- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 345
Bab 345
Saat Subuh, Tracy sedang bermimpi di dalam tidurnya. Tiba–tiba, Carla masuk ke kamarnya dan
masuk ke dalam pelukannya.
“Carla!” Dalam sekejap Tracy terbangun, ia masih belum sempat merespons. Carla sudah terlebih
dahulu memeluk wajah Tracy dan tidak berhenti menciumnya hingga wajahnya penuh dengan air liur,
“Mami, Carla sangat rindu padamu!!”
“Mami juga rindu kamu!” Tracy memeluk Carla crat, “Carla anak baik, kedepannya Mami tidak akan
meninggalkan kalian lagi.”
“Huhuhu, Mami liarus menepati janji.” Carla mengerucutkan bibirnya, air mata memenuhi matanya,
“Jika kedepannya Mami membuang Carla lagi, Carla juga tidak akan menghiraukan Mami lagi.”
“Mami tidak membuangmu, Mami hanya iclat datang, tidak berhasil mcnjemput kalian.” Tracy
menangkup wajah gemuk Carla dan lekas menjelaskan, “Mami minta maal pada kalian. Carla jangan
marah lagi ya, oke?”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Hng!” Carla sengaja memalingkan wajahnya, mengerucutkan bibir berkata, “Kecuali Mami
membuatkanku bakpao babi, aku baru akan memaafkan mami!”
“Oke, oke. Sekarang jugi Mami buatkan bakpao babi.” Tracy Ickas bangkit dari ranjang.
“Mami, Mami...” terdengar suara Carles memanggil dari sebrang kamar. “Kak Carlos, cepat papah aku
keluar bertemu Mamil
“Tunggu sebentar, bel pintu berbunyi. Aku cek dulu siapa yang datang.”
Carlos mengenakan sandal, lalu membuka pintu dulu.
“Carla, kita bersama–sama ke tempat kak Carles, ya.” Tracy mengendong Carla berjalan keluar tanpa
beralas kaki.
Satu tangan Carla merangkul Icher Tracy, satu tangan lainnya melambai ke arah Carles, “Kak Carles,
kami datang!”
“Mami...” Carles merentangkan kedua tangannya sembari memanggil Tracy,
“Mami!” Carlos berteriak dari ruang tamu. “Dokter Denisc dan kakak–kakak perawat sudah datang.”
“Selamat pagil” Paramedis menyapa Tracy dan anak–anak.
“Pagi, silakan masuk” Tracy lekas menyapa balik.
“Aduh, Carla cepat turun.” Dokter melihat Tracy mengendong Carla, “Mami kamu masih punya luka di
bagian pinggang, tidak boleh mengangkat barang berat.”
Seorang perawat mulai maju mengendong Carla dan membujuknya dengan lembut, “Carla anak baik,
Mami ada luka di bagian pinggang, beberapa hari ini biar Kakak yang menjagamu, ya.
“Baik.” Carla mengangguk dengan patuh, lalu mendongak melihat Tracy, “Mami, pingganginu kenapa?”
“Sedikit terluka, bukan cedera serius. Beberapa hari akan membaik kok.” Tracy menarik Dokter Denise
dan bertanya, “Bagaimana kamu bisa tahu di pinggangku ada luka?”
“Pak Ryan yang bilang.” Dokter Denise menjelaskan dengan suara rendah, “la bilang pinggang Anda
ada luka, tidak boleh melakukan pekerjaan berat. Meminta kami harus berhati–hati, dan juga hari ini
akan mengatur dokter kemari untuk mengobati luka pinggang Anda.”
Saat sedang berbicara terdengar seruan bibi Juni dari luar, “Anak–anak sudah pulang? Carlos, Carles,
Carla...”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
“Nenek...” Carlos dan Carla bergegas keluar begitu mendengar suara bibi Juni.
Carla seperti bola kecil berlemak yang jatuh kedalam pelukan bibi Juni, ia memeluk leher bibi Juni
sambil bermanja. “Nenck, kami rindu sekali padamu!”
“Carla anak baik, Nenck juga sangat merindukanmu.” bibi Juni tak kuasa menahan air mata begitu
melihat anak–anak. Ja menarik Carla dan Carlos, lalu memeriksa mcrcka dengan cermat, “Biar Nenek
liliat, apa kalian terluka? Apa ada yang menindas kalian?”
“Tidak ada, kami baik–baik saja.” Carlos langsung memperhatikan lubang jarum dan kain kasa lempat
bibi Juni terluka, “Nenek kamu kenapa? Sakit?”
“Nenek baik–baik saja. Selama dapat melihat kalian, tubuh Nenek langsung sehat.” Satu tangan bibi
Juni memeluk Carla, satu tangan lainnya memeluk Carlos. Air matanya tak berhenti mengalir keluar,
“Mana Carles?”
“Carles di dalam kamar.” Carla menunjuk kamar sambil menjawab, “Kakinya terluka, tidak bisa turun
dari ranjang.”
“Hah? Carles kenapa?” Dalam seketika bibi Juni khawatir, “Cepat bawa nenek ke sana.”
“Hanya luka kecil, bibi jangan khawatir.” Tracy mendekat dengan mata memeralı, ia menarik Bibi Juni,
“Kenapa bibi pulang? Bukankah sedang rawat inap di rumah sakit?”
“Dokter Lily yang mengantarku pulang.” Bibi Juni menunjuk Lily dan dua perawat di belakang.