- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 303
Bab 303
“Kuu ini bajingan!!!” Tuan Besar marah sampai sekujur tubuhnya gemctar.
Linda menutupi dahinya dan tidak bisa berkata apa–apa, dia mengira dengan menghasut
vaba untuk meminta Tuan Besar kemari, bisa menekan Daniel dan ia bisa segera mencapai
pernikahan yang bahagia.
Tidak disangka......
Bibir Tracy berkedut dan ingin menangis, tetapi tidak bisa meneteskan air mata. Dia mengira jika dia
mengucapkan kata–kata ini, Tuan Besar akan marah dan mengusirnya, lalu memerintahkan Daniel
untuk tidak bertemu dengannya lagi.
Dia pun bisa bebas dari cengkeramannya.
Tidak disangka...
Dia telah meremehkan Daniel!!
“Kakek jangan marah.” Daniel bangkit dan berjalan mendekatinya, dia mengelus–elus punggung.
kakeknya, “Jika marah sampai merusak kesehatan bagaimana? Jika terjadi sesuatu, maka tidak bisa
melihat cicitmu lahir.”
Hati Tracy gemetar, tidak bolch membiarkan pria tua ini tahu tentang ketiga anaknya, kalau tidak, dia
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtpasti akan merampas anak–anaknya.
“Kamu ini bajingan
Tuan Besar meninju Daniel dengan marah.
– “Kakek jangan marah, jangan marah.” Linda bergegas bangun untuk menenangkannya dan
bertcriak dengan marah pada Tracy, “Semuanya salah kamu, masih tidak cepat pergi??”
Tracy kembali sadar, dia bergegas bangun dan pergi.
Lily maju ke depan untuk memapalinya.
Setclah naik ke mobil, Tracy bersandar di kursi, tampaknya seperti hidupnya sudah tidak ada artinya.
Kesempatan terakhir juga sudah hilang, apa seumur hidup ini dia sudah tidak bisa melepaskan diri dari
Daniel?
“Tuan Daniel juga sangat ingin melepaskan diri dari masalah pernikahan, dia sengaja melawan
kakeknya.” Lily berkata dengan tersenyum, “Di saat seperti ini Anda scharusnya berpihak padanya.”
“Aku?” Tracy tersenyum dengan tidak berdaya, “Aku berharap dia cepat menikah dengan Linda dan
cepat melepaskanku.”
Saat mengucapkan kata–kata ini, dia sedikit bertentangan dengan hatinya.
Memang benar dia ingin melepaskan diri dari Daniel, tetapi sebenarnya dia tidak ingin melihat Danici
menikah dengan Linda...
Wanita itu terlalu jahat dan tidak sepadan dengannya.
“Nona Tracy, Tuan Daniel memperlakukanmu dengan tulus.” Lily tidak bisa menahan diri dan menobela
napas. “Saya tidak pernah melihat dia mcmpcrlakukan wanita dengan sepenuh hati.”
“Dia hanya merasa segar sesaat.” Mental dan fisik Tracy sangat kelelahan, “Lagi pula, kekerasan
sepenuh hati scperti ini, lebih baik lupakan saja.”
“Namun......” Lily baru mau berkata, ponsel Tracy berbunyi, Bibi Juni yang mencleponnya.
Dia bergegas mengangkat telepon, “Halo, Bibi Juni!”
“Halo, saya adalah pengelola dari Apartemen Bahagia No.1, orang tua dari keluargamu jatuh pingsan
di depan komplek, apa kamu keluarganya? Mohon segera datang ke Klinik Welas Asih di sebrang
komplck.”
“Baik, saya segera ke sana.....
Tracy terkejut dan buru–buru berkata kepada Lily, “Cepat, antar aku pergi ke Klinik Welas Asih.”
“Anda jangan khawatir.” Lily segera meminta sopir untuk bergegas ke sana.
Dalam perjalanan, Tracy mengkonfirmasi situasi secara detail dengan pihak pengelola: Bibi Juni
kembali dari membcli sayur tadi pagi, jatuh pingsan di dalam list, pihak pengelola melihatnya melalui
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmkamera pengawas dan segera mengantarnya ke rumah sakit.
Tracy bergegas pergi ke klinik, dia melihat Bibi Juni yang berbaring di ranjang pasien dan bergegas ke
sana: “Bibi Juni......”
Karena terburu–buru, pinggangnya sakit lagi, dia berkeringat.
“Nona, kamu kenapa?” Wajah Bibi Juni pucat, tetapi masih memberi perhatian pada Tracy.
“Aku baik–baik saja.” Tracy menggenggam tangan Bibi Juni dan bertanya dengan cemas, “Bagaimana
denganmu? Tidak cnak badan di bagian mana?”
“Mungkin tidak tidur nyenyak semalam, kepalaku sedikit pusing. Aku hanya perlu pulang minum sedikit
teh jahe dan tidur, semua akan baik–baik saja.” Bibi Juni membuka selimut dan mau turun dari ranjang,
“Nona, ayo kita pulang.”
“Tidak boleh, raut wajah bibi kurang baik belakangan ini, harus diperiksa dengan baik.” Tracy segera
berkata kepada Lily. “Dokter Lily, tolonglah!”
“Jangan khawatir, saya akan mengaturnya.”
Lily segera meminta orang untuk mengantarnya ke rumah sakitnya untuk menjalani pemeriksaan
secara lengkap.
Tracy juga pergi bersama dan sekalian mengobati pinggangnya.
Bibi juni mengingatkannya berulang kali: “Nona, anak–anak pulang sekolah pukul 3.30, tidak ada orang
di rumah, nona harus pulang lebih awal.”
“Jangan khawatir.”