lain…
Sebenarnya dibandingkan Alice, Garcia hanya lebih pintar menyembunyikannya.
“Aku ingin mencari Victor.”
Tracy berusaha agar suaranya terdengar tenang, ia tidak ingin terdengar kacau di hadapan Garcia.
“Kak Victor sakit.” Garcia terdengar pilu, “Semalam ketika ia pulang, tubuhnya tidak enak badan. Pagi
tadi ayahku memanggilnya sarapan, ternyata ia demam tinggi dan sekarang sedang tidur. Kami
membawanya ke rumah sakit. Sekarang orang tuaku sedang menjaganya di rumah sakit.”
“Bagaimana bisa?” Tracy tercengang, “Semalam saat kami berpisah, ia baik–baik saja...”
“Aku justru ingin tanya kamu.” Garcia bertanya balik, “Seharusnya kamu tahu, jantung Kak Victor tidak
baik sejak kecil, ia alergi dengan beberapa makanan. Apa kamu membawanya ke tempat yang tidak
bersih? Sehingga ia jatuh sakit?”
Tracy terdiam, jelas–jelas pelakunya ada di hadapannya. Tetapi, ia tidak bisa bertanya, dan malah
diserang balik!
la menggertakkan gigi dengan dongkol, dalam hati memarahi dirinya tak berguna…
“Sudahlah, aku harus ke rumah sakit menjenguk Kak Victor. Jaga dirimu, sampai jumpa!”
Garcia berbicara dengan sungkan, lalu menutup teleponnya.
Tangan Tracy yang memegang ponsel gemetaran. Garcia benar–benar menyembunyikannya cukup
dalam. Dulu ia sama sekali tidak mengetahuinya.
Victor memang kebetulan sakit atau ada yang melakukannya dengan sengaja?
Jika demi menghancurkan dirinya, Garcia melakukan sesuatu kepada Victor, maka ini benar benar
mengerikan.
Tapi, ada satu hal yang Tracy yakin.
Garcia sekeluarga mengandalkan Victor untuk bertahan hidup, ia tidak mungkin mencelakai Victor.…
Atau mungkin hanya alergi kecil biasa, menyebabkan demam dan diobati di rumah sakit.
Lalu, ia mengambil ponsel Victor di kesempatan ini....
Victor selalu polos dan sederhana. Ia tidak banyak pertimbangan. Ini normal.
Selama ia aman, maka tidak masalah...
Tetapi, jika sekarang tidak mencari pertolongan Victor, siapa lagi yang bisa membantunya?
Tracy panik...
‘kring kring kring...
Ponselnya tiba–tiba berdering, bunyi suara itu agak mendadak di dalam keheningan ini.
Tracy terkejut, ia menundukkan kepala dan melihat Alice yang meneleponnya. Ia bergegas menjawab,
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Halo....”
“Tracy, sudah lihat berita, ‘kan?” suara Alice terdengar dingin, ada rasa kepuasan setelah balas
dendam, “Sekarang kamu sudah tahu, ‘kan? Akibat mencari masalah denganku.”
“Dasar orang gila, kenapa harus melakukan ini?” Tracy meraung murka, “Bukankah kita sudah berjanji
dua hari? Batas waktu belum tiba, kenapa kamu mengekspos semua data itu di internet!
“Kenapa?” Hehehe....” suara tawa licik Alice terdengar menakutkan, “Kamu malah tanya kepadaku
kenapa? Video kamu berhubungan intim di mobil dengan Stanley tersebar di internet. Aku ditertawai
orang lain dan dipaksa Stanley untuk cerai. Kamu malah tanya aku kenapa?”
“Sama sekali bukan seperti itu, orang itu bukan aku...”
“Cukup!” Alice menyela ucapan Tracy, ia mengutukinya, “Aku muak dengan kemunafikanmu itu. Kamu
berpura–pura polos di depan orang, menipu sekelompok pria agar terpesona denganmu. Sebenarnya
kamu itu lebih licik daripada orang lain.”
“Alice dengarkan aku, wanita itu bukan aku. Semalam aku pergi dengan Victor...”
“Jangan bicara lagi. Aku tidak ingin dengar kebohonganmu.” Alice sama sekali tidak mendengarkan
ucapannya, “Kamu sengaja menuruti perkataanku. Setelah itu, kamu pergi merayu suamiku untuk
berhubungan denganmu. Dasar wanita jalang hina. Aku ingin sekali membunuhmu!”
“Kamu meneleponku hanya untuk memakiku?” Tracy menarik napas dalam menenangkan dirinya,
“Seharusnya kamu ingin bernegosiasi denganku, ‘kan?”
“Kamu.....”
“Alice, sini biar aku saja.” Telepon diambil alih oleh Beatrice, “Tracy, aku beritahu kamu, kami belum
mengekspos tiga anak haram itu, karena kami ingin memberimu satu kesempatan lagi!”
“Aku tahu, katakanlah, kalian ingin apa?”
Lubuk hati Tracy sangat tahu, sekalipun reputasinya sudah rusak, tetapi masalah anaknya belum
terungkap. Selama mereka berhenti tepat pada waktunya, menyuap media dan menarik berita itu.
Maka tidak akan mempengaruhi anaknya...
Ia tidak masalah dengan dirinya, tetapi jangan sampai anaknya ikut menderita!
“Sekarang juga kamu menikah dengan pria Thailand itu. Dan kamu harus menyatakan secara terbuka
di publik, lalu bawa tiga anak harammu ke Thailand...”
Setelah mengatakan ini, tak lupa Beatrice menambahkan, “Kamu jangan cemas, kami akan
memberimu uang dan memberimu rumah di Bangkok, agar kamu dan anakmu bisa hidup di
Thailand tanpa kekurangan!”