- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar Bab 1145
Bab 1145
“Apa dia mendengarnya?” Thomas sedikit khawatir.
“Seharusnya tidak.” Ryan tidak berpikir terlalu banyak, “Carles tidak seperti Carlos, dia tidak bisa
merahasiakan apa pun.”
“Benar juga.” Thomas menganggukkan kepalanya, “Malam ini kita kembali, ‘kan? Aku akan menelepon
Paman Sanjaya.”
“Iya.”
Thomas mulai melanjutkan pekerjaannya dan Ryan berjaga di luar kamar Daniel.
Setelah kembali ke kamar, kedua pelayan wanita itu bersiap menyiapkan air mandi, tetapi Carles
malah berkata, “Kedua kakak cantik, kalian keluar saja, aku mandi sendiri saja.”
“Hari ini kenapa? Bukankah biasanya kamu senang kami membantumu mandi?” tanya pelayan wanita
itu sambil tersenyum.
“Aku sudah besar, tidak boleh membiarkan kalian terus–menerus membantuku mandi....” Carles sedikit
sungkan.
“Hehe, Carles sudah bisa merasa malu.” Pelayan wanita yang satunya tersenyum.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Duh, wajahku sudah mulai merah.” Carles bermanja sambil memegang wajah mungilnya, “Aku sudah
lapar, kalian bantu aku menyiapkan makanan saja. Aku mau makan setelah selesai mandi.”
“Baik, kami akan menyiapkannya sekarang.”
Setelah kedua pelayan wanita itu pergi, wajah Carles langsung terlihat muram, dia segera menelepon
Carlos melalui jam tangan pintarnya.
Setelah berdering lama, panggilan itu baru diangkat, suara Carlos masih terdengar mengantuk, “Ada
apa, Carles?”
“Kak Carlos, Papi mungkin sakit.” Suara Carles sedikit terisak, “Tadi aku baru saja mendengar Paman
Thomas dan Paman Ryan berbicara, mereka ingin membujuk Papi berobat...”
“Papi kenapa? Sakit apa?” ujar Carlos buru–buru bertanya.
“Aku juga tidak tahu, tapi aku merasa belakangan Papi semakin kurus, semangatnya juga tidak sebaik
dulu.” Hidung Carles terasa perih dan matanya sudah basah, “Kak Carlos, bagaimana ini? Apa akan
terjadi sesuatu pada Papi? Aku takut.”
“Kamu jangan panik dulu, cari tahu dulu Papi sakit apa.” Carlos lebih tenang. “Mungkin hanya flu dan
masuk angin saja. Atau Papi tidak bersemangat karena Mami membawaku dan Carla pergi?”
“Menurutku, tidak seperti flu, Papi tidak beringus, tidak bersin, juga tidak demam...”
“Kalau begitu, kamu harus cari tahu Papi sakit apa, lalu beri tahu aku. Ini adalah tugas barumu!”
“Oke, aku akan segera mencari tahu.”
“Ya, masih ingat yang kuajarkan padamu? Saat menghadapi masalah harus tenang, jangan panik....
“Ingat, tadi aku juga melakukan seperti itu, jadi Paman Thomas dan Paman Ryan tidak mencurigaiku.”
“Baguslah jika begitu, jangan panik, selama ini kesehatan Papi sangat baik. Meski jatuh sakit, juga
tidak akan parah. Tapi, kamu harus mencari tahu dulu, lalu beri tahu aku, mengerti?”
“Iya...”
Setelah menutup telepon, Carles yang teringat nasihat Carlos langsung kembali bersemangat, karena
merasa tanggung jawabnya sangat besar.
Sedangkan Carlos yang ada di ujung telepon itu tidak bisa tidur lagi.
Dia tahu, pagi tadi saat Tuan Besar Louis datang mencari Maminya, Tuan Besar Louis pasti sudah
mendapatkan apa yang ia inginkan. Jika tidak, tidak mungkin ayah dan anak itu begitu gembira saat
pergi tadi....
Di saat seperti ini, Papi malah sakit...
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmBagaimana ini?
Saat sedang memikirkan ini, tiba–tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar, lalu terdengar suara
Tracy, “Carlos, kamu sudah bangun?”
Carlos buru–buru beranjak dari ranjang dan membuka pintu, raut wajahnya langsung muram saat
melihat Tracy berdiri di luar dengan pakaian glamor, “Mami mau pergi ke mana?”
“Mami mau pergi ke perusahaan sebentar.” Tracy membungkukkan tubuhnya dan berbicara sambil
memegang wajah Carlos, “Nanti setelah bangun tidur siang, kamu temani Carla bermain sebentar. Lalu
jam 3 sore, harus sekolah online, ya.”
“Ya.” Carlos menganggukkan kepalanya, “Bukankah Mami tidak perlu mengurus
urusan bisnis dalam negeri Grup Moore? Kenapa tiba–tiba pergi ke perusahaan?”
“Ada sebuah konferensi pers yang harus Mami hadiri,” ujar Tracy singkat, “Mami sudah harus pergi.
Kamu harus patuh di rumah, ya. Jika butuh sesuatu, cari Kak Paula dan Bibi Lanny.”
“Mami....”
Carlos menarik lengan baju Tracy, dia sudah bisa menebak konferensi pers apa itu.
Dia tidak ingin Maminya menghadirinya, tetapi setelah teringat perkataan Papinya untuk tidak ikut
campur, dia pun melepaskan tangannya, “Sudah tidak apa, Mami pergi saja.”