- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 335
Bab 335
Akhirnya anak–anak merasa aman setelah melihat guru yang mereka kenal.
Tuan Besar pergi sciclah berpamitan dengan mereka. Sebelum pergi, ia berulang kali
utkan anak–anak. Jika bertemu kesulitan atau bahaya boleh menelepon dirinya kapan pun. Ia akan
segera tiba di sisi mereka melindungi mereka.
Ketiga anak tersentuh memeluk Tuan Besar, lalu berpamitan dengannya.
Paranncdis miembawa ketiga anak ke dalam mobil mcdis dengan ditemani scorang dokter spesialis
anak dan tiga orang perawat. Tiga orang guru juga bersama–sama mengantarkan mereka pulang
Situasi ini membuat anak–anak dari kaunar pasien lain merasa iri.
Mobil polisi memimpin jalan, di tengah ada mobil mcdis dan mobil Daniel mengikuti dari belakang.
Mereka bersama–sama menuju Jalan Bahagia.
Di saat ini, Tracy yang berada di rumah telah menemukan ponselnya. Daya ponsel sudah habis, jadi ia
ingin mengisi daya.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Bawa pengisi daya dan isi di dalam mobil. Sckarang rumah tidak aman.” Victor membawa mantelnya.
“Iya.” Tracy mengikutinya dari belakang buru–buru meninggalkan.
Kedua orang itu naik mobil dan langsung menuju vila taman bergaya Tiongkok milik Tuan Besar di
pinggiran utara.
Di sepanjang perjalanan, Tracy melihat jalan yang familiar lewat jendela. Hatinya benar–benar sesak.
Ia ingin sekali cepat berjumpa dengan anak–anak. Entah apa pun yang terjadi, ia tidak ingin berpisah
dengan mereka lagi.
“Tracy, jangan cemas.” Victor menggenggam erat tangan Tracy. “Nanti saat kita bertemu Tuan Besar,
kita beritahu segalanya pada dia. Ia pasti meminta Daniel melepaskan anak–anak.”
“Semoga begitu..”
Tracy menghela napas dalam–dalam. Ia mengalihkan pandangan, lalu membuka ponselnya.
la yang saat ini sama sekali tidak menyadari jalan di sebrang hutan sana, ada gerombolan mobil anak–
anak yang sedang menuju ke rumah...
Saat ponsel dibuka, Tracy melihat berbagai telepon nomor asing dan sebuah pesan. “Astaga, ternyata
Carlos meneleponku. Aku malah tidak mengangkat teleponnya.” seru Tracy.
“Kapan dia telepon?” tanya Victor
“Ini salahku, salaliku....” Tracy sungat merasa bersalah. “Kenapa aku tidak langsung mendapatkan
kabar mereka? Carlos tidak dapat menghubungiku, ia pasti sangat cemas.”
“Jangan bicarakan ini dulu, segera telepon balik.” Victor mengingatkannya.
“Iya.” Tracy mcnclcpon nomor perawat itu. Dengan cepat, panggilan tersambung....
“Halo.”
“Halo, aku adalah Mami Carlos, namaku Tracy. Apakah kalian dari Rumah Sakit Prima? Apakah tiga
anakku sedang bersama kalian?”
“Benar, benar. Kami dari Rumah Sakit Prima. Dua hari ini, tiga anak–anak menginap di sini, ictapi
setengah jam lalu telah dijemput pergi..”
“Dijemput? Siapa yang jemput?” tanya Tracy cepat.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Presdir Daniel.” scru perawat itu, “Bukankah mereka sudah menghubungimu? Apakah Anda tidak
tahu?”
Mendengar ucapannya, Tracy tiba–tiba merasa ngeri. Anak–anak dijemput pergi oleh Daniel. Dijemput
pergi? Baru setengah jam yang lalu....
“Halo, halo, Anda masih di sana?”
Perawat berteriak dari sebrang telepon, tetapi Tracy sudah tidak mampu mendengar lagi. Tangannya
yang gemetar menutup telepon itu dan langsung menelepon Daniel.
“Tracy, tenangkan dirimu...” Victor baru saja ingin menutup teleponnya, tetapi panggilan itu telah
tersambung.
“Sudah tahu mencariku?” terdengar suara dingin Daniel.
“Daniel, kamu gila, benar–benar gila!” Tracy berteriak marah, “Kenapa kamu menculik anakku?
Kenapa???”
Di sebrang telepon sana, telinga Daniel hampir tuli mendengarnya. Ia mengernyitkan kening,
menyalakan mode pengeras suara dan berbicara dengan dingin, “Tidak ingin bertemu anakmu? Kalau
begitu lanjutkan memarahiku!”
Setelah berbicara, ia mematikan telepon....
“Kamu....” Tracy clum sempat berbicara, sudah terdengar suara ‘tut tut‘. Ia sangat murka hingga
tangannya gemetar…