- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 374
Bab 374
Ketika Tracy kembali ke rumah, ia melepas sepatunya, dan bersiap untuk meletakkan barang
barannya ke dalam kamar, kemudian Carla berlari keluar dari kamar: “Manni sudah kembali. Mami ––”
“Oh, Carla, kamu selesai mandi.”
Tracy berjongkok dan mcmcluknya, menggosok rambutnya yang basah.
“Mami, kami nicmbawa banyak makanan enak, ada di dapur.”
Carla baru saja sclesai mandi, terbungkus jubah mandi merah muda kecil yang lucu, rambutnya masih
basah, dan wajah kecilnya yang lembut terlihat segar.
“Terima kasih, Carla!” Tracy mencium wajahnya, sorotan matanya penuh cinta, “Hari ini, mainnya
senang?”
“Senang sekali, Kakek membelikan kami banyak makanan enak, dan juga membelikan kastil dongeng.
Kakek juga membeli TK apel.”
Carla dengan semangat menceritakan apa yang terjadi hari ini, berbicara dengan alis naik turun seperti
scdang menari, dan matanya penuh cahaya.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Baguslah kalau kamu senang.”
Tracy melihat ekspresi bahagia Carla dan sangat lega. Faktanya, anak–anak tidak hanya
membutuhkan kasih sayang seorang ibu, ictapi juga lebih banyak kasih sayang dari keluarga yang
lainnya,
Bahkan, tidak peduli seberapa baik dia sebagai scorang ibu, chia tidak akan pernah bisa menggantikan
kasih sayang dari kerabat lainnya...
“Carla, kamu harus mengeringkan rambut, kalau tidak, nanti akan masuk angin” Terdengar suara
perawat cantik, ia menatap Carla sambil tersenyum.
“Ayo sana.” Tracy dengan lembut mendorong Carla.
“Mami, aku akan mengeringkan rambutku dulu, dan aku bercerita nanti.
Carla memutar pantat kecilnya yang gemuk dan berlari menuju kamar mandi dengan kaki pendeknya.
Tracy menatapnya dengan senyum di wajahnya, sampai punggungnya benar–benar menghilang dari
pandangannya, dan kemudian dia melihat Carlos berdiri di ambang pintu kamarnya, diam diam
mcnatapnya.
“Carlos!” Tracy menghampirinya sambil membawa barang–barangnya. Ia melihat Carlos telah berganti
piyama, dan rambutnya tampak seperti habis dicuci, “Kainu sudah mandi?”
“Iya” Carlos mengangguk, dan matanya tertuju pada tas pakaian di tangannya, “Mami, apa mami pergi
berbelanja?”
“Ya, di mal sebelah sedang ada diskon, jadi mami kesana membeli beberapa pakaian.” Ketika Tracy
berbohong, dia tidak berani menatap mata Carlos, “Baju–baju ini murah, hanya beberapa puluh ribu
sepotong.”
“Mami harusnya membeli lebih banyak pakaian baru, mami dari teman sekelasku di sekolah
berdandan dengan cantik.” Carlos berbicara sambil mengeluarkan sekotak pizza dan sekotak jus dari
dapur, “Mami, ini kita bungkus untuk mami, dan juga ada sayap ayam...”
“Bagus, perut mami lapar.” Tracy sangat gembira, “Carlos, kamu taruh di atas meja, dan mami akan
kesana setelah berganti pakaian.”
“Oke.” Carlos mcletakkan makanan di atas meja, lalu perawat datang membawakan dua gelas kosong.
Tracy segera mengganti pakaiannya, dan Carlos menuangkan jus dan menyerahkannya kepada Tracy.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmTracy minum segelas jus dalain satu tarikan napas, dan kemudian menggigit pizza dengan lahap:
“Masih panas, enak.”
“Aku meminta perawal memanaskannya.” Carlos minum jus dan menemani Tracy makan.
“Carlos, kamu juga makan.” Tracy mengambil sepotong pizza dan menyerahkannya kepada Carlos.
“Aku sudah makan, dan aku masih kenyang” Carlos menepuk perutnya yang membuncit, “Karena
terlalu kenyang, aku tidak bisa tidur.”
“Kalau begitu jalan–jalan lulu saja dan bermain dengan Roxy.” Tracy menggosok perut kecilnya.
“Roxy terus tidur selama dua hari ini, seperti tidak akan bangun lagi.” Ketika berbicara soal Roxy,
Carlos menunjukkan wajah sedih, “Malam ini, Roxy terbangun, memanggil beberapa kali, lalu tertidur
lagi. Mami, apa Roxy sakit? Apa kita perlu membawanya ke dokter?”
“Mami sudah membawanya ke dokter, dan dokter bilang, Roxy hanya mabuk. Setelah tidur selama tiga
hari, dia akan bangun dengan sendirinya, semuanya akan baik–baik saja.” Tracy meminum jusnya.
“Uh... Mabuk?” Mata Carlos membelalak, “Kenapa Roxy bisa minum alkohol?
“Itu si bodoh tak berotak yang memberinya alkohol.”
Tracy berkata dengan santai, setelah mengatakannya, terlintas wajah dingin Daniel di benaknya,
sampai membuatnya merinding...