- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar Bab 1150
Bab 1150
Setelah Daniel mengatakan itu, semuanya mulai mengerti.
Ada yang berspekulasi dan merasa Daniel memang seharusnya kembali ke Negara Maple untuk
menangani masalah di sana. Meski dalam wasiat Tuan Besar tertulis bahwa dia meninggalkan semua
asetnya untuk ketiga cicitnya, sekarang tetap saja Daniel yang harus mewakili mereka untuk
mengurusnya.
Sekarang Presdir Devina sudah tidak ada, Tuan besar juga sudah tiada, tetap harus Daniel yang
menangani semua masalah di sana....
Namun, dia tidak bisa mengumumkan semua hal ini, agar pihak tertentu tidak mengetahuinya.
Bagaimanapun, tim manajemen Grup Wallance tidak sepatuh orang–orang di Sky Well.
Jadi, mereka lebih menerima alasan, Daniel ingin menyelesaikan masalah di Negara Maple.
Semua orang pun menghela napas lega, hanya Direktur Toni dan Winnie yang terlihat seperti punya
beban berat.
Setelah rapat, Daniel kembali ke ruangannya untuk menandatangani setumpuk dokumen penting
terakhir..
Direktur Toni mengetuk pintu dan masuk, lalu bertanya dengan lugas, “Apa liburan Anda terkait
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtmasalah Nona Tracy?”
“Anda sudah melihat berita?”
Sekarang Daniel semakin menghormati Direktur Toni. Meski pak tua ini sangat keras kepala, saat
perusahaan menghadapi masalah, pak tua ini selalu berjuang bersamanya dan tidak pernah
menyerah.
“Sudah.” Direktur Toni menghela napas, “Ah, masalah di dunia ini tidak bisa ditebak, aku tidak mengerti
percintaan anak muda, aku hanya berharap Anda tidak terpukul karena masalah ini....”
“Apa di mata Anda, aku adalah orang yang begitu kekanak–kanakan?”
Daniel terus menandatangani dokumen tanpa mengalihkan pandangannya.
“Anda benar–benar akan pergi ke Negara Maple?” Direktur Toni mengerutkan keningnya, “Yang aku
tahu, Tuan Sanjaya sudah mengurus masalah di sana....”
“Ya, Paman Sanjaya memang sudah mengurus masalah di sana.” Daniel menghentikan gerakan
tangannya, “Aku mengajukan cuti bukan karena masalah kantor pusat. Sebenarnya karena aku sakit,
jika masih tidak menerima pengobatan aku akan meninggal.”
“Apa?” Direktur Toni sangat terkejut, “Anda jangan menakutiku.”
“Sebaiknya Anda saja yang mengetahui tentang hal ini,” ujar Daniel dengan ekspresi serius, “Aku
sudah meminta pengacara menyiapkan surat wasiat. Jika terjadi sesuatu padaku, maka Anda dan
Paman Sanjaya yang akan mengurus perusahaan. Warisanku akan kuberikan pada ketiga anakku....”
“Sakit apa?” Direktur Toni langsung panik.
“Tidak parah, tapi tetap ada risiko,” ujar Daniel singkat, “Tapi, tetap harus berjaga jaga. Serah terima
pekerjaan yang harus dilakukan, tetap harus dilakukan.”
“Tapi....”
“Tidak perlu khawatir, kemungkinan besar tidak akan merepotkan Anda.” Daniel tersenyum, “Aku juga
ingin menanganinya sendiri, bagaimanapun, Anda juga sudah berumur, tidak bisa bekerja terlalu keras
lagi.”
“Dasar bocah tengik, di saat seperti ini kamu masih bisa bercanda denganku.” Direktur Toni sangat
kesal, “Sebenarnya perkataan mana yang benar dan mana yang tidak? Bisakah kamu mengatakan
yang sebenarnya padaku?”
“Yang kukatakan sekarang adalah kenyataan.” Daniel menyerahkan sebuah dokumen pada Direktur
Toni, “Anda dan Paman Sanjaya masing–masing memiliki dokumen ini satu rangkap, Anda harus
menyimpannya dengan baik!”
“Apa ini?” Direktur Toni membuka dokumen itu dengan perlahan.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Lihat saja pelan–pelan. Aku sudah selesai menandatangani dokumen, aku pergi dulu.”
Setelah menandatangani dokumen terakhir, Daniel meletakkan pulpen, lalu berdiri dan pergi...
Direktur Toni membuka dokumen itu, ternyata isinya adalah surat wasiat Daniel....
Seperti yang Daniel katakan tadi, isi surat wasiat itu adalah jika Daniel meninggal, hak kepengurusan
Grup Wallance akan diserahkan sepenuhnya padanya dan Sanjaya.
Seluruh aset Grup Wallance akan diberikan kepada ketiga anak Daniel, berikut rencana
pembagiannya.
Bahkan, secara khusus dijelaskan, setelah Carlos berusia 12 tahun, dia bisa memilih untuk mengambil
alih perusahaan di bawah bimbingan Sanjaya.
Sedangkan seluruh aset pribadi Daniel diberikan kepada Tracy, ibu dari anak anaknya!
Namun, masa berlaku surat wasiatnya adalah setahun. Jika terjadi sesuatu pada Daniel yang
menyebabkannya meninggal dunia dalam jangka waktu setahun ini, maka akan dilaksanakan sesuai
wasiat ini….
Setahun kemudian, wasiat ini akan hangus secara otomatis.
“Ini… ini....”
Tangan Direktur Toni yang memegang surat wasiat itu gemetar. Sekarang dia sudah percaya, Daniel
benar–benar sakit, bahkan mungkin akan membahayakan nyawanya.