- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 239
Bab 239
Suara Daniel benar–benar lembut, matanya melengkung. Sungguh lengkungan mata yang indah.
Penampilan menawan dan tampan ini membuat Tracy tertegun seketika...
la seperti menggodanya, itu bukan perintah ataupun ancaman.
Tracy hampir saja terpesona, hingga ia meremas dagunya dengan kuat.
Tracy baru tersadarkan kembali. Beberapa saat tadi hanyalah rayuan iblis…
Detak jantungnya berdebar cepat scolah sedang melompat–lompat. Ia membuka mulut secara refleks,
namun ia tidak bicara sepatah kala pun....
Apa ia sungguh akan memberitahukan Icntang anaknya?
Pria seperti dirinya, yang sikapnya suka berubah–ubah. Jika tiba–tiba menjadi seorang ayah, apa
jadinya nanti?
Terlintas berbagai adegan di dalam benak Tracy.
“Soal matematika semudah itu tidak bisa? Aku akan mengurungmu di ruang rahasia untuk intropeksi.
Tidak makan tiga hari.”
“Bahkan kamu tidak bisa mengalahkan gurumu? Bagaimana bisa kamu menjadi anakku? Gantung
dirimu! Lakukan pelatihan iblis.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Menangis lagi? Aku paling scbal dengan anak yang suka menangis. Jika kamu menangis lagi, aku
akan menyegel mulutmu!”
LE
Tubuh Tracy bergidik gemetar, sekujur tubuhnya berkeringat dingin membayangkan hal–hal ini.
Orang seperti Daniel sedikit–sedikit mengurung orang di ruang rahasia. Sedikit–sedikit menatap orang
lain dengan tatapan menyeramkan. Sedikit–sedikit berlaku kejam, ia sama sekali tidak pantas menjadi
scorang ayah.
Selain itu, kematian ayahnya kemungkinan ada hubungannya dengan Daniel...
Tidak bisa, tidak boleh memberitahu dia.
Tetapi, meskipun dirinya tidak bicara, cepat atau lambat ia akan segera tahu.
Bagaimana ini?
Bagaimana ini?
Tracy sedang panik, tiba–tiba ponselnya berdering. Ia melihat ke segala arah mencarinya.
Sedangkan, Daniel dengan terampil mengeluarkan ponsel Tracy dari balik bantalnya...
Panggilan itu dari Victor!
Tracy terkesiap, ia lckas mengulurkan tangan merebut ponsel itu dan ingin menjawabnya...
Tetapi, ia dapat merasakan tatapan dingin Daniel. Tangannya terhenti, ia tidak berani menjawab.
Jari panjang Daniel menggeser layar menjawab telepon itu, tak lupa mode pengeras suara
dinyalakan....
Tangan salunya lagi meremas dagu Tracy, memberinya instruksi untuk bicara.
Tracy berbicara ‘Halo‘ dengan terpatah–patah. Terdengar suara cemas Victor dari sebrang telepon,
“Tracy, kamu di mana? Apa kamu baik–baik saja?”
“Victor, aku...
“Mami, Mami, Mami!”
Ucapan Tracy tiba–tiba disela oleh suara panggilan ketiga anaknya.
la tertegun seketika. Seluruh tubuhnya terdiam inembeku di tempat,
“Mami, kamu di mana? Cepat kembali, Carla kangen mami, huhu....”
Terdengar suara Carla yang imut bercampur tangisan menyentuh hati Tracy.
Tracy ingin menjawabnya, tetapi ia tidak berani bicara.
“Mami, kamu baik–baik saja, ‘kan? Apa ada orang jahal yang menindasmu? Carles akan membantu
mami menghajarnya.”
Suara Carles membawa semangat pria kecil, scolah tinjuan kecilnya terkirim kemari dari sebrang
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmtelepon dan menunjukkannya di hadapan Daniel.
Tracy menundukkan kepala, menggigit bibir bawahnya. Ia tidak berani bersuara.
la dapat merasakan Daniel sedang menatapnya. Tatapan seperti ingin membunuh.
“Mami, kenapa tidak bicara? Apa mami diculik? Kalau mami diculik, tolong bersuara hm dua kali.”
Carlos sclalu berpikiran terlogis di antara anak–anak seumurannya.
Jantung Tracy seperti tersangkut di tenggorokan, hampir melompat ke luar....
Daniel memicingkan mata dengan tajam dan menatap Tracy dingin. Tatapan itu bagaikan ribuan anak
panah tajam, hampir menembus jantungnya...
“Mami, Mami, Mami....”
Anak–anak masih memanggilnya di dalam tclepon.
Setelah itu, terdengar suara bibi Juni, “Nona, kamu baik–baik saja? Nona, bicaralah. Jangan menakuti
kami!”
Tracy tidak berani bicara satu kata pun, ia gemetaran.
Di saat ini, Victor yang berada di sebrang telepon merasakan sesuatu. Ia lekas menutup panggilan
telepon itu.
Tracy menundukkan kepala, tidak berani melihat Daniel. Namun, ia dapat merasakan aura dingin
terpancarkan keluar dari tubuhnya.
Hampir ingin membekukannya menjadi es....