- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 334
Bab 334
Carlos mendoncak, ia mclihat sepasang mata dingin dan arogan scrta sudut bibir yang terangkat
setengah senyum, “Anak kecil, kamu pernah mendengar Grup Sky Well?”
Tubuh Daniel tinggi dan ramping seperti seekor binatang buas, menatap Carlos yang lemah dan kecil
dengan arogan.
Di saat ini, satu besar satu kecil, kedua mata mereka saling bertemu dan membentuk perbedaan yang
kontras.
“Kamu?” Carlos langsung menatap mata Daniel, keningnya berkerut, kedua tangan kecilnya
menggepal erat
“Ah...”
Carla tiba–tiba berteriak ketakutan, ia segera bersembunyi di belakang Tuan Besar. Tangan kecilnya
memegang ujung bajunya. Ia ketakutan hingga gcmctar.
“Jangan takut, jangan takut!” Tuan Besar segera melindungi Carla di belakangnya dan
menenangkannya dengan lembut, “Carla, ini adalah cucuku. Dia bukan orang jahat.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtSetelah berbicara, ia menunjuk Daniel sambil bergumam, “Lihatlah dirimu, kainu menakuti mereka.”
“Dia adalah cucu kakek?” Carlos terkejut.
“Dia, dia, dia...
Carla ketakutan bingga berbicara terbata–bata, la gemetaran bersembunyi di belakang badan Tuan
Besar.
“Kenapa? Apa tidak mirip?” Daniel menyunggingkan senyuman, sebuah senyuman palsu, “Jangan
takut, paman tidak akan menyakiti kalian. Panan akan mengantarkan kalian pulang
“Tidak usah.” Carlos mengernyitkan alis dan memelototi Daniel dengan marah.
“Carlos, kamu kenapa?” Tuan Besar merasa sikap Carlos anch. Ia segera mendekat membujuknya,
“Jangan takut, kalau kamu tidak ingin dia mengantarkan kalian pulang. Biar kakek saja yang anlar.”
Setelah itu, ia mengernyitkan kening berbicara pada Daniel, “Lihat, kamu buat anak–anak takut. Tidak
perlu kamu antar, aku akan mengantar mereka pulang.”
“Aku tidak melakukan apa–apa.” Daniel merentangkan tangan tanpa daya, “Apa wajahku tampak
menakutkan?”
luar sana, jangan menakuti anak–anak. Tuan Besar mendorongnya dengan kesal.
“Kakek, aku adalah cucu kandungmu.”
Daniel kehilangan kata–kata. Pria tua ini, setelah bertemu dengan anak lain, ia mengabaikan cucu
kandung sendiri.
“Aku suruh kainu keluar, kamu tidak dengar?” Tuan Besar mengangkat tongkatnya ingin memukul
Daniel.
“Carlos, Carles, Carla....”
Tepat di saat ini, beberapa suara lembut terdengar. Ternyata Bu Desy, Bu Brenda dan beberapa guru
lainnya mempercepat langkah masuk ke dalam kamar pasicn...
“Akhirnya bertemu dengan kalian. Kalian menakuti kami.”
“Benar sekali, kami telah lapor polisi.”
“Bu Desy, Bu Brenda, Bu Vio!” Carla bergegas berlari ke dalam pelukan Bu Brenda, hampir saja
membuat Bu Brenda jatuh ke lantai, “ITuhu, senangnya bericmu kalian!”
“Kami terus mencari kalian kemana–mana.” Bu Brenda mcmcluk Carla crat.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Bu guru, kenapa kalian bisa kemari?”
Carlos melihat para guru dan polisi di belakang mereka. Alis kecil yang tadinya menegang mulai
melonggar, dalam seketika ada rasa aman.
“Bu Guru... Carles melihat guru seperti melihat orang terdekat. la sangat ingin bangun dari ranjang
“Jangan bergerak, jangan bergerak.” Bu Desy maju mcmapah Carles, “Jangan takut, kami datang
menjemput kalian pulang” “Sekarang sudah tenang?” Daniel merentangkan tangan kepada Tuan
Besar, “Pulanglah dengan tenang. Serahkan urusan ini padaku!” ||
“Setidaknya tidak pernah lalai dalam menangani sesuatu.” Tuan Besar mcmclotouinya, lalu
mengingatkannya dengan serius, “Harus mengembalikan anak ke orang tua mereka dan juga jangan
menakuti mereka.”
“Wajah cucumu memang mendominasi, apa boleh bual.” Daniel tampak tak berdaya.
“Kamu tidak bisa tersenyum sedikit? Ramah sedikit?” Tuan Besar berkata dengan kesal, “Kamu selalu
berwajah cemberut, mengernyitkan kening. Memangnya anak–anak tidak akan takut padamu?”
“Toh bukan anakku, untuk apa aku tersenyum pada mereka?” jawab Danic).
“Sialan, cepat atau lambat aku akan mati dibuat marah olchuu!!” Tuan Besar menggunakan tongkat
memukul pantatnya dengan keras, “Kalau kamu bisa melahirkan anak segemas ini, aku tidak perlu
mati dengan khawatir!”